IV. 첫 번째 과제 (Tugas Pertama)

191 25 2
                                    

Taehyung menyaksikan sendiri bagaimana Junmyeon meringis kesakitan di hadapannya. Ia mengusap pipinya dengan murka. Mendadak Taehyung tersadar bahwa mereka berdua masih berada di areal kantor polisi. 

'Bagaimana jika polisi melihat perkelahianku dan menjebloskanku ke dalam penjara? Shireo!'

"Kurang ajar!" teriak Junmyeon sambil hendak membalas Taehyung. "Kenapa kau tiba-tiba memukulku, hah?!"

Taehyung pun menghindari pukulannya dengan refleks, hingga akhirnya tinju Junmyeon malah mendarat ke tembok di belakangnya. Sesaat kemudian Junmyeon mengaduh kesakitan sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Melihat ada kesempatan untuk kabur, Taehyung pun segera melarikan diri.

"YAA! Mau kemana kau bocah tengik berengsek! Kembali kau!" Junmyeon semakin murka.

Ia mengejar Taehyung. Namun terlambat, ia sudah keburu naik ke dalam bus yang kebetulan sedang berhenti di halte depan kantor polisi. Tampaknya Junmyeon tak akan melepaskannya setelah ini. Lihat saja, ia segera mengendarai mobilnya dan membuntuti bus yang Taehyung tumpangi hingga bus itu berhenti di halte selanjutnya.

Belum sempat Junmyeon mencegatnya, Taehyung terlebih dulu kabur dan menyusup di antara para pejalan kaki, memasuki sebuah kios dengan napas tersengal-sengal, dan bersembunyi di sana.

"Fiuh, aku selamat ...." Taehyung menyeka keringat di keningnya dengan lega.


===


Di dalam kantor yang terletak di lantai lima sebuah gedung, tampak Presdir Bae berdiri diam memandang ke luar jendela. Ia sedang berpikir sampai seorang pria muda masuk ke dalam ruangannya.

"Apa kau berhasil mendekati Joohyun?" tanya Presdir Bae, lalu membalikkan badan menghadap pria muda yang sedang berdiri di belakangnya.

"Mianhamnida." Pria itu membungkuk hormat. "Saat ini saya baru mengajaknya berkenalan."

Presdir Bae tersenyum mendengarnya. Ia menepuk pelan pundak pria itu.

"Santai saja, Nak. Kuharap usahamu akan membuahkan hasil nantinya." Presdir Bae lalu beranjak menuju kursinya. "Untuk saat ini, perusahaan ayahmu masih belum bisa kutangani. Kuharap kau bertindak cepat. Mungkin aku akan membantumu dengan membuat pertemuan perjodohan kalian. Kalau kau bisa meluluhkan hati Joohyun dengan sendirinya, aku tak akan berpikir dua kali untuk segera menopang perusahaan ayahmu yang nyaris bangkrut."

"Ne, Gamsahamnida." Pria itu membungkuk lagi, kali ini rahangnya mengeras. Ada sesuatu yang sedang dipendamnya.


===


Jisoo memandang ke luar jendela dari dalam bus. Hari ini Jisoo memutuskan untuk tak menunggu Junmyeon dan pulang lebih cepat.

Eomma menunggunya, ia meminta Jisoo untuk pulang lebih awal dan memintanya memasak makan malam seperti biasanya. Ia berpikir sepertinya sikap kasar Eomma padanya perlahan-lahan memudar akhir-akhir ini. Alasannya? Jisoo juga tidak tahu. Yang jelas setelah ia menerima syaratnya waktu itu, sikapnya menjadi jauh lebih manusiawi.

Sepanjang perjalanan, Jisoo terus memikirkan Junmyeon dan Joohyun. Begitu penasarannya sampai-sampai ia bertekad menelepon Junmyeon. Masalah apa yang terjadi di antara mereka?Ia sendiri tak menyangka kalau Junmyeon pernah bertemu dengan Joohyun sebelumnya. Dan dirumahnya? Bagaimana bisa?

Lalu soal Joohyun, ia bilang kalau kepulangannya ke Korea baru sebulan yang lalu. Ibunya masih tetap di Jepang sampai saat ini. Sejak perceraian kedua orang tuanya beberapa tahun silam, ayah dan ibu Joohyun tinggal terpisah. Karena Joohyun anak tunggal, kabarnya sering terjadi perebutan hak asuh di antara kedua orang tuanya. Jisoo mengetahui hal itu dari ayahnya sebelum beliau meninggal. Ayah Jisoo dulunya adalah teman baik ayah Joohyun ketika kuliah.

Cinderella's FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang