Periode tahun ajaran baru telah dimulai. Tampak pula wajah-wajah baru di Seoul National University, salah satu universitas ternama di Korea Selatan.
Di antara tampang-tampang canggung yang berkeliaran di sekitar kampus, Bae Joohyun terlihat paling menonjol di sana. Bukan karena dia senior, tapi karena ia termasuk salah satu golongan orang-orang atas yang disegani oleh semua orang.
Di kelas, Joohyun menyimak materi kuliah yang diberikan dengan baik. Profesor bahkan memujinya karena mampu menjawab pertanyaan yang diajukan temannya dengan penuh percaya diri. Gadis itu terlihat serius dan enggan berbaur dengan orang-orang disekitarnya.
"Dia benar-benar cemerlang seperti penampilannya," komentar seseorang di dekatnya.
"Mungkin saja, tapi gadis itu bagaikan puncak gunung es. Kaku, dingin, dan sulit diraih," timpal seseorang yang lain.
"Kabarnya ia putri konglomerat ternama di Korea. Pasti dia tidak akan sudi berteman dengan kita. Orang seperti itu biasanya sangat angkuh," sela beberapa orang.
Joohyun merasa tak punya waktu untuk menggubris apa pun yang dikatakan orang lain mengenai dirinya. Jadi, setiap ada yang berbisik-bisik di dekatnya, ia memilih tak ambil pusing dan berpura-pura tak mendengar apa pun.
Di kafe kampus, Joohyun tampak menyendiri bersama bekal buatan kokinya. Ia melahap salad dan sandwich sambil membaca buku.
"Hai," sapa seorang pria yang tanpa malu-malu langsung duduk di kursi kosong di hadapannya.
Joohyun melirik sekilas ke arah pria itu tanpa berkomentar apa pun. Lalu kembali menyibukkan diri dengan bekal dan buku yang sedang dibacanya. Pria berpenampilan necis itu tampak kesal karena merasa tak diacuhkan.
"Kau pasti Bae Joohyun yang sedang jadi topik perbincangan seisi kampus. Perkenalkan, aku Kim Seokjin, mahasiswa tahun kedua." Seokjin tersenyum manis. Ia menyodorkan tangannya ke hadapan Joohyun, mengajaknya bersalaman.
"Karena kau sudah tahu namaku, maka aku tak perlu memperkenalkan diri lagi." Joohyun menolak menjabat tangan Seokjin yang menurutnya kotor. Belum lagi, ia merasa pria itu sangatlah asing baginya. Tanpa melanjutkan pembicaraan, Joohyun pun melenggang pergi meninggalkan pria bernama Seokjin itu.
"Cih, dasar sombong," cibir Seokjin saat Joohyun berlalu pergi meninggalkannya.
Joohyun melangkah anggun menuju pintu keluar dengan semua pasang mata menatapnya. Ia tak sadar seseorang tengah mengawasinya sedari tadi.
"YAAA!" teriak Joohyun kaget saat seseorang nyaris terpeleset di dekatnya. Kopi yang dipegang orang itu terlempar dan menodai pakaian mahal Joohyun. Joohyun menatapnya sinis.
"Ada apa denganmu? Kau seharusnya lebih berhati-hati lagi. Aish ...." Ia menyeka noda hitam pekat yang terlanjur melekat di pakaiannya dengan sapu tangan.
"Mianhamnida." Seorang gadis yang menjadi tersangka insiden kopi membungkuk untuk meminta maaf.
Joohyun mengangkat wajahnya, lalu memperhatikan wajah gadis yang menumpahkan kopi ke pakaiannya dengan saksama.
"Kau!" Tangan Joohyun meraih pundak gadis itu, dan tanpa sengaja mendorongnya sampai tersentak ke belakang.
"Hei! Kau hentikan!" seru seseorang yang tiba-tiba muncul dari belakang Joohyun .
Ia menghentakkan lengan Joohyun hingga terlepas dari tubuh gadis yang masih menunduk terus sedari tadi. Mata Joohyun terbelalak. Ia shock menyadari siapa orang yang telah lancang berani menyentuhnya seperti itu.
"Kau! Kau kan ...." Joohyun menudingkan jari telunjuknya ke wajah orang yang ternyata adalah Kim Junmyeon. Memorinya langsung berputar ke beberapa waktu yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella's Friend
FanfictionApa jadinya kalau bukan Cinderella yang jadi pemeran utamanya? Melainkan teman dari seorang gadis Cinderella di zaman modern. Lebih-lebih gadis itu sangat angkuh dan arogan. Apakah dia bisa meraih cinta tulus dari pangeran baik hati sama seperti ki...