0 0 8

5.7K 646 159
                                    

Ia sadar, menghilangnya Chenle dalam jangkuannya membuat dirinya rapuh, dan melemah, seakan akan Chenle adalah sumber kekuatannya. Walaupun laki - laki manis itu selalu mendapatkan pengalaman pahit, ia akan tetap tersenyum dan berperilaku seperti tidak ada masalah dan seperti semuanya baik baik saja. 

Jisung tersenyum miris, memikirkan betapa kuat dan teguhnya seorang Chenle, justru ia lebih kuat dibandingkan dirinya yang tidak ada apa apanya ini. Betapa memalukannya, yang seharusnya ia menjadi seorang pelindung yang kuat dan kokoh bagi Chenle, tapi nyatanya? Tidak

Ia justru menjadi mimpi buruk dan ancaman bagi laki - laki mungil tersebut. Merusak segala impian kecil yang ingin Chenle dapat. Dan memblokir segala hal yang seharusnya membuat Chenle nyaman.

Tidak hanya itu, ia juga kerap kali menyalahkan berbagai hal kepada Chenle yang sebenarnya itu bukan kesalahannya. Dia hanya seseorang yang tidak bersalah namun terlalu sering dilempari oleh kesalahan sehingga nampak seakan Chenle lah yang selalu salah dan berbuat masalah dimatanya. Justru ialah sang iblis yang membuat Chenle terus jatuh.

Dan untuk terkahir kalinya ia juga sadar, Chenle adalah satu satunya yang mencintainya begitu tulus, tidak memaksakan kehendak apapun pada Jisung dan mementingkan kebahagian Jisung daripada dirinya sendiri. Betapa bodohnya si bajingan ini, menyia - nyiakan insan sesempurna Chenle.

Kini rasa bersalah menyelimuti dirinya, rasa bersalahnya terhadap Chenle sangat tebal seperti ia terbungkus oleh kesalahan yang selama ini ia lakukan, sudah tidak terhitung berapa jumlahnya.

Jisung pun membuka matanya perlahan, kini ia sungguh sadar bahwa dirinya sudah amat menyakiti Chenle, dengan kesalahan yang tidak terhitung jumlahnya pasti sangat sulit dimaafkan.

Jisung merasa kebingungan saat ini, tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengambil alih semuanya, apakah sudah terlambat? Pikirnya.

Dan diwaktu yang tidak tepat ponselnya berdering tanda menerima panggilan, Jisung segera meraih ponselnya lalu mengangkat panggilan dengan nama 'Kim Seungmin'.

"Hei Park! Ini waktu jam kantor, kau kemana saja?! Kau tahu pekerjaanmu sudah kau tunggak sejak seminggu yang lalu!"

Suara menggelegar dari panggilan seberang, yang tidak berhenti mengomeli Jisung, padahal bossnya sendiri adalah Jisung. Tapi sosok inilah yang hanya bisa melawan seorang Park.

"Pelankan suaramu" Balas Jisung yang berusaha tidak terpincut emosi.

"Salahkan sa-"

"Menurutmu apa yang harus aku lakukan untuk mengambil alih keadaan ini, dan membuatnya lebih baik, min?" Interupsi Jisung dengan nada tenang.

"Hah? maksudmu?"

"Kau sendiri tahu masalahku"

"Merepotkan, kau selalu berbicara tidak langsung ke inti" 

Terdengar dari seberang sana Seungmin menghela nafasnya sejenak sebelum kembali menjawab pertanyaan Jisung

"Kau ingin semuanya kembali seperti semula bukan? Cobalah mengakui kesalahanmu padanya, akui semua, minta maaf, dan ambil kembali hatinya. Meskipun kemungkinan ia menerimamu kembali sangatlah kecil, karena tidak mudah mempercayai kembali seseorang yang telah merusak segala kepercayaan yang telah diberikan, dan sulit untuk memaafkan orang lain yang menyakiti hati seseorang walau itu terdengar sepele, luka itu akan tetap timbul. Bagaimanapun Dia berjuang keras hanya untukmu, tapi kau benar - benar iblis dan justru membuangnya dan lebih memilih orang lain. Betapa memalukannya kau Park"

"Min, bagamana kau tahu semuanya, kau menanyakan hal ini pada Chenle?"

Seungmin tertawa mendengar penuturan Jisung.

"Aku lebih pintar daripada stalker dan fans fanatikmu Park Jisung, aku mengetahui semuanya"

Jisung tidak langsung menjawab dan justru nampak berpikir.

"Aku bercanda Park jangan terkejut, tentu saja aku mengetahui hal ini langsung darimu. Kau tidak ingat beberapa hari yang lalu kau mabuk dan dengan bodohnya kau berceloteh ria tentang masalah dan kesedihanmu yang benar - benar menyedihkan" Ucap Seungmin dengan nada mengejeknya

"Satu lagi, selamat berjuang"  Dan seketika panggilan ditutup sepihak oleh Seungmin.

"Tunggu, akh sialan kau Kim"

Sekarang tekadnya sudah bulat, ia tidak bisa lagi berdiam diri. Ini keputusannya, ia akan menerima segala resiko, ia akan melakukan apapun untuknya. Ia tidak ingin orang yang selama ini hatinya cintai pergi begitu saja.

Ya, hatinya memilih Chenle namun ego seorang Jisung terlalu besar. Sehingga ia selalu bersikap denial akan apapun mengenai Chenle dan terus menyangkal habis - habisan. Tapi kini tidak ada lagi yang harus ditutupi.

To be continue...

Udah aku tepatin ya double upnya, semoga kalian suka !

®n__0813 - Daisyris 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DNYL ; chenjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang