Ku masuki ruang kelas ku, segera aku duduk di tempat ku, tak lama Fitri mendekatiku.
"Ra, tadi yang baca puisi kamu sendiri?" Tanya Fitri
"Bukan, aku mah yang bacain pembukaan, tips dan info, sama penutupan doang, hehe." Ucapku
"Tapi beneran puisi tadi bikinan kamu sendiri Ra?" Tanyanya lagi
"Kenapa? Jelek ya? Ya maaf, aku masih belajar sih Fit." Jawabku
"Bagus kok, keren banget malah, tapi kalo yang baca kamu lebih keren." Ucapnya memuji
"Apaan sih Fit, ya ampun bisa aja deh. Eh, kamu nyamperin aku udah selesai nyatetnya belum nih?" Ucapku
"Ya ampun, iya aku hampir lupa." Jawabnya
"Yaudah sana kamu selesain dulu, eh iya ini gaada guru yang masuk nih?" Tanyaku
"Lagi ada rapat Ra." Jawabnya
"Yaudah, kalo ada yang nyari aku bilang aku ke taman belakang sekolah ya." Ucapku
"Okee." Jawabnya
Aku pergi melangkahkan kaki ku dengan sangat gontai. Aku sangat menyukai suasana rimbanya pepohonan hijau dan alam yang menyejukkan. Aku membawa sebuah notebook dan bolpoint.
Aku merasa aneh dengan diriku, aku refleks menulis sebait puisi. Aku bingung dengan diriku sendiri kenapa aku bisa mendadak sepuitis ini karena rindu ku pada ibu. Tapi aku beruntung, rindu ini menjelma beberapa bait puisi, dengan puisi ini, aku dapat mengenangmu bu, aku dapat mengabadikan perihal mu bu.
Hati ini berdesir merdu mengenang ibu. Air mata ku tanpa sadar terjatuh deras membasahi lembaran kertas yang sedang ku buka. Ku ambil smartphone ku, ku pandangi setiap lekukan wajah ibu, mata nya yang berbinar indah, senyumnya yang sempuna bak cahaya yang mencerah.
****
Bintang's pov
"Fit, tadi lo deketin Ara 'kan?" Tanya Bintang
"Iya sih, kenapa emang?" Tanya Fitri kembali
"Enggak sih, lo tau ga dia kemana?" Tanya Bintang lagi
"Yaelah, ada di taman belakang deh tadi sih dia bilang gitu." Jawab Fitri
"Okeh, gue susulin dia dulu deh." Ucap Bintang
"Eh, tang!" Panggil Fitri
"Apaan sih?" Ucap Bintang
"Lo emang udah selesai nyatetnya?" Tanya Fitri
"Udah, kenapa emang?" Ucap Bintang
"Pinjem buku lo dong." Ucap Fitri
"Cari sendiri aja ya di atas meja gue." Ucap Bintang kemudian berlalu.
Bintang menghentikan langkahnya, ia melihat gadis yang berperawakan seperti Zahra.
Dengan langkah pasti, ia menghampirinya."Raa!" Panggilnya
Zahra mendongak dengan perlahan
"Ya ampun, ternyata kamu tang. Ada apa nih sampe repot-repot nyamperin saya ke sini?" Tanya Zahra
"Boleh ga gue duduk di samping lo?" Tanya Bintang
"Ya boleh lah, duduk aja Tang." Jawabku
"Ra, lo kalo pulang dijemput?" Tanya Bintang
"Enggak, saya biasa naik angkot atau kalo gak ya naik ojek." Jawabku
"Ra, kalo gue mau anterin lo pulang boleh ga?" Ucap Bintang
"Apa? Kamu mau anter saya pulang? Duh, jangan deh Tang." Ucapku
"Kenapa sih kok gue ga boleh anter lo?" Tanya Bintang
"Haduuh, penggemar kamu itu banyak. Lagian nih ya emang kamu ga malu apa jalan bareng sama saya?" Ucapku
"Malu? Loh kenapa gue harus malu coba, tolong kasih gue alasan Ra." Ucapnya
"Saya itu gendut, jelek ya mana ada sih cowok yang mau sama cewek kayak saya, apalagi kamu kan---" Ucapan ku terpotong
"Husst!" Ucapnya sambil menaruh jari telunjuk sebelah kanannya di atas bihir ku
Aku yang tersadar, langsung menepisnya dan tertunduk malu.
"Kenapa sih lo ngomongnya gitu Ra?" Ucap Bintang
"Saya ngomong sesuai realita aja Tang, cewek aja kebanyakan kalo temenan sama saya mandang fisik. Dan, ga sedikit kok cowok juga melakukan hal yang sama." Ucap ku
"Tapi gue nerima apa pun dan gimana pun kondisi lo Ra. Gue temenan ga pernah mandang fisik kok, apalagi gue tau banget lo dari kelas 1 Ra. Lo orangnya ga banyak macem." Ucap Bintang
"Ya ampun, makasih ya kamu mau temenan sama saya." Ucap ku
"Jadii.." Ucapnya
"Apaan?" Tanyaku
"Boleh ya gue anterin lo pulang?" Tanyanya
"Uhmm, yaudah deh." Ucapku
"Ra, ke kelas yuk!" Ucap Bintang mengajakku
"Kamu duluan aja ya." Ucapku
"Lo mau kemana emang?" Tanya Bintang
"Saya mau ke toilet dulu." Jawabku
Bintang terkekeh geli mendengar pernyataan ku, kemudian bintang pamit dan segera berlalu dari hadapanku.
Haiii!!
Gimana chapter kali ini?
Ga jelas ya??
Absurd??
Maafin yaa. Tapi gimana sama kejutannya??
Mau tau kejutan terbarunya??
See you to the next chapter!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu yang Menjelma
Fiksi RemajaAku yang selalu merindu tanpa kenal waktu Mengharapmu datang merengkuhku Menemuiku walau lewat mimpi yang selalu ku tunggu di setiap sudut waktu. Happy reading;)