chapt 16

974 19 11
                                    

Recap :

"Cheonyeo Gwishin atau Virgin Ghost 

Sosok ini adalah wanita muda yang meninggal dalam keadaan perawan yang bersikap pahit terhadap aibnya (malu karena masih virgin). Penampakan Cheonyeo Gwishin digambarkan dengan wanita berambut panjang berbaju putih hanbok. Wajahnya pucat dan darah menetes - netes dari sisi mulutnya. Konon katanya karena misinya untuk menikah tidak terpenuhi, maka tidak mungkin baginya untuk menyeberang ke alam baka. 

Dikatakan bahwa hantu ini mengutuk pengantin baru. Selain itu hantu ini juga dianggap mendatangkan penyakit atau kecelakaan.

Cara membasminya : 

Satu - satunya cara mengenyahkan penampakan hantu ini adalah dengan melakukan ritual pengusiran setan dengan menikahkan hantu perawan dengan hantu bujangan (Mongdal)

"apa? Mana ada cara seperti ini?" teriak Goudy pasrah. Tapi memang sedikit aneh bagaimana cara untuk mengenyahkannya. Apakah aku harus memanggil orang untuk menikahkannya atau bagaimana? Dan lagi bagaimana menemukan Mongdal? 

"aku juga tidak tau, ini baru aku alami" 

"akukan tidak pernah menikahkan orang dan masalahnya sekarang menikahkan hantu?" lanjutku lalu menjatuhkan diri lebih dalam ke kursi keras yang aku duduki. Ini membingungkan sekali, membuatku frustasi saja.

Chapt 16

Calista POV

"lalu apa yang harus kita lakukan Cal? apa kita harus berburu hantu Mongdal untuk menikahkannya dengan Cheonyeo Gwishin atau Virgin Ghost itu?" tanya Goudy di sampingku 

"entahlah, aku juga tidak tau Gou. Mungkin aku akan bertanya pada Ravie dulu mengenai ini" tapi bagaimana aku menemui Ravie? 

"oh, begitu" sedikit sekali jawabannya

Tak lama bel pelajaran berbunyi lalu pelajaran pertama matematika dimulai dengan banyaknya siswa yang dihukum karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.

Sudah 2 mata pelajaran berlangsung dan akhirnya jam istirahatpun datang.

"Caaalll, ayo kita ke kantin!!!" teriak Vrinda dari ambang pintu 

"ah iya, tunggu aku" lalu aku menoleh pada Goudy 

"tenang saja, kita pasti bisa menyelesaikan masalah ini" lanjutku menatap Goudy. Dia hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan keluar kelas entah kemana. Sepertinya dia sangat cemas mengenai hal ini, tapi itu wajar saja karena yang dihantui itu keluarganya bahkan sepupunya.

"jadi kau ingin pesan apa Cal?" tanya Vrinda setelah kami mendapat tempat duduk yang pas, seperti biasa dia yang akan memesan aku terlalu malas untuk memesan makanan 

"aku pesan roti isi saja dan jus jeruk" balasku sembari menyerahkan uang untuk membayar makanannya 

"baiklah, kau tunggu disini ya" jawabnya lalu beranjak pergi ke konter untuk memesan makanan

"hei Cal" sapa seseorang 

"ah kau, ada apa An? tidak biasanya kau menghampiriku ke sini" balasku sembari meletakkan kepalaku di meja berbantalkan tanganku. Yah itu jelas saja, karena setiap sekolah memiliki kantin masing - masing jadi seharusnya An tidak perlu kesini karena di gedung sekolahnya yang berada di sebelah gedung SMA ini sudah memiliki kantin sendiri 

"aku ingin membicarakan sesuatu padamu, ini mengenai ausrotten, ku rasa" ucapnya yang semakin perlahan pada kata terakhir, sontak aku mendongakkan kepalaku 

"apa maksudmu?" tanyaku 

"ini.." ucapannya terputus 

"makanan datang" ucap Vrinda sembari membawa nampan yang berisi makanan yang aku dan dia pesan 

ausrotten (DISCONTINUE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang