0 0 1

7.9K 951 283
                                    

Chenle sangat resah dan khawatir. Pasalnya sang suami tak kunjung pulang, padahal sudah sangat larut namun dengan sangat sabar chenle tetap menunggu jisung dan melupakan bahwa dirinya sama sekali belum mengisi perutnya.

Ia menantikan kedatangan jisung hanya ingin makan malam bersama, namun yang ditunggu tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya.

Segala hal negatif berusaha chenle singkirkan dari pikirannya, ia tetap dalam pendiriannya.

Cleck

Suara pintu terdengar, sekatika chenle menoleh ke arah datangnya suara, ia tentu tersenyum senang, namun senyumannya seketika luntur begitu saja dari wajah manisnya ketika melihat jisung pulang bersama pemuda lain—entah siapa ia tak tahu tapi pemuda tersebut sudah berkali kali kemari bersama jisung dengan keadaan mabuk

Meskipun ia sudah mulai terbiasa dengan hal ini, tapi tetap saja sangat menyakitkan

Dengan segala kesabaran dan ketulusannya ia tak pernah protes akan hal ini, ia hanya bisa diam dan menahan semuanya sendirian.

Bukan kah chenle begitu baik?

"sung..." panggil chenle dengan suara bergetar. "pergi" perintah jisung ketika ia berhasil membopong pemuda tadi dan membaringkannya diranjang

"tap—"

"aku bilang pergi!" jisung menginterupsi perkataan chenle, chenle menurut ia keluar dari kamar dan—

Blam!

Suara bantingan pintu yang cukup keras.

Chenle tak dapat menahan air matanya, ia mengusap kasar cairan yang keluar dari ekor matanya, namun air matanya tak menurut padanya dan terus keluar membasahi wajah pemuda manis tersebut.

Ia mendudukan dirinya disofa ruang tamu, dan harus merelakan pendengarannya yang menangkap suara desahan yang saling sahut menyahut dari dalam kamar miliknya dan jisung

Pemuda manis itu menyalakan tv dengan volume yang besar guna menyarukan suara laknat tersebut, tatapannya kosong ia tak memikirkan apapun selain pria yang sekarang sedang bersetubuh dengan pemuda lain

Memikirkannya saja sangat sakit. Lalu bertanya tanya dalam dirinya apa kesalahannya hingga apapun perhatian yang diberikan chenle tak ada artinya bagi jisung.

Sungguh, ia merasa sangat pusing sekarang. Chenle hanya bisa berharap dikemudian hari akan menjadi lebih baik.

Bisa dibilang chenle tak tidur semalaman, terlebih lagi ia harus bangun pagi pagi untuk menyiapkan semua kebutuhan sang suami yang harus berangkat kerja

Ia berdiri didepan pintu kamar, chenle ingin masuk namun ragu meskipun ruangan tersebut juga miliknya. Sedetik kemudian ia membuka pintu dan bernafas lega melihat hanya ada jisung di kamarnya

Menatap wajah jisung yang terlelap membuat hatinya kembali terguncang terlebih lagi mengingat kejadian semalam, dengan tak enak hati ia harus membangungkan sang suami yang sepertinya kelelahan.

"sung, ayo bangun kau harus berangkat kerja" ucap chenle dengan sangat lembut seraya mengusap surai berwarna gelap itu dengan jemari lentiknya.

Sang empu pun terbangun, sekilas melirik chenle dan kemudian beranjak begitu saja ke kamar mandi, chenle tersenyum tipis kemudian ia pergi kedapur untuk menyiapkan sarapan lalu kembali setelah jisung selesai membersihkan diri untuk menyiapkan pakaian yang akan jisung gunakan

DNYL ; chenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang