"Mau ikut gak, Di?" tanya Farah yang beranjak dari duduknya."Kemana?" Diandra yang dari tadi berkutat dengan laptopnya diatas meja kantin, mengalihkan pandangannya pada Farah.
"Lapangan. Daniel lagi tanding basket sama Kak Rafif,"
Rafif. Mendengar namanya saja sudah membuat Diandra kesal sendiri mengingat soal kemarin. Rafif tidak mau menerima naskah pidatonya, malah mengajaknya untuk pulang bareng.
Kalau ada kontes siapa laki-laki teraneh di dunia ini, Diandra yakin seribu persen Rafif pemenangnya. Kadang menyenangkan, tapi tiba-tiba bisa berubah menjadi menyebalkan.
Tunggu, menyenangkan darimananya? Dari Gombalannya? Tidak. Tidak sama sekali. Diandra menghapus lagi asumsinya tentang Rafif yang menyenangkan itu.
Sikap Rafif yang seperti itu justru membuatnya harus berhati-hati menata perasaannya. Sebab candaan dan perasaan itu tidak selamanya berteman.
"Gak mau ah, males," jawab Diandra seadanya atas tawaran Farah tadi.
"Seriusan gak mau nyemangatin mantan, nih?" goda Farah.
"Far.. Plis, deh," Diandra semakin kehilangan moodnya ketika Farah mengingatkannya dengan mantannya itu, Daniel.
Mantan yang pernah memberinya tawa namun menggantikannya dengan luka. Perasaan Daniel yang berlebihan malah melukis akhir yang mengecewakan.
Diandra sendiri tak habis pikir, mengapa bisa ia pernah memberikan hatinya pada laki-laki yang tega menduakannya dulu.
Diandra hanya menjalin hubungan dengan Daniel selama satu minggu. Itupun hanya dengan satu pertemuan saja, ketika mereka berpisah. Sebab Daniel pun mengajaknya pacaran lewat Farah, benar-benar tidak gentle. Dan bodohnya, Diandra pun menerimanya karena saking polosnya saat itu.
Siapa sangka, Daniel yang over protektif, selalu mencurigai Diandra bermain dibelakangnya, ternyata dirinya sendirilah yang seperti itu.
Jika hanya diduakan saja, Diandra mungkin mudah melupakan kejadian lima bulan yang lalu itu. Tetapi ini, Daniel menduakannya dengan Nesya, sepupu Diandra sendiri.
Berulang kali Diandra mencoba ikhlas atas hubungan Daniel dengan Nesya, namun lagi-lagi ketulusannya tidak dihargai.
Ketika Nesya mengalami kecelakaan hingga koma tiga bulan, Daniel malah tiba-tiba menghilang. Hingga sepupu kesayangan Diandra itu menutup usianya, batang hidung Daniel tidak terlihat sama sekali.
Kemana perginya pengecut itu pun Diandra tidak tahu. Daniel pergi tanpa pesan. Namun amat meninggalkan kesan bagi Nesya. Sebut saja dia memang tergila-gila sekali dengan Daniel.
Selepas kepergian Nesya, manusia itu tiba-tiba muncul kembali dalam hidup Diandra. Dengan beraninya mengajak untuk mengulang kisahnya dengan Diandra lagi. Meski tak terhitung penolakan yang Daniel terima, ia tetap bersikukuh dengan keinginannya hingga sekarang.
Demi Tuhan, Diandra sudah muak dengan cinta. Sebab orang-orang yang dicintainya pun meninggalkannya. Beberapa ada yang tak meninggalkan, namun mengecewakan. Apa cinta memang satu paket dengan kecewa?
"Iya deh, maaf. Gue ke sana sendiri aja deh. Bye, Di!!" teriak Farah sambil meninggalkan Diandra seorang diri.
Iya, benar. Diandra seorang diri di kantin. Dia yakin, sebagian besar siswa-siswi sekolah ini pasti sudah memenuhi bibir lapangan untuk menyaksikan langsung pertandingan itu. Ditambah sekarang sudah jam pelajaran terakhir dan para guru pun sedang rapat.
Entahlah, Diandra tidak tertarik sama sekali. Yang ada di pikirannya sekarang hanya Rafif yang harus menerima naskah pidatonya hari ini, bagaimanapun caranya. Karena Diandra tak mau usahanya sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
April
Novela JuvenilApril-ku tak lagi sendu, ketika kulihat senyummu yang berubah jadi candu. Hari-hariku juga tak lagi kelabu, saat kamu menjadi bagian dari puisiku. Benar katamu, duka itu hanya konotasi. Bahagialah yang jadi denotasi. Hal indah akan tetap hadir jika...