ᱸᱹ༊⇝18; Jangan Berantem Lagi

1.7K 410 61
                                    

ᴊᴜʀɴᴀʟ ʏᴜɴɢʏᴏᴜɴɢ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ᴊᴜʀɴᴀʟ ʏᴜɴɢʏᴏᴜɴɢ

*  ·            *  .
     .              ·
  ✺      ˚       ˚  *
        * ˚  
  *   .     *
       ✹       
       .

⠀⠀⠀Tangan Sooyoung menyentak pintu kamarnya dengan kuat. Suara bantingan pintu tertutup, pun, gak kalah keras dari sebelumnya. Gadis itu melempar sembarang tas ransel yang ia kenakan keatas meja belajar secara sembarang. Setelah menggulung rambutnya keatas cewek bersurai legam itu menjatuhkan pantatnya keatas kasur.

Sooyoung menggigit jemarinya yang gemetar. Nyaris seharian ini gak fokus belajar saat tau Taehyung membolos sekolah. Hal yang gak pernah sekalipun pemuda itu lakukan.

Absensi Taehyung bahkan berderet  Alpa hingga akhir pelajaran. Sooyoung hampir saja ingin menyusul cowok itu kalau ia gak ingat, dirinya dan Taehyung sedang dalam keadaan gak baik-baik aja.

Sooyoung sekonyong-konyong memicingkan telinga. Barangkali menemukan pergerakan sang sahabat.

Tubuh itu kemudian bangkit. Bergerak mendekat kesisi pintu balkon. Melirik lamat-lamat kesebelah, pada balkon kamar Taehyung.

Perasaannya mulai bergemuruh enggak nyaman. Cewek itu jelas khawatir setengah mati mengingat Taehyung pagi tadi mengenakan seragam sekolahnya dengan lengkap. Sooyoung jadi berpikir, lantas apa alasan dibalik aksi bolosnya Taehyung saat pemuda itu bahkan sudah siap berangkat tadi pagi?

Sooyoung menyerah. Helaan nafasnya terdengar berat. Gadis itu kemudian berbalik untuk kembali duduk diatas kasur, bersandar was-was pada awak kasurnya.

Bunyi derit pintu terbuka membuat Sooyoung sekonyong-konyong menoleh kesumber suara. Didaun pintu balkonnya, presensi Taehyung berdiri dengan rambut setengah teracak, kepalanya menunduk dalam. Dua kancing teratas seragam sekolahnya terbuka, satu sisi depan bajunya terjulur keluar. Potret diri Taehyung terlihat berantakan di iris obsidian Sooyoung.

Kemudian ketika kepala pemuda itu mendongak, menumbuk sayu pada mata kelam Sooyoung, sang dara gak bisa menahan tangis.

Taehyung berjalan mendekat seiring dengan bahu Sooyoung yang bergetar hebat. Tubuh itu duduk didepan Sooyoung dengan mata yang memerah.

"M-maaf..."

Cicit Taehyung lirih. Menyayat ngilu pada hati Sooyoung. Tangan bergetar cewek itu terjulur kedepan, menarik bahu Taehyung dengan satu tarikan yang kuat. Kepala itu mengangguk ribut pada bahu sang puan.

"Aku gak mau berantem lagi."

Sooyoung menarik nafas mendengar ucapan Taehyung. Berusaha sekuat mungkin menguasai diri. Tangannya bergerak mengusap punggung Taehyung dengan gerakan pelan. Pemuda itu menenggelamkan kepalanya diceruk leher Sooyoung. Lehernya terasa basah, air mata pemuda itu sebagian mengenai kulit lehernya.

"Maafin, Sooyoung." Suara cowok itu menyayat ditelinga Sooyoung. "Jangan beratem lagi ya? Gak enak banget."

Gadis itu mengangguk tanpa perlawanan. Enggan bersuara. Tanpa membalas tuturan pemuda itu, melalui pelukan keduanya sekarang sudah lebih dari cukup buat Taehyung mengerti. Bahwasanya cewek itu juga enggan marah berlama-lama padanya.

Hembusan nafas Taehyung terasa diperpotongan leher Sooyoung. Hidung itu menggesek kulit lehernya. Kepala Taehyung bergerak menyender lebih nyaman kebahu Sooyoung selagi cewek itu terus mengusap punggungnya dengan gerakan menyenangkan.

"Kaki kamu gak papa?"

Sooyoung menyerit saat suara Taehyung terdengar dikeheningan mereka. Kepalanya bergerak kekiri mendelik pada Taehyung yang memejamkan mata, tangan pemuda itu kian merengkuh pinggang Sooyoung lebih erat dari sebelumnya.

"Gak papa. Kok nanya gitu?" Sesekali, Sooyoung masih cecegukan.

"Bisa jalan?"

"Ya bisa lah."

"Yaudah yuk jalan!"

Taehyung tertawa. Menarik kepalanya lalu menatap pada raut kebingungan cewek itu dengan senyum kotaknya. Beberapa jejak air mata masih ada disekitar pipinya, lucunya bahkan hidung Taehyung sedikit memerah.

Mata Sooyoung mengerjap beberapa kali dalam sedetik. Suara tawanya mengalun pelan setelah menyadari maksud pemuda itu. Sooyoung mengangguk singkat. Tangannya terjulur mengusap ubun kepala Taehyung.

"Pak ipul naik sepeda."

Taehyung melepaskan tangannya lalu beranjak turun dari kasur Sooyoung setelah memberi nada pantun pada ucapannya barusan.

"Cakep."

"Berangkat!"

"Gak nyambung goblok!"

Taehyung sudah berhasil kabur sebelum boneka Sooyoung mengenai kepalanya.

╰──༄ ‧₊˚───Jurnal Yungyoung───── ❨ 🖇 ❩


Btw, kalian ngeh kan letak balkon kamar Sooyoung sama Taehyung itu gimana?

Jurnal Yungyoung 〘Completed〙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang