08

10 0 0
                                    


"Kajja! Turun" ujar namjoon, "tapi kita mau pergi kemana joon?" Tanya jihyo mendesak. Dengan paksa namjoon menarik lengan jihyo turun dari mobil dan membawanya kedalam suatu toko perhiasan.

"Namjoon-a kita mau apa kesini?" Tanya jihyo dengan nada sedikit tinggi. Namjoon yang sibuk berbicara dengan pelayan toko perhiasan tersebut.

Jihyo jalan mendekat namjoon kemudian dengan seketika namjoon menarik lengan jihyo so he can get closer to her! Damn jarak antara wajah namjoon dengan jihyo hanya beberapa inchi.

Kemudian namjoon sedikit menjauhkan wajah nya kemudian menunjukkan sepasang cincin kepada jihyo, "bagaimana bagus tidak?" Tanya namjoon kepada jihyo. "Uwu  bagus, kamu membeli itu untuk apa joon?" Tanya jihyo dengan lugu.

"Mwo? Kamu masih bertanya, ini cincin tunangan kita, aku sudah menunggu momen ini sudah sangat lama." Tukas namjoon dengan nada serius.
Jihyo terkejut, tak tergiang di pikirannya bahwa namjoon akan melamarnya, apakah orang tua namjoon akan setuju?" Bagaimana dengan dirinya bisa diterima di keluarga namjoon sedangkan, jihyo adalah anak dari yatim piatu, orang tua jihyo telah meninggal sejak dirinya masih kecil akibat kecelakaan.

"Hey! Jihyo mengapa melamun, mari kita pulang" perkataan namjoon membuat jihyo sadar akan lamunannya.

Sepanjang perjalanan jihyo hanya diam, dia syok dengan apa yang dikatakan namjoon barusan, setelah sampai di depan apartement, jihyo hendak turun dari kendaran milik namjoon itu, seraya mengucapkan terimakasih kepada namjoon telah mentraktir makan malamnya.
 

Saat jihyo berjalan di lorong apartement nya ia dikejutkan oleh seseorang yang tiba tiba menahan lengannya.



TBC duunggg comment + vote donggggg😚😚😚😚😚                                     

SincerelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang