Pulang dari rumah Sinta, Adinda langsung mengurung diri di kamar. Mama mertuanya juga sedang bertandang ke rumah orang tuanya. Tak lama Dimas pun masuk ke kamar. Dia memang sudah menunggu adinda. Karena pulang dari belanja tadi Adinda ternyata pergi lagi ketika dia pergi untuk menyervis mobil.
“Kamu dari mana?,” tanya Dimas ketika mereka di kamar.
”Pergi kok, nggak izin suami,” lanjut Dimas menatap Adinda marah.
“Lha, kamu sendiri ke mana? Pergi juga nggak bilang-bilang,” sungut Adinda. “Lagipula mama tau kok, aku pergi ke mana?,” sambung Adinda.
“Aku suami kamu, Din. Bukan mama!!,” ujar Dimas dengan nada tinggi.
“Suami pergi nggak wajib izin sama istri, tapi istri selangkah saja kakinya keluar dari rumah, wajib izin sama suami,” tegas Dimas. Adinda memang perlu diberi peringatan. Pikir Dimas.
Adinda merasa tertohok mendengarkan ucapan Dimas. Dia pikir Dimas tidak akan peduli dengan kepergiannya.
“Tapi paling tidak istri kan tahu suaminya pergi ke mana walaupun tidak wajib izin,” balas Adinda masih tidak mau kalah.
Dimas berjalan mendekati Adinda. Istrinya itu benar-benar keras kepala. Sudah tahu salah tetapi masih tidak mau mengakuinya. Adinda yang sadar dengan gelagat Dimas, berjalan mundur untuk menjaga jarak. Sementara Dimas semakin maju berjalan di depannya. Badan Adinda membentur dinding kamar. Dimas lalu mengurung badan Adinda dengan kedua tangannya.
“Mau apa kamu?,” tatap Adinda takut melihat senyuman misterius Dimas.
“Jadi...kamu seorang istri?,” tanya Dimas sambil mendekatkan wajahnya hingga hembusan nafasnya bisa Adinda rasakan.
“Yang harus tau ke mana suaminya pergi,” lanjut Dimas berbisik dengan suara mesra.
Jantung Adinda berpacu dua kali lipat dari biasanya. Ketika Dimas semakin mendekatkan wajahnya, Adinda memejamkan matanya sambil kedua tangannya menahan dada Dimas. Dia takut Dimas akan melakukan kekerasan kepadanya seperti di film-film. Habislah dia, wanita yang tidak punya kekuatan apapun untuk melawan tenaga seorang laki-laki.
“Kalau begitu lakukan kewajiban mu sebagai istri,” bisik Dimas lagi ke telinga Adinda. Ucapan Dimas membuat Adinda merinding.
Dimas tersenyum geli melihat Adinda memejamkan matanya dengan muka pucat. 'Kau harus sabar Dimas, menunggu waktu yang tepat, dia hanya belum terbiasa,' batin Dimas sambil menatap wajah Adinda.
“Ngapain merem? Ngarep minta dicium lagi, ya?,” ledek Dimas sambil tersenyum.
Mata Adinda terbuka lebar menatap Dimas dengan hati yang jengkel. Dia sudah berpikiran yang tidak-tidak karena mendengarkan bisikan Dimas tadi.
“Idih...siapa juga yang ngarep...yang ada juga kamu, tuh. Kalau ngelihat aku, pikirannya mesum,” balas Adinda mendorong kuat badan Dimas dengan kesal. Adinda berlari meninggalkan Dimas di kamar. Jantungnya berdebar kencang seperti habis berlari marathon saja. Adinda menarik napas panjang sambil memegangi dadanya yang masih berdebar kencang. Dia lalu menuju ke dapur untuk menenangkan diri.
"Dimas rese!!, Jadi orang kok, nyebelin banget!!," gerutu Adinda kesal lalu meneguk segelas air putih.
"Jantungku rasanya mau copot karena ulahnya tadi. Apa dia dilahirkan untuk menjadi manusia menyebalkan begini?," lanjut Adinda masih kesal dengan sikap Dimas di kamar tadi.
Sementara di kamar, Dimas terkekeh ketika melihat Adinda berlari keluar dari kamar. Dimas menghempaskan badannya di atas tempat tidur. Dia suka sekali melihat wajah pucat istrinya tadi. Adinda memang polos. Setahu Dimas, sewaktu SMA dulu, Adinda adalah anak rohis yang tidak pernah pacaran. Makanya dia suka sekali menjahili Adinda.
Mereka dua tahun berturut-turut satu kelas. Itu membuat Dimas semakin ketagihan untuk mengusili Adinda. Dimas semakin tertantang jika Adinda mencak-mencak marah kepadanya dan wajah barbie Adinda seketika berubah menjadi boneka Annabelle yang menakutkan. Teman-teman satu sekolah mereka tahu bahkan para guru juga tahu kalau Adinda si anak Rohis dan Dimas anak Paskibra bermusuhan, tidak pernah akur sepanjang sekolah. Bagaikan air dan minyak.
Sepertinya aku harus bersabar untuk membuat mu jatuh ke pelukanku, Adinda sayang. Dimas tersenyum manis lalu memejamkan matanya.
Continue
![](https://img.wattpad.com/cover/191813062-288-k814018.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjaga Hati (Dikontrak Mangatoon)
Fiksi UmumHati-hati kalau kamu suka diusilin temen cowokmu bisa jadi dia cinta sama kamu. Why not?? Seperti kisah Adinda dan Dimas. Adinda si anak rohis dan Dimas anak paskibra sewaktu mereka masih SMA. Semasa SMA mereka dikenal seperti kucing dan anjing atau...