Mengagumi orang yang salah

62 68 6
                                    

Velin pov

"Hai." Sapa sesorang dari belakangku.

Aku pun membalikkan badan, dan... itu si papan triplek yang menyapaku.

"Pa lo?" Ucapku ngegas, karena entah kenapa setiap ketemu papan triplek aku auto naik pitam.

"Mmm, apakah aku boleh duduk disini?" Tanya si papan triplek sambil membawa makanan nya.

"Kagak boleh, kursi laen masih pada kosong kan? Duduk dikursi laen ae."

"Tapi kursi yang kosong tinggal disini saja."

"Oh, yaudah duduk ae lu, tapi kagak usah bikin masalah."

"Sejak kapan aku membuat masalah?" Tanya papan triplek.

"Setiap lu deket gua."

"Mm, yasudah maaf." Ucap nya memita maaf dan duduk didepanku.

Sekarang pesananku sudah datang, dan aku langsung melahap nya.

"Kamu kenapa sih kaya nya benci banget sama aku?" Ucap papan triplek disaat aku makan.

Aku menjawab, "Gue nanya ke lo, kenapa lo buat gue benci sama lo?" Tanyaku balik.

"Kenapa kamu malah nanya balik? Aku gak tau apa yang buat kamu benci sama aku."

"Oh, lu gak tau ya apa yang buat gue benci sama lo? Yang jelas karena muka lo tu kaga ada ekspresi sama sekali, muka lu datar amat kaya papan triplek sama jalan tol ae, gue kaga suka orang yang gak senyum." Jelasku pada nya.

"O" Lagi lagi dia hanya membalas dengan muka yang sangat datar dan menjawab dengan kata 'o' saja, itu yang membuatku benci pada nya.

"Astaga, harus banyak banyak sabar ni gue." Gumamku yang masih bisa didengar oleh papan triplek.

Dia tidak mempedulikan gumam-an ku, dia lanjut makan saja.

"Hgghh."

Skip...

Aku sudah selesai makan, tapi si papan triplek masih makan. Aku langsung saja pergi dari meja yang aku tempati makan tadi tanpa menghiraukan disitu masih ada papan triplek, daripada aku naik pitam lagi karena nya.

Saat aku sudah nyampe dikelas aku langsung duduk dengan muka ditekuk.

"Hei cantik, itu muka kenapa ditekuk?" Tanya Tiara.

"Arggghhh, aku tuh sebel banget sama si papan triplek tau, huh!" Jawabku sambil mendengus kesal.

"Emang kenapa?" Tanya Tiara bingung.

"Datar banget mukanya, nyebelin banget sampe ubun ubun tau."

"Cuma karena mukanya datar doang lo sebel ama dia?"

"Karena dia itu jawab singkat singkat, buat gue naik pitam ae."

"Oalah."

Tiba tiba orang yang sedang kita bicarakan muncul, kulihat dia masuk kelas dengan santai dan mulai deh.

"KYAAA!!! GANTENG BANGET KAMU ITU, ZHEYANG!!!"

"OMG!!! BISA BISA HAMIL ONLEN NI GUE, ADUH GANS AMAT SIH KAMU TUH."

"ADUH MAZ, GANTENG BANGET SIH DIRIMU INI."

"BAWA AKU KEPELAMINAN, MAZ GANTENG."

Para kaum wanita dikelas sedang histeris melihat kedatangan si papan triplek.

"Najis, kalean bilang apa? Ganteng? Idih najong amat, muka datar kek papan triplek ae dibilang 'ganteng'." Sindirku kepada cewek yang mengagumi papan triplek.

"Sirik ae lu, cemburu kan lu?" Ucap salah satu cewek yang tadi teriak histeris ke si papan triplek.

"Apa lo bilang? Cemburu? Sorry, gue kagak cemburu, dan gak akan cemburu, najis gue cemburu sama die. Mending gue cemburu sama PDX 101, karena my babe Yohan and my babe Minkyu saingan." Ucapku panjang lebar.

Tak!!!

Tiara menoyor palaku dan berkata, "Apa hubungan nya markonah?"

"Aish, nyebelin banget jadi orang si lu, mending jadi setan ae lu." Umpatku yang masih bisa didengar oleh Tiara. Tiara menatapku dengan tajam.

"Itu mata sans ae kale, tajam amat, bahkan lebih tajam dari silet." Ucapku ketus pada Tiara solanya aku kesal pada nya.

"Hehe, sorry ya gaes, ini dia jiwa kefangirl-an nya tiba tiba muncul." Ucap Tiara pada salah satu cewek tadi yang mengagumi papan triplek.

Oh iya, papan triplek dari tadi udah duduk ye, dan sekarang dia lagi baca novel, dan dia sedang baca novel 'fall in love', mungkin dia tidak tau bahwa yang menulis novel itu aku.

Keren kan aku, baru kelas 10 udah bisa menrbitkan buku, sebenarnya sudah ada beberapa ceritaku yang sudah kuterbitkan.

Jadi aku tuh holkay gaes (sombong dikit gapapa lah ya), papaku yang membangun sekolah ini, jadi sekolah ini punya keluarga aku. Trus papa juga punya restoran di Bandung yang termasuk restoran terkenal di Indonesia. Abangku juga, dia memiliki sebuah gedung atas nama dirinya sendiri. Dan aku, aku sudah bisa menerbitkan beberapa ceritaku.

Ok, back to topic

"Aish, kalian ini mengagumi orang yang salah." Ucapku pada mereka yang mengagumi pantri (papan triplek)

Disingkat jadi pantri ae ya, biar lebih cepat diucapkan.

"Salah? Maksudnya? Kita tidak boleh mengagumi Dava?" Tanya satu nya lagi cewek yang mengagumi pantri.

"Iyalah, masa kalean ngagumin papan triplek sih? Harus nya ngagumin PDX 101 yang sekarang lagi viral. Tapi itu terserah kalian ya mau ngagumin papan triplek ato kaga, kalo gua sih ogah ngagumin papan triplek yang gak ada apa apa nya." Ucapku memberi tau kepada mereka si penggemar pantri.

"Kita yang ngagumin Dava, kok elu yang sewot sih."

"Udah gaes gak usah ladenin anak ini, sirik aja dia mah." Ucap salah satu cewek.

Dan mereka yang mengaggumi pantri sekarang sedang menggosip di pojok kelas.

"Lin, lagian kok lu kaya nya gak suka banget sih mereka ngagumin Dava?" Tanya Tiara heran.

"Apa jangan jangan..... lu suka sama Dava?" Tanya Tiara curiga.

Sebenarnya dari tadi Dava mendengar nya, tapi dia hanya menyimak saja.

Aku yang mendengar ucapan Tiara seketika langsung,

'deg deg deg'

.

.

.

To be continued...

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang