gAESSS KALIAN TAHU KAN BETAPA BESAR CINTAKU PADA KALIAN???
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
uWUU MAACIWW 😙
aku bakal berusaha buat fast update. jadi mohon kerjasamanya. 200 vote sama 100 komen lagi hehe jangan gampar aku 😄
🐥
"chenle, tunggu!" jisung memegang lengan yang lebih tua saat hanya tersisa keduanya di ruangan divisi mereka.
chenle menghela napas dengan lelah, rapat dengan petinggi perusahaan di departemen mereka, lalu pengkajian ulang oleh tim hrd, belum lagi pembicaraan seriusnya dengan jisung benar-benar menguras tenaga. yang pemilik kulit pucat itu inginkan hanyalah segera sampai di apartemen dan merebahkan tubuh lelahnya di kasur.
jisung terlihat gugup, terlihat jelas dari gerak lidahnya yang membasahi bibir. "kau--setelah semua penjelasanku... apa tidak ada yang ingin kau katakan?"
dengan pelan chenle melepas telapak tangan jisung yang memegang lengannya. "saya benar-benar lelah--bisa saya pulang sekarang?"
air muka jisung berubah kecewa, dia tidak suka chenle berbicara formal padanya. terlepas dari dirinya yang merupakan atasan si kulit pucat itu sekarang. jisung tidak menginginkan batasan semacam ini, terlebih setelah semua penjelasan yang dia paparkan. chenle tidak menolak, pun menerima. jisung dibuat berada di antara bayangan semu. namun jarak yang zhong chenle ciptakan cukup mampu membuat jisung berasumsi chenle belum benar-benar memaafkannya.
"terlepas dari penjelasanku, aku tahu pembelaan macam apapun tak ada artinya. semuanya tak akan bisa mengubah apa yang sudah terjadi." kedua tangan jisung mengepal di sisi tubuhnya. mereka berdiri berhadapan, hanya berjarak satu langkah. "tapi chenle... tidak bisakah kita memulai semuanya dari awal?" pinta jisung yang mulai putus asa.
chenle bimbang. rasanya setelah semua penderitaan yang dia alami, memaafkan jisung--meskipun dia tidak sepenuhnya salah, tetap saja berat. chenle mengerjap, lalu menengadah menahan laju air matanya yang siap tumpah kapan saja.
"a--aku tidak bisa." wajah manis itu berpaling ke salah satu sisi. tembok dengan jam dinding yang menunjukan pukul sembilan malam itu entah mengapa jauh lebih menarik perhatiannya dibanding wajah tampan jisung.
yang lebih muda tidak bisa menahannya lebih lama lagi, setetes air mata meluncur dari mata kirinya.
"chenle...." lirih jisung, yang lebih tua mengambil satu langkah mundur. kepalanya menggeleng lemah.
"aku tidak bisa...."
napas jisung tercekat. di saat yang bersamaan pintu ruangan divisi mereka terbuka, sosok manis dengan kulit tan tengah menyembulkan kepalanya dari balik pintu.