Termenung dan Merindu

23 13 0
                                    

Aku teringat saat ketika kita akan berpisah, ketika kau lebih memilih dia yang baru kau temui dan memilih meninggalkan aku, kataku:

"kau tak akan aku kejar,
ku biarkan kau pergi,
ku biarkan kau berlari,

ku biarkan kau mengenal dan menyentuh
ia yang kau anggap segala,

dan bila nanti kau mulai lelah oleh ingin-inginmu,
mulai terasa perih hatimu

ingat-ingatlah aku,
jalan pulang,

yang kau lupakan."
(K.P)


Sungguh masa-masa yang sangat sukar dulu, kehilangan yang tiba-tiba terjadi. Seperti awal aku mengenalmu, kau tiba-tiba ada, dan tiba-tiba aku bahagia, tiba-tiba kau pergi, dan tiba-tiba aku aku hancur.  Ah sial! aku lupa kalau semestinya aku tidak mengingat hal-hal itu, padahal aku sudah melangkah dan berusaha keras untuk bertahan sendiri sampai disini. Sekarang, jangankan menjaga, hendak khawatir padamu pun rasanya sudah tak bisa. jangankan bertemu kamu, bilang rindu saja rasanya bibirku sudah membisu. Bahkan hanya untuk memikirkan kamu saja aku masih bertanya-tanya, bolehkah aku?

Bahkan ketika aku merasa bodoh dan gila karena masih mengharapkanmu yang telah pergi demi dirinya, aku masih berharap kamu baik-baik saja, bahkan saat titik terendahmu.
Mungkin aku dulu merasa telah sangat memiliki, sehingga kini aku merasa amat tersakiti.
Padahal dulu saat menatapmu, aku seperti melihat diriku sendiri.
Padahal dulu, tertidur di pangkuanmu adalah hal yang selalu kunanti-nanti. Tapi kini semuanya lenyap karena semua hal tentang kamu telah kabis, tak tersisa lagi.

Sering aku berpikir, mungkinkah bila aku mencari tahu seperti apa lelaki yang kau damba, lalu berubah menjadi seperti itu, apa kamu akan kembali? Mungkinkah saat aku berjuang lebih keras, berusaha mendapatkanmu untuk yang kedua kali dengan cara-cara yang lebih manis dan lebih tulus, masihkah hatimu mau menerima untuk kuisi lagi?
(Bulan pun tak pernah berbohong bagaimana dia selalu merindukan bumi, maka dia menghampirinya setiap malam).

"sebelum aku menjadi sendiri dan sesepi ini, aku juga pernah berdua tampa terpikir kata mendua". -A.H

H

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menang Dalam LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang