MY LOVELY NEIGHBOUR

5.5K 185 15
                                    

Kilau cahaya di ufuk timur menyapa bumi. Pagi yang cerah diiringi dengan kicauan burung mengawali hari. Orang-orang pun mulai untuk menga
wali rutinitasnya masing-masing. Semakin banyak kendaraan yang berlalu-lalang memenuhi jalan raya, menandai mulainya aktifitas di kota Seoul pada pagi hari yang cerah ini.

Sayup-sayup terdengar suara senandung merdu dari dalam sebuah ruangan. Sebuah ruangan dimana orang biasa menyebutnya sebagai kamar mandi. Di dalam ruangan itu terdapat seorang gadis berparas ayu tengah berendam di bathub dengan bersenandung ria sembari memainkan busa-busa halus yang menutupi tubuh moleknya. Senyuman manis tak lepas dari wajahnya, semakin menambah kadar kecantikan dari si empunya.

Gadis itu akhirnya memutuskan untuk membilas tubuhnya dengan shower setelah menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam di dalam bathub. Gadis itu segera menyudahi acara mandinya lalu melilitkan tubuhnya dengan sebuah handuk putih berserat yang hanya mampu menutupi bagian dada hingga setengah pahanya. Ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang tampak segar dan berseri-seri.

Gadis cantik itu mempunyai postur tubuh mungil, dengan tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, proposi tubuhnya sangat pas sehingga membuat banyak gadis-gadis lain iri. Gadis itu juga mempunyai rambut lurus panjang dengan surai berwarna kecoklatan serta memiliki mata bermanik coklat yang indah nan menawan. Gadis itu bernama Jennie Kim, berumur 18 tahun dan sedang duduk di bangku kelas dua Chungdam High School.

Jennie memutuskan turun ke lantai bawah dimana ruang makan berada setelah menghabiskan beberapa waktu untuk bersiap-siap di dalam kamar bernuansa hitam putihnya. Di ruang makan itu sudah terdapat Appa dan Eomma-nya yang sedang menunggunya untuk sarapan bersama.

Acara sarapan pagi itu terjadi dengan tentram dan hening, mereka menikmati setiap sajian lezat buatan Nyonya Kim yang disajikan di atas meja.

"Aku selesai."

Jennie berdiri dari duduknya lalu membawa sumpit dan piring kotornya untuk di cucu di wastafel. Setelah selesai mencucinya, ia taruh piring dan sumpit itu di rak yang terletak di samping wastafel.

Jennie menyambar tasnya yang ia letakkan di kursi tempatnya tadi duduk lalu mengecup sebelah pipi Appa dan Eomma-nya bergantian lalu berpamitan.

"Jennie pergi dulu Appa, Eomma.. Annyeong.."

"Hm.. Annyeong."

"Nde, hati-hati sayang.."

Jennie memakai sepatunya dengan cepat, lalu keluar dari rumahnya yang nyaman itu. Hembusan angin pagi yang dingin menerpa tubuhnya.

Jennie mengusap-usap kedua telapak tangannya untuk mencari kehangatan karena udara pagi yang begitu dingin menusuk kulitnya. Ia mengeratkan jaket coklatnya lalu memasukkan kedua tangannya di saku yang masing-masing terletak di samping kiri dan kanan jaketnya agar tangannya tetap terasa hangat.

Jennie berjalan kaki dengan riang menuju sekolahnya. Sebenarnya waktu masih menunjukkan pukul enam pagi, tetapi memang sudah kebiasaan bagi Jennie untuk berangkat sepagi ini. Jarak antara rumahnya dan sekolahnya juga tidak begitu banyak memakan waktu, Jennie hanya merasa senang dan puas jika ia yang tiba paling awal di kelasnya. Jennie pikir hal itu merupakan ciri anak teladan.

Setelah beberapa saat berjalan kaki, akhirnya Jennie sampai di depan pintu gerbang Chungdam High School. Masih tampak sepi, hanya ada penjaga sekolah dan segelintir siswa yang sudah ada disana. Jennie mengernyitkan dahinya ketika melihat seseorang yang tak asing berjalan masuki sekolah. Tanpa ambil pusing, Jennie langsung mengikutinya dari belakang untuk menyapa.

"Annyeong Hanbin-ah, tumben sudah berangkat?"

Jennie menepuk sebelah bahu Hanbin yang berjalan di depannya. Jennie menyamakan langkahnya dengan Hanbin kemudian berjalan bersebelahan dengan pemuda bermarga Kim itu.

ONESHOT ♤ JENKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang