ᱸᱹ༊⇝O1; Tanggung Jawab

4.3K 561 76
                                    

ᴊᴜʀɴᴀʟ ʏᴜɴɢʏᴏᴜɴɢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴊᴜʀɴᴀʟ ʏᴜɴɢʏᴏᴜɴɢ

*   ·      .
  *      *      ·
 *   ·       
✹   ˚        ✦


⠀⠀⠀⠀Park Sooyoung enggak akan pernah tau bahwa semakin dia berumur, perihal Taehyung yang juga merangkap sebagai penyandang sahabatnya dari orok bakal berdampak luar biasa baginya sendiri.

Memasuki lingkup remaja, Taehyung yang sering kali sesuka hati memasuki kamar Sooyoung tanpa permisi, sukses, membuat gadis bersurai legam itu merasa begitu risih.

Entah memang dia otak batu atau barang kali memang bebal. Puluhan titah yang kerap kali Sooyoung lontarkan padanya gak ayal membuat Taehyung setidaknya sopan. Alih-alih mengetuk pintu terlebih dulu misalnya, bukan malah membuka pintu seenak jidat tanpa permisi.

Seperti sekarang ini contoh kecilnya. Jam diatas televisi kamar Sooyoung menunjukan pukul setengah enam petang. Pemuda blangsak berhidung kelewat mancung itu berjongkok didepan rak khusus buku Sooyoung disamping lemari boneka-bonekanya.

Gadis yang baru saja selesai mandi itu dibuat sekaget-kagetnya. Bukan penampilan Taehyung yang barang kali terlihat seperti hantu. Tapi, penampilan dirinya sendiri lah, yang sekarang hanya mengenakan sehelai handuk menyelampiri tubuh putihnya!

"Bangsat, ngapain lo disitu?"

Sekonyong-konyong pemuda barusan berbalik. Wajahnya enggak terkejut sama sekali atau hal-hal lain yang seperti layaknya orang yang tercyduk kebanyakan. Wajahnya yang rupawan masih datar seperti biasa. Enggak sama sekali memerah melihat tubuh Sooyoung yang mulus hanya terbalut handuk bewarna putih. Rada pendek, paha mulusnya tumpah kemana-mana.

"Pinjam komik."

Desis Taehyung acuh tak acuh sembari kembali mengubrek isi rak buku bercat putih milik Sooyoung.

"Bisa gak, sih, nyarinya yang bener?"

Persetan dengan tubuhnya yang hanya terbalut handuk. Sooyoung sudah kepalang marah melihat rak buku-bukunya ruah berantakan. Bukan hanya satu, tapi puluhan bukunya sudah berserakan gak berdaya diatas lantai kamarnya akibat ulah pemuda yang enggak punya sopan santun didepan sana.

Padahal tadi siang, Sooyoung capek sekali merapikannya. Melap raknya yang hampir semua digerogoti debu.

"Nah ini!"

Taehyung langsung berdiri saking girangnya. Dia tersenyum seperti mendapat lotre. Matanya yang sipit tenggelam membentuk bulan sabit. Iris hazel Sooyoung yang memandanginya dengan jeli hampir saja luluh dengan mudah.

Kemudian ia buru-buru tersadar. Pemuda yang sedang memoles wajah bak malaikat itu hanya iblis kurang ajar yang sedang bersandiwara seolah gak punya dosa didepannya.

"Lo abis mandi?"

Tanpa Sooyoung sadari, presensi Taehyung sudah berdiri tepat didepan gadis itu. Mata legam Taehyung jatuh memandanginya sembari mengulas senyum miring dibibir.

"A-apa lo? J-jauh-jauh sana!" Taehyung mendecih.

Ah tidak—

Lebih tepat dikatakan seperti tertawa meremehkan. Tubuhnya yang tegap berbalik dengan buku-buku ditangannya. Melihat keatas kasur semua pakaian Sooyoung yang udah ada diatas sana.

"Gak usah ditutupin, gak nafsu juga gua liatnya."

Tukas Taehyung sambil berjalan mendekati pakaian Sooyoung. Nadanya jelas penuh cibiran. Kentara sekali mengolok-ngolok.

"Ckckck, ukuran berapa nih?"

Taehyung mengambil bra Sooyoung dan menariknya keatas dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya menggenggam erat buku komik yang barusan dia ambil.

Wajahnya sejajar dengan bra gadis itu. Seolah menerawang, melihat, dan memikirkan kira-kira ukuran apa yang gadis itu pakai untuk menutupi dadanya?

"Cup B?"

Muka Sooyoung merah sejadi-jadi. Sooyoung butuh palu, tongkat, atau apapun yang sekiranya bisa memukul kepala Taehyung dengan keras.

"Halah, paling Cup A juga kebesaran buat lu."

"Bangsat!"

Sooyoung lari terburu-buru. Naik keatas kasur dan menarik paksa bra yang dipegang Taehyung. Mukanya memerah padam.  Enggak tau alasan dibalik air mukanya yang seperti itu akibat marah atau malu.

Oh— Atau malah dua-duanya?

Taehyung sibuk memandanginya. Alih-alih takut Sooyoung yang bisa meledak kapan saja. Cowok bersurai legam itu malah tertawa geli memandangi Sooyoung dan bergerak mendekat. 

Telapak tanganya kemudian tertaruh kira-kira sejengkal berjarak di depan dada Sooyoung yang terbalut handuk. Ekpresinya secara gamblang menilai. Lalu tangan tersebut terus bergerak turun sampai ke pusar gadis itu.

"Masih rata. Gedean punya Jihyo, temennya si Jungkook."

"KIM TAEHYUNG!"

Sooyoung memekik lantang. Menyumpah serapahi pemuda itu tanpa ampun. Bahkan gak peduli sekalipun suaranya mengganggu tetangga-tetangganya.

"Udah, ah, gua mau balik. Bukunya gua pinjem dulu."

Taehyung berlalu sambil terkikik geli. Memancing emosi sahabatnya adalah sebuah kesenangan tersendiri baginya. Sooyoung otomatis melotot tidak terima.

"Eh mau kemana lu?! BUKUNYA WOY! TANGGUNG JAWAB GAK?!"

Taehyung yang semula sudah berada dipintu balkon Sooyoung—yang siap meloncat kebalkon kamarnya disebelah kanan—langsung berbalik.

Dan demi apapun! Senyum miring yang dia poles diwajahnya benar-benar menyebalkan bagi Sooyoung.

"Iya, entar lu, gua nikahin."

Sooyoung rasanya mau salto ditempat.

╰──༄ ‧₊˚──Jurnal Yungyoung────── ❨ 🖇 ❩

Haha, ini pernah ku post di wordpress sih, dulu. Tapi cast-nya bukan Vjoy.

Jurnal Yungyoung 〘Completed〙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang