(6)

238 18 4
                                    

Hera mengerjapkan matanya, nuansa putih terang dan harum khas ruangan yang ia tempati begitu mempekakan hidungnya, tangan kirinyanya terasa kebas, infus mengalir dan genggaman kuat namja yang duduk meringkuk disampingnya menarik kedua sudut bibir hera

"oppa" panggil hera dengan mengusai surai lembut  dengan tangan kanannya

"hera, kau sudah sadar, sebentar aku panggil dokter dulu" namja tampan itu segera berdiri hendak meninggalkan hera sebelum genggaman hera menghentikannya, ia pun menghadap hera kembali

"aku sudah baik-baik saja oppa" ucap hera membuat namja didepannya menghembuskan nafas berat & mendelik ke hera, bukanya takut hera terkikik melihat kelakuanya

"oppa, kau lucu, mata sipitmu takkan pernah jadi bulat, itu membuatmu lucu" hera tertawa lantang hingga air matanya membasahi sudut kedua matanya,

"aaww" hera membungkam mulutnya dengan tangan kanannya untuk menghentikan tawanya saat cubitan kecil mampir dihidung mbangirnya

"sudah puas! Diam" titah namja tampan tersebut yang berusaha bersikap dingin ke hera, namun hanya tawa balasan dari hera
.
.
"benarkan oppa, aku baik-baik saja" hera memberikan senyum terbaiknya sesaat setelah dokter keluar dari ruangan hera

"jika kau baik, kau takkan diinfus, dan kau menggagalkan surprise ku, haah" ucapnya dingin dengan membuang muka setelah melihat puppy eyes hera, sebenarnya ia tak tega jika harus marah terhadap hera, namun kebebalan hera yang suka mengacuhkan kesehatannya membuat namja tampan itu hilang akal

"omo, oppa merajuk, maafkan aku oppa, tapi ini kan juga karena oppa, oppa bilang akan tinggal lebih lama disana"

"itu bukan alasan hera, jadi kau akan jaga kesehatan jika aku disini? Kau tau sendiri hera, aku sering keluar kota, apa kau ingin dirumah saja, masih banyak yang mau jadi CEO JH menggantikan mu hera"

"bukan begitu oppa, tunggu, jadi oppa menyiapkan surprise untukku" ucap hera membola dan menunjuk dirinya sendiri & mendapatkan anggukan dari namja didepannya

"jadi?"

"ya, kau sukses membuatku terkejut dengan menemukanmu meringkuk diatas meja, kau sukses membuat jantungku melompat dari tempatnya"

"gimana surprisenya? Ayo kesana sekarang oppa?" hera menyibakkan selimutnya dan ingin beranjak dari ranjang sebelum tanyannya dicekal

"sudah, itu tak ada artinya, ingat kata dokter, kau baru boleh pulang besok" masih dengan nada dingin namja itu memperingati hera

Hera menunduk termangu, dia kehilangan semangatnya, bayangan surprise yang manis dan begitu terkesan yang biasa ia dapatkan menjadi sia sia hanya karena keteledorannya tidak menjaga asupan makanannya

"hey, jangan bersedih"

"oppa, maaf" mata hera memanas menghasilkan buliran air mata yang membasahi pipi chubbynya

"jangan bersedih, aku janji akan mengganti lain waktu, tapi kau harus janji untuk menjaga kesehatan, jika kau seperti ini lagi, akan ku kurung kau dalam rumah" dengan mengacak rambut hera, ia membaringkan hera kembali, mengecup kening hera memberikan kenyamanan agar hera segera terlelap

"hera masihkah kau mengingatnya, aku selalu berharap waktu bisa menghapus luka & cinta mu, nyatanya sikap yang kau tunjukan kepada kami hanyalah kamuflame kepedihan hatimu" batinnya dengan mengusap surah hitam hera, ia menggenggam kuat kalung yang ia ambil dari genggaman hera saat pingsan
.
.
.
"permisi, bolehkah saya bertemu CEO JH"

"Apakah tuan sudah membuat janji?"

"maafkan saya, saya tidak tahu jika bertemu dengan CEO JH harus membuat janji dulu, karena sebenarnya saya sedang berlibur disini dan ingin memberi kejutan untuk rekan bisnis dan sahabat lama saya" ucap baekhyun dengan senyum mengembang dibibirnya membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona

Resepsionis itu sedikit mengerutkan keningnya, yang ia tahu CEOnya jarang mendapatkan tamu

"maaf tuan, anda hanya kurang beruntung saja, noona ji sedang sakit dan ia masih dirawat dirumah sakit"

"omo, sampaikan salam saya, semoga noona ji segera sembuh & dapat segera beraktifitas, terima kasih saya permisi dulu" baekhyun melangkah meninggalkan JH, sebenarnya dia terkejut perusahaan yang membantunya ternyata bukan perusahaan besar, namun perusahaan yang tengah merintis karirnya dan tidak lebih besar dari perusahaannya

"dengan uang yang ia tanamkan ke perusahaanku, cukup untuk mengembangkan perusahaannya sendiri" batin baekhyun, baekhyun tenga duduk di taman kota menatap bangunan yang beberapa saat lalu ia kunjungi

"noona ji, siapa noona ji, ji eun, jiso, jiwon, haah" teriak baekhun frustasi mengingat nama nama temannya, siapa yang rela membantunya

“Untuk Pangeran, kamu tidak boleh tersesat dalam perjalananmu ke masa depan. Meskipun rerumputannya indah dan anginnya baik, jangan teralihkan karena kita harus bertemu sekali lagi di masa depan.”

"Hera, Z

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hera, Z. Hera. Ji hye ran, benarkah, benarkah kau hera" Baekhyun tersadar dari tidur siangnya dibawah terik matahari, nafasnya terengah, dadanya  bekerja lebih cepat, linangan air matanya keluar tanpa permisi

cuplikan kenangan yang begitu indah berputar diingatannya, kenangan saat baekhyun & hera bermain drama untuk memeriahkan hut almamater mereka, kata-kata hera yang tak termuat dalam naskah memiliki arti yang begitu kuat.

Ia tak pernah melupakan yoja yang begitu ia cintai, setelah kejadian beberapa tahun yang lalu, ia tidak bisa menemukan  kekasih hatinya, taeyeon pernah mengatakan jika kemungkinan hera bunuh diri sangat besar karena ia sudah menghancurkan hati gadis itu, ditambah perusahaan yang terseok-seok setelah baekhyun kehilangan beberapa sahabat & partner kerjanya, membuat baekhyun memfokuskan diri untuk bekerja, bukan ia mempercayai ucapan taeyeon tapi waktu yang tak pernah memberikan kesempatan untuknya.

Baekhyun menapakan langkahnya memasuki resepsionis rumah sakit

"permisi, pasien ji hye ran dirawat diruang mana?" tanya baekhyun terlihat panik & gelisah

"sebentar tuan"
"maaf tuan, noona ji sudah pulang 30 menit yang lalu"

"bagaimana keadaannya?"

"sudah membaik tuan, noona ji hanya kelelahan, & traumanya sudah teratasi dengan baik"

"trauma?"tanya baekhyun dengan mengerutkan kedua alisnya

"maaf tuan, saya salah" jawab resepsionis dengan menunduk, ia menyadari jika tak seharuanya mengatakan keadaan pasiennya

"katakan, apa maksudmu?"baekhyun meraih lengan yoja didepannya, meremas dengan kuat hingga yoja didepannya menitihkan airmata

"maaf tuan, sekali lagi saya minta maaf" baekhyun menghempaskan yoja tersebut, melangkah gontai tanpa tujuan, hati, pikiran & perasaannya begitu terluka

"hera, trauma, dimana kau hera..."gumam baekhyun menengadah menatap langit senja jinhae yang begitu indah dengan harum khas bunga sakura

B. B. H  IjustloveyouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang