#04

4.5K 366 4
                                    

"Jeon, lihatlah aku mendapatkan bunga!" ucap seorang gadis kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeon, lihatlah aku mendapatkan bunga!" ucap seorang gadis kecil.

Jungkook yang tengah memperbaiki ban mainannya, harus menoleh ke arah teman kecilnya. Jungkook menaikkan sebelah alisnya, kemudian menatap temannya.

"Yak! Jeon, jangan hanya dilihati! Ambillah, aku mengambil 2!" ucap Gadis itu, Jungkook hanya menggeleng.

"kenapa?" Tanya gadis itu, ia memiringkan kepalanya dan memasang muka cemberut.

"aku tidak mau ambil, karena kau mencuri!" Jawab Jungkook enteng. Gadis itu kemudian mengerutkan keningnya.

"aku tidak mencuri! Aku mengambilnya di halaman paman Jung!" Jawab Gadis itu, Jungkook kemudian menggeleng dan menatap temannya yang masih mengerutkan kening.

"apa kau meminta ijin saat memetiknya?" Tanya Jungkook, lalu gadis itu menggeleng dengan polosnya.

"bodoh! Itu sama saja kau mencuri tau! Kasian paman Jung ia sudah menyirami bunga itu dengan rutin, dan kau memetiknya dengan gampang" jawab Jungkook, gadis itu menggembungkan pipinya.

Kenapa dia bisa mendapatkan teman sedewasa ini, untuk anak seusai 5 tahun?

"Yak! Jeon, kau baru berumur 5 tahun beberapa minggu yang lalu! Kenapa kau terlalu dewasa? Aku tidak ingin bermain lagi dengan mu! Huh!" ucap Gadis itu, kemudian meninggalkan Jungkook, bunga yang ia petik juga sudah ia jatuhkan ke tanah.

Jungkook hanya menggeleng, tidak mungkin gadis itu akan benar-benar menjauhi nya. Ia yakin itu!

°°°

Jungkook terbangun dari tidurnya, ia terbangun setelah bermimpi bermain dengan seorang gadis kecil. Ia tidak terlalu memikirkan mimpi itu, setiap tidur ia selalu memimpikan gadis itu. Jadi ia tidak terlalu ambil pusing, toh juga ia tak tahu siapa gadis itu.

Jungkook kemudian bangkit dari kasurnya, ia mengambil handuk dan masuk kekamar mandi. Jangan lupa, ini hari senin!

25 menit kemudian.....

Jungkook keluar kamar dengan keadaan sudah rapih, ia menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan.

Prang.....

Belum sampai dimeja makan, Jungkook sudah mendengar pecahan piring. Lagi, lagi, dan lagi. Jungkook bahkan sudah tak hafal, berapa piring yang pecah karena dilempar.

"aku nggak mau tau ya, pokoknya kamu harus pecat sekretaris jalang kamu itu." ucap seorang wanita paruh baya, Jungkook yang mendengar kemudian menghela nafas dan memutar tubuhnya. Tidak ada mood untuk sarapan jika sudah seperti ini.

"kamu siapa? Kamu yang punya perusahaan? Kamu yang kerja?" jawab seorang pria paruh baya, Jungkook sudah tidak mau mendengar lebih jauh lagi. Ia melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

Saat ia ingin membuka pintu, dirinya dihentikan dengan teriakan seseorang.

"Den, ini bawa aja sarapannya. Nanti dimakan di sekolah ya Den, nanti kan upacara Den." ucap seseorang, dia Bi Inah. Pembantu dirumah Jungkook, Jungkook mengulas senyumnya dan mengambil kotak bekal berwarna biru itu.

"makasih ya Bi, Jungkook berangkat dulu. Dah" pamit Jungkook, Jungkook membuka pintu dan melambai kepada wanita paruh baya yang membuatkannya bekal.

°°°

"oh, ya besok mamah sama papah mau berangkat ke paris" ucap Mamah Lisa, Kini mereka semua sedang ada dimeja makan. Lisa yang tadinya menyantap sarapannya dengan semangat, langsung menaruh kembali roti bakar yang tinggal setengah.

"lagi? Kali ini berapa lama? 1 tahun?" Tanya Lisa, pandangannya masih kepiringnya. Ia tidak berniat untuk menatap Mamah dan papahnya.

"nggak selama itu, kok sayang. Cuman tiga bulan kok" lanjut papah Lisa, Lisa tersenyum.

Cuman? Tiga bulan itu cuman? - batin Lisa.

Lisa berdiri, dan meneguk sedikit susu coklatnya. Daniel juga ikut berdiri, ia tahu mood adiknya saat ini sedang tidak baik.

Lisa pergi tanpa berpamitan.

"Mah Pah, Daniel sama Lisa berangkat ya. Bye" Daniel tersenyum, dan pergi meninggalkan mereka berdua.

"Lis, lo nggak boleh kayak gitu sama Mamah Papah" ucap Daniel, kini mereka berdua ada di garansi.

"bacot lo bang, lo nggak ngerti apa yang gw rasain" ucap Lisa. Kini ia sedang bersandar di pagar, dengan kedua tangan didepan dada.

"Gw ngerti, gw juga ngerasain waktu kecil" jawab Daniel.

"Iya, tapi gw nggak biasa! Cuman, semenjak mamah nikah lagi sama Papa, mamah sering ninggalin gw! Coba aja, dulu gw nggak ijinin mamah nik---" belum selesai bicara, Daniel sudah mencengkram siku Lisa dengan keras.

"apa? Lo nyesel ngijinin mamah nikah sama papah gw? Jangan lupa Lis, lo selama ini hidup karena papah gw, papah gw kerja siang malem, keluar negri tiap hari karna siapa? Karna lo kan?" Daniel meninggikan suaranya, begitupun dengan cengkramannya. Lisa yakin, pasti kuku Daniel sudah menggores kulitnya.

"Bang, lepasin dulu, ahh. Kuku Lo" lisa berusaha melepaskan, cengkraman Daniel yang makin mengerat. Daniel melepaskan cengkramannya dengan kasar, membuat Lisa terhuyung sedikit ke belakang.

Daniel dengan muka merah padam nya, menaiki motor dan melajukannya. Meninggalkan Lisa, dengan mata yang mulai berkaca kaca. Lisa melihat sikunya, terdapat 4 luka bekas kuku Daniel.

Tanda lahir - batinya, kemudian tersenyum

°°°

Kini, Lisa dan yang lainnya sedang upacara. Percayalah, sepanjang upacara Lisa tersenyum. Karena? Jungkook! Lisa berbaris disebelah Jungkook. Lisa tersenyum karena Jungkook!. Lukanya? Sepertinya ia lupa kalau ada luka yang belum ia obati.

Senyumnya menghilang, kala kepalanya terasa pusing. Pandangannya perlahan buram, Lisa sedikit terhuyung kebelakang dan kembali tegak.

Jungkook yang menyadari pergerakan Lisa, langsung memegang pundak itu.

"kalo sakit ke belakang" ucap Jungkook.
Lisa memutar badannya, dana menghadap Jungkook. Jika dia tidak sakit, mungkin ia akan jinkrak jinkrak kegirangan.

"Gw kangen lo" ucapnya, kemudian...

Brukk...

°°°

Heyo mama, I'm Back.

VOMENTNYA PLEASE!


Promise - Lizkook【E N D】 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang