🌻 Bonus Chapter 🌻 awal dari sebuah impian

2.1K 212 64
                                    

Happy reading gaes
.
.
.
.
.
.
.

Taehyung tahu bahwa hidup bukan hanya sekedar merealisasikan cita-cita semasa kanak-kanak dulu, dia tahu itu lebih dari siapapun.

Taehyung pun tak perlu lagi bekerja terlalu keras untuk cita-citanya karena untuk saat ini pun Taehyung sudah akan mengambil alih sebagian besar apa yang ayahnya usahakan semenjak dahulu, ia tengah duduk di singgasana sang ayah dengan wajah datar nya itu atau bukankah dia memang selalu seperti itu?

Taehyung keluar dari gedung pusat perusahaan yang sebentar lagi akan berpindah ke tangannya cepat, tidak ada janji pertemuan tapi dia ingin cepat pulang lalu makan siang bersama sang ibu.

Taehyung yang merasa belum punya tanggung jawab apapun hanya mengenakan pakaian santai di selingi jaket kasual. Saat sampai kaki panjangnya menapak lantai lobi menunggu sopir pribadi.

Siang ini, hujan mengguyur kota seperti kemarin malam. Taehyung lihat di balik dinding kaca, adalah punggung sempit seorang pemuda yang duduk di sofa yang tersedia di teras lobi.

Tepat di bagian yang tidak terkena tempias, sedang Taehyung hanya melirik memperhatikan. Taehyung lihat sosok pemuda itu kedinginan, pada awalnya Taehyung biarkan tapi kemudian ada tingkah aneh yang sosok itu tunjukkan, dan itu mengganggu pikirannya.
Taehyung melangkah keluar, dan menghampiri sosok itu.

" Maaf, mengganggu. Kau bisa gunakan jaket ku" tawar Taehyung.

Sosok itu tersenyum kecut, berusaha menguasai diri atas rasa kaget, menggeleng dan menunjukkan tangan, tanda penolakan.

" tidak perlu, aku baik-baik saja"

Taehyung beranikan diri untuk sedikit memaksa,

"maaf sebelumnya, aku lihat kau
menggaruk badan sedari tadi. Aku tahu kau alergi dingin"

Seseorang itu terkesima, tak banyak yang bisa tahu penyakit receh macam itu. Tak banyak yang sadar betapa menyiksanya dia saat hujan turun.

*****


Semalam Taehyung mengutuk diri, bodoh memang. Setelah memberikan jaket nya pada seorang pemuda manis, sebelum reda hujan kemarin, Taehyung malah melangkah pergi ketika klakson mobil tepat menunggu dirinya.

Taehyung kira kecil kemungkinan untuk bertemu kembali. Tepat ketika Taehyung berpikir untuk menghilangkan wajah pemuda manis itu dalam benak, ponselnya berdering nyaring.

"halo, aku yang kemarin meminjam jaketmu, kapan kiranya bisa ku kembalikan?"

Dan kalian lihat? Tidak hanya bulan yang tiba ketika cinta di pucuk. Sepertinya dia menemukan kartu nama Taehyung terselip di sela saku jaket. Oh, iya Taehyung lupa bertanya soal nama.

"santai saja, kebetulan aku belum tahu namamu? Nanti biar aku atur waktu nya"

"Yoongi, Min Yoongi"

"Namaku Taehyung,mari bertemu"

Obrolan Via WhatsApp itu berlanjut. Sesekali Taehyung coba melontarkan canda, Yoongi menerima. Kadang Yoongi balas dengan 'haha' atau 'he'.

Taehyung yakin Yoongi tidak tahu. Betapa bahagianya Taehyung ketika yang Yoongi kirimkan adalah wajah bulat kuning tengah menjulurkan lidah.

Emoticon itu tiba-tiba membuat Taehyung merasa sudah mengenal Yoongi lebih dari dua puluh Purnama.

Agenda yang seharusnya hanya mengembalikan jaket, Taehyung tingkatkan satu derajat, MEREKA BERKENCAN.

******

Taehyung sudah siap, penampilan seperti biasa. Selalu tampan, siapapun tahu itu dan Yoongi juga. Mengendarai si hitam Everest kesayangan, Taehyung menunggu di depan rumah Yoongi. Betul, ternyata kata ayah, tak peduli menunggu berapa lama, asal jatuh cinta.

Taehyung membayangkan Yoongi yang tengah menyisir Surai arang nya, berkali-kali mematut diri di depan kaca, memastikan diri tampil manis di hadapannya. Memoles sedikit di wajah lalu memerahkan bibir.

Aih, Taehyung tak kuat membayangkan nya.

Dan imaji Taehyung hancur seketika ketika melihat Yoongi keluar dari pintu rumah. Tak ada polesan make up atau pewarna bibir. Yoongi tampil minimal, tapi entah kenapa Taehyung merasa Yoongi yang natural terlihat manis maksimal.

"Kau tampan sekali, mau kencan?"

Taehyung mengiyakan, Yoongi terlihat bingung. Mungkin Yoongi kira, jika aku ingin kencan malam ini kenapa aku mengajak Yoongi makan malam. Betapa bodohnya, Yoongi sama sekali tidak sadar bahwa Taehyung ingin kencan dengannya.

Mereka menuju Cafe seperti layaknya sepasang kekasih, bahkan Taehyung sengaja berpura-pura bertanya pada 'kau mau pesan apa?' agar terjadi sedikit perdebatan. Tentang apa yang enak dan apa yang tidak. Pada akhirnya pilihan mereka jatuh, memesan masing-masing satu ice americano.

Saat minum tiba, Taehyung kaget. Gelasnya besar tapi tak ada sedotan. Taehyung ingin meminta pada pelayan, tapi Yoongi menahan "Cafe ini tidak menyediakan plastik sekali pakai, jadi tidak ada sedotan"

Tapi Taehyung berpikir, tak mungkin ia minum ice americano dengan gelas besar langsung ke bibir. Tiba-tiba dari tas kecil, Yoongi mengeluarkan kotak kecil. Alat makan portabel, Yoongi bawa sedotan sendiri.

" tak apa, aku punya satu sedotan. Kita ganti-gantian saja"

Jantung Taehyung berhenti sejenak, tercekat. Akhirnya, mereka meminum satu gelas. Secara bergantian. Setelah itu, baru satu gelas lagi Mereka habiskan dengan satu sedotan yang sama.

Boleh Taehyung sebut itu sebagai, ciuman pertama mereka??

Akhirnya Taehyung tahu bahwa Yoongi adalah sosok yang selama ini ia sebutkan dalam tiap untaian doa, sosok yang ia jadikan impian. Yoongi adalah sebuah impian, dan Taehyung tahu bahwa tujuan hidupnya adalah impian yang lebih dari sekedar cita-cita.

dreamlydina__

Dalam impian ||TaeGi [COMPLETE]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang