1. Teman

140 0 0
                                    

"Aduh mati gue" gumam Nabila yang akrab di sapa Nab.kenapa gak nob aja sekalian ya ?. Dengan panik Nabila mencuci muka alias ngusap tanpa mandi apalagi gosok gigi. Kebayang gak baunya gimana ?. Santai dia masih kumur-kumur kok, pake Listerin.

Dengan super cepat Nabila memakai baju seragam sekolahnya yang sudah di siapkan pembantunya. Hanya kurang dari 5 menit Nabila sudah siap berangkat ke skulnya. Dengan terburu-buru Nabila turun dari kamarnya yang memang terletak di lantai dua.

"Eh gak sarapan dulu Nabila ?" suara wanita baya itu menghentikan langkah kaki Nabila yang sudah mau nyelonong keluar tanpa pamit.

"Eh ada bibi rupanya. Hehe" ujar Nabila sembari nyengir monyet setelah memutarkan badanya.

"Gak mah udah telat nih biiii" jawab Nabila "Nabil berangkat dulu. Da biii" pamit Nabila kemudian berlari keluar menuju sekolahnya dengan semangat 45.

Wanita baya itu hanya menghela nafas prihatin melihat tingkah nona mudanya. Sebagai seorang ibu gimana gak sedih kalau nonanya seorang cewek yang seperti laki-laki itu yang selalu kekurangan perhatian dari orang tuanya.

****

Nabila berhenti di depan garbang sekolah yang sudah di tutup. Ya jelas udah tutup. Bayangin aja dianya aja datang sudah jam delapan kurang tiga menit. Tiga menit!!!!. Pelajaran udah di mulai brooo!.

"Hah. Mampus deh gue mana pelajaran pertama sama pak Safrizal lagi" gumam Nabila. Tapi namanya juga Nabila kalau gitu aja udah nyerah bukan Nabila namanya.

Nabila tanpa pikir panjang memanjat gerbang sekolah yang sudah di tutup. Ya jelaslaah sudah di tutup, kalau gak di tutup ngapain coba di panjatin. Bego!!. Nabila mendarat dengan selamat tanpa kehilangan semangat di wajahnya.

"Sukses hehe" ujar Nabila bangga pada dirinya sendiri.

"Apanya yang sukses ?"

"Yap. Kan gue hebat. Mirip detektif keren di tv hehe. Apa jangan-jangan gue ni emang berbakat jadi mata-mata ya ?" jelas Nabila menjawab pertanyaan tanpa berbalik melihat siapa yang bertanya.

"Oooh bagus dong kalau gitu " suara serak basah ini membuat Nabila membeku. 'Oh my god mampus gue' ujar nabila dalam hati. Dengan perlahan Nabila berbalik ke arah pemilik suara yang sangat akrab dengannya.

"Eh bapak. Apa kabar ?. Sehat kan pak hehe. Bapak makin cakep aja tiap hari. Nabila mau kok jadi istri kedua bap. . . " godaan Nabila pada sosok di depannya berhenti ketika telinganya sudah di jewer membuatnya meringis dan menjinjit.

"Nabila!. Baju dikeluarin. Pake celana jins lagi. Jaket di iket di pinggang mirip preman gadungan. Terlambat dan manjat gerbang sekolah pula" cerca pria baya itu mengoreksi setiap kesalahan Nabila.

"Sakiiiitt pak ampunn" rintih Nabila memohon ampun sembari berjinjit setinggi mungkin.

"Tapi kamu bikin bapak gak kesal karena kamu bikin lolucon yang gak musuk akal" ujar pak satpam itu yang sudah akrab dengan tingkah Nabila lalu melepaskan telinga Nabila yang dijewernya.

"Bapak tau kok bapak ini ganteng. Tapi kalau bapak bikin kamu jadi istri bapak. Nah itu tuh yang namanya lolucon. Gak mungkin lah. Bisa mati muda bapak ntar" ujar pak sapam itu dengan narsis yang ketinggian.

"Emang bapak masih muda ?" tanya Nabila polos dengan wajah tanpa dosa membuat si satpam jatuh kadalam kenyataan pahit dengan mengenaskan.

"Waduh!. Kamu ini menyinggung perasaan bapak. Membuat luka lama berdarah kembali" ucap pak satpam dengan suara seperti orang terluka patah hati membuat Nabila berusaha menahan tawanya supaya tidak pecah.

Tomboy Vs UstadzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang