rasa yang ada dalam satu waktu

9 3 0
                                    

Keinginan untuk berubah itu selalu ada, berdiri tegar menerjang semua badai.

Semua punya itu. Terus berjuang.

Menahan jutaan rasa yang kian melebur menjadi satu.
.
.
.
Kadang kalanya mereka berhasil dan akan menghadapi tahap selanjutnya, kadang juga ada yang mulai berpikir menyerah, salah satunya si bodoh ini.

Berucap seakan dialah manusia yg tau apa yang dia mau tau. Seakan pemikirannya adalah patokan hidupnya, satu-satunya patokan hidup yang harus dia tempuh yang pada akhirnya hanya akan membawanya ke hasil yang membuatnya ingin menghantam kan kepalanya berulang-ulang ke dinding batu.

Berucap dia senang, dia kuat, dia pusing.

Gamang memilih mana yang akan ia pilih. Bertahan atau menyerah. Penantiannya seakan sia-sia. Dia tak menampik akan datangnya hari untuk dia keluar dari semua masalah hidup yang mencekiknya kian erat. Tapi, kata menyerah selalu berputar dalam kepalanya.

Hatinya kian terasa remuk. Lantas... Sejak kapan dia mulai mengeluhkan soal hati? Bukankah hatinya mulai mendingin dari waktu itu?
Sayangnya dia salah, tinggal menunggu hari dimana hati yang ia punya itu semakin dingin dan terkena ledakan, lalu penderitaannya akan berakhir. Dia masih mengira-ngira apa yang akan meledak tepat di depannya lagi nanti.

Menahan semua rasa, rasanya dia ingin mati saja, sayang... Dia nyaris mengakhiri hidupnya, tapi karna dia takut akan akibatnya, opsi pembatalan pun ia pilih. Haha dasar lemah!

Memilih menimbunnya hingga suatu saat akan ia luapkan dalam bentuk garis halus dilapisi warna merah.

Halus? Ya.. halus menembus kulit.

Hampir seluruh lengan ia buat garis dengan pola kasar.

Bagaimana bisa? Orang yang takut sakit... Bahkan sampai menyukai rasa sakitnya.

Kian banyak rasa yang memupuk,
Berjuang dan terjatuh dalam kubangan yang sama.
Bodoh-z

TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang