Nabila menuruni tangga dengan mata yang masih merah karena kurangnya tidur akibat begadang semalaman. Wajahnya yang masih basah berbeda dengan rambutnya yang benar-benar berantakan hanya di ikkat ekor kuda dengan topi putih yang menutupi kepalanya. Yah dia akhirnya bangun dan dengan terpaksa melakukan hal yang dia benci setelah kehidupan tenangnya terganggu akibat wanita tua yang selalu marah dengannya.
"Nabila kamu ini gimana sih. Sudah di jemput sama guru terus kesiangan tapi masih juga berantakan kaya gitu. Di mana tatakramamu!!" yap itu suara Calistia Virda ibunya Nabila yang sedang naik darah ketika melihat tingkah anaknya.
"Berisik!!. Siapa juga yang suruh dia jemput gak ada. Dan lo jangan ngatur-ngatur hidup gue. Lotu gak berhak!!" kecam Nabila dengan suara yang kasar kepada ibunya. Sedangkan Zen hanya mengerutkan alisnya melihat hal tersebut.
"Nabila!!" teriak Calistia. "Kamu ini jadi anak jangan kurang ajar ya. Sudah di besarin malah melawan".
"Anak. Haah" ujar Nabila sinis. "Anak lo itu bisnis, perusahaan, dan uang. Gak usah lebai deh. Kalau gue nih anak lo, gak mungkinlah lo tuh lebih perhatian dengan uang dari pada anak lo. I am right you know"
"Nabila apa yang mama lakuin itu buat masa depan kamu!!" ujar Calistia frustasi mendengar penjelasan anaknya.
"Oohh masa depan, yah masa depan" Nabila tersenyum sinis.
"Tapi gue gak butuh masa depan jika selalu sendirian" ujar Nabila pahit yang membuat Calistia tertegun. Lalu berlalu meninggalkan mamanya yang masih mematung kemudian berbalik menghadap Zen.
"Dan lo gak usah datang kerumah gue lagi, kalau ke sekolah gue masih sanggup, gue masih punya motor. Jadi jangan ganggu hidup gue dengan cara munafik lo itu"
Nabila berlalu dari depan Zen kemudian berjalan menuju garasi di mana Motor Yamaha R250nya berwana kuning dengan lis hitam berada. Dengan gila Nabila memacu motornya yang sudah jarang dia bawa menuju sekolahnya meski hari masih pagi.
'Masa depan gue, yang ada di dalam otak kamu tu ma cuma kerja dan kerja' gumam Nabila pahit dengan kristal bening yang melintas di pipinya di balik helmnya.
***
Nabila memarkirkan motornya kemudian berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya yang memang sudah kelaparan. Cekcok dengan wani tua tua itu membuat dia kehabisan tenaga.
Sebenarnya dia sangat senang saat mengetahui ibunya pulang jam satu dini hari, tapi dia harus menelan pil pahit setelah tau ibunya akan berangkat lagi jam 11 siang nanti ke Thailan. Padahal dia baru pulang dari Shanghai untuk urusan bisnis.
Nabila tahu mamanya sibuk, dan dia tidak marah. Satu hal yang membuatnya kecewa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Tidak banyak yang dia mau, bukan mobil atau motor. Punya waktu berduaan dengan mamanya itu sudah cukup.
Papanya, gak usah di tanya, dalam satu bulan dapat melihatnya sekali itu seperti ke ajaiban.
"Bik yang biasa" ujar Nabila kepada istrinya pak Samsil.
"Loh nabila !!" ujar Sastri kaget.
"Kenapa bi. Tenang langsung sama utang kemaren Nabila bayar kok" ujar Nabila lalu menyodorkan uang kertas merah yang baru di tariknya dari Atmnya.
"Bukan. Bibi kaget aja pas dengar kamu di keluarin, ternyata gak. Alhamdulillah" ujar Sastri yang membuat hati Nabila menghangat.
"Santai bi. Nabila masih cinta kok sama pak samsil jadi gak mungkin lah Nabila tinggalin. Hehe" goda Nabila dengan kekehannya yang nakal.
"Nabila. Nabila. Kamu ini ada ada aja" ujar Sastri lalu berlalu menyiapkan pesanan Nabila.
Nabila berjalan menuju kelasnya yang sufah ramai di ikuti pandangan aneh dari teman-teman satu sekolahnya. Entah apa yang mereka pikirkan Nabila gak tau, dan dia juga tidak peduli.
'Emanya ada yang di peduli'in seorang Nabila'.
"Nabila!!" teriakan khas Aqila di ikuti dengan pelukan hangat darinya sedikit membuat Nabila risih meski dia senang.
"Aqila lepasin"
"Gak" bantah Aqila yang masih erat memelik Nabila.
"Makanya, cari cowok biar di bikin guling. Apa jangan-jangan lo ini lesbi" ujar Nabila yang membuat Aqila melepaskan pelukannya.
"Eh lo ya. Kalaupun gue lesbi gue gak bakalan mau sama lo Nab. Gak level. Style gue ni tinggi gak kaya lo yang kaleng-kaleng" kata Aqila yang langsung menohok Nabila.
'Mampus li Nab, di bilang kaleng'
"Oh jadi gue kaleng nih. Ya udah" ujar Nabila lalu meninggalkan Aqila seolah dia merajuk.
"Ya marah jangan marah dong. Nabila cantik deh" bujuk Aqila setelah mengimbangi langkah kaki Nabila, tapi Nabila telap diam.
"Nanti gue beliin paket deh. Pliiiis ya jangan marah" Nabila masih tetap tidak bergeming.
"Nab jangan marah dong. Nanti gue beliin apa yang lo mau tapi jangan marah ya" Nabila berhenti setelah mendengar perkataan Aqila.
"Oke kalau gitu kita bolos" ujar Nabila yang langsung di tolak Aqila.
"Selain itu deh"
"Ya udah kalau gak mau" Nabila berlalu membuat Aqila panik.
"Oke-oke" setuju Aqila pahit yang langsung di tarik Nabila menutu parkiran di mana motornya berada.
Nabila langsung tancap gas setelah Aqila duduk manis di jok belakang melesat kencang melewati gerbang dan menghilang di jalan raya.
***
Sorry pendwk kali ini soalnya lagi ada acara nikahan teman jadi agak sibuk
Tapi sekarang udah kok....
Jad bisa kembali fokus
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy Vs Ustadz
HumorApa jadinya ya ???. Bila sosok Nabila yang manis, tapi jangan tertipu melihat wajahnya!!!. Karena dia itu cewek yang arogan, sombong, dan pastinya tomboy yang tergambar jelas dalam dirinya, karena itu bisa di lihat cara jalannya, pakaiannya terutama...