Cerita Mak Sumirah I

13 2 0
                                    

          Menjadi golongan sudra yang dipandang hina oleh masyarakat dalam kasta kehidupan, merupakan sebuah mimpi buruk yang tak diinginkan oleh semua orang. Apalagi dihiasi dengan gelar "Anak Jadah" yang menambah nilai buruk bagi seseorang yang mengalami mimpi buruk ini. Siapapun yang mengalaminya, pasti akan merasa murka, namun gentar hatinya. Gelisah dan menderita. Perasaannya yang gundah gulana antara melawan, bertahan, atau menyerah. Di selimuti atmosfer ketakutan, kebencian dan kesedihan. Di hujani beribu cacian, dikuasai amarah dan dendam akan nasib malang yang sudah mendarah daging dengan takdirnya. Yang diinginkannya hanyalah hidup tenang dengan kasih sayang dan dihargai. Bukan rasa kasihan dan kesedihan serta menjadi kambing hitam dalam kehidupan.
         
          Seorang penjahat pun pasti mempunyai alasan mengapa dirinya menjadi seorang yang jahat dan memiliki af'al yang buruk. Kebanyakan dari mereka beralasan merasa direndahkan, dibenci dan di caci maki, tidak dihargai, di khianati, disia-siakan dan masih banyak lagi. Seseorang yang mengalami perlakuan tak berperi kemanusiaan seperti ini cenderung emosi nya tak terkendali, mental dan kejiwaannya dapat terganggu, sulit ditebak. Sedetik marah, sedetik kemudian tertawa, sedetik kemudian menangis lalu menjerit histeris. Ujungnya, obat-obatan terlarang jadi pelarian. Lahirlah seorang kriminal. Korban jadi pelaku. Sudah banyak kasus seperti ini. Kebanyakan dari mereka berakhir dipenjara, rumah sakit jiwa, dihukum mati dan sebagainya. Yang paling sering terjadi, mereka yang mengalami mimpi buruk ini berakhir dengan bunuh diri.
         
          Namun berbeda dengan Sukardi. Dia sohib ku sejak kecil. Dan aku satu-satunya teman yang dia punya. Kami tumbuh, bermain dan belajar bersama-sama. Dirinya adalah korban dari perbuatan menyimpang kedua orang tuanya.
       
         Dari cerita Mak Sumirah, dulu saat kedua orang tua Sukardi masih muda, mereka adalah orang-orang yang terkenal dikampung ku. Bedanya, ayah Sukardi terkenal sebagai seorang pendosa sedangkan ibu Sukardi terkenal sebagai Kembang Desa. Lalu mereka saling jatuh cinta pada malam purnama yang menjadi awal penderitaan Kembang Desa dan anaknya, Sukardi.
         
          "Apa yang dilakukan mereka dulu? Kenapa Kardi yang jadi korban? Apakah sekotor itu perbuatan mereka dulu sampai orang-orang sangat membenci mereka?" tanyaku pada Mak Sumirah bertubi-tubi. Lalu Mak Sumirah mulai bercerita.

🎆🎆🎆

          Ayahnya adalah pembuat onar, pencuri, perampok, penjahat dan segala hal buruk melekat dengannya. Berbeda dengan ibu Sukardi. Beliau adalah wanita yang baik dan sopan. Perilakunya yang lemah lembut, rupanya yang cantik nan jelita, sangat menarik hati tutur katanya, membuat para lelaki menaruh hati padanya. Tak terkecuali si pembuat onar itu, ayah Sukardi.

Mengintip Masa Lalu - Kisah SukardiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang