Ngenes amat lo

54 63 13
                                    

Velin pov

Aku baru saja keluar dari toilet. Tadi aku ke toilet karena sekarang jam pelajaran ke-3 jamkos, dan aku gak tau mau ngapain, jadi aku duduk syantik ae dikelas. Karena dikelas panas+pengap jadi teh aku ketoilet untuk cuci muka biar fresh.

Sekarang aku lagi mau otw ke perpus buat ngadem+numpang wifi. Etss, jan salah aku ni pinter tapi jarang belajar loh. Soalnya waktu aku SMP di Korsel, aku itu les dibanyak tempat. Bahkan waktu itu aku sudah diajarkan pelajaran anak SMA.

Back to topic

Aku sekarang dah nyampe di perpus.

Ceklek~

Ketika aku buka pintu pemandangan yang ku lihat adalah seorang lelaki yang tak asing untukku. Ya benar, dia adalah pantri atau nama aslinya Dava.

"Ck." Aku berdecak sebal.

"Kenapa harus ada ini manusa coba. Au ah, bodo amat gw balik lagi aja kekelas." Batinku sebal.

Waktu aku ingin membalikkan badan tiba tiba....

"Kalo ingin kesini, kesini saja, tak perlu hiraukan keberadaanku." Ucap Dava waktu melihat aku ingin pergi dari perpus.

Dengan terpaksa dan dengan berat hati aku masuk aja tu ke perpus.

Sekarang aku sedang memilih buku. Etss, bukan buku pelajaran ya, melainkan novel.

Ya, jadi disekolahku ini perpus nya juga ada novel nya loh, bukan hanya novel, komik, manga dan buku buku lain yang menghibur juga ada.

Dan aku mengambil salah satu novel yang berjudul 'girls cans'. Itu juga termasuk novel yangku tulis.

Lalu aku duduk disamping Dava. Entah lah, badanku itu tiba tiba jalan mengarah ke meja yang ia tempati.

Dava melirikku sekilas lalu kembali lagi fokus membaca buku.

Karena aku penasaran aku liat tuh dia lagi baca apa.

"Oalah, baca novel ini toh." Gumamku yang ternyata masih bisa didengar olehnya.

Sekarang dia sedang membaca novel 'bobroq squad', itu novel yang kutulis.

Memang diperpus ini juga ada novel novel yang kutulis.

"Apa dia suka novel yang kutulis?" Batinku bertanya.

"Mmm, Dava kamu suka novel dari penulis 'Velina Via'?" Tanyaku pada Dava. Dava hanya mengangguk.

"YES!!!" Teriakku kegirangan.

Dava menatapku dan mengatakan, "Kenapa?"

"Ouh, mmm, gak papa kok, hehe." Ucapku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

Lalu Dava kembali fokus pada novelnya lagi.

Dan aku langsung membuka halaman pertama dan membacanya.

Keadaan sekarang benar benar hening.

Dan yang tadinya aku pengen ngadem+numpang wifi, sekarang malah ikut baca novel juga deh.

Skip...

Beberapa menit kemudian...

KRINGGG.... KRINGG...

Bel sudah berbunyi, sedangkan aku dan Dava masih berada diperpus.

Aku sedang menaruh novel yang kita baca ke tempat semula.

"Dava, gue duluan ye." Pamitku ke Dava yang sedang menaruh novel nya ketempat semula.

"Hm."

Setelah itu aku langsung keluar dari perpus.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang