Jungkook mendudukkan Jimin di kursi panjang di atap dan mendudukkan dirinya di samping Jimin
Jungkook menatap Jimin yang hanya menunduk dan memejamkan matanya serta jangan lupakan kepalan tangan yang mengerat, Jungkook tau Jimin sedang marah
Dengan perlahan Jungkook memeluk Jimin untuk membantu meredamkan amarahnya. Karena terkejut tanpa sengaja Jimin membuka matanya memperlihatkan bola matanya yang telah berubah warna menjadi merah menyalak dan menatap Jungkook
"Tenanglah ~"
Jungkook berujar dengan lembut, tangan kirinya merengkuh pinggang Jimin, dan tangan kanannya mengelus punggung Jimin dengan lembut.
Dengan perlahan Jimin membalas pelukan Jungkook dan mata merahnya perlahan berubah menjadi seperti semula Shappire Blue. Jimin menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Jungkook yang mebuatnya merasa nyaman dan terlindungi.
Jungkook terus mengusap punggung Jimin dengan pelan untuk menenangkan Yeoja yang ada dalam rengkuhanya ini.
Setelah beberapa saat Jungkook melirik Jimin yang dirasa tubuhnya sudah tidak bergetar lagi
"Apa kau sudah merasa tenang ?" Tanya Jungkook
"Em, Gomawo"
Jungkook yang akan melepas pelukannya, Berhenti karena merasakan Jimin mempererat pelukanya.
"B-bisakah kita s-seperti ini sebentar.....Jungkook-ah" Tanya Jimin ragu sambil menatap Jungkook. Jungkook tersenyum dan mengangguk.
"Gomawo" Ujar Jimin dengan tersenyum manis. Jungkook sempat tertegun tapi tak lama dia kembali merengkuh Jimin dan melewatkan jam pelajaran sampai istirahat.
–Mereka telah mengetahui asal dan bangsa mereka satu sama lain, The prince hanya tidak mengetahiu rahasia Jimin bahwa Jimin adalah immortal keturunan manusia dan peacock, mereka hanya tahu bahwa Jimin adalah Putri dari Peacock King kecuali Jungkook, dia mengetahui rahasia Jimin. Jungkook Telah mengingat Jimin setelah dia melihat amarah Jimin, Shappire Blue yang berubah menjadi merah menyalak. Ya Jungkook telah mengingat Jiminnya, Musuh sekaligus pemilik hatinya, Cinta pertamanya–
.
.
Mereka baru selesai berlatih menguasai seni beladiri menggunakan tongkat dan beristirahat dipinggir lapangan dengan Hoseok yang selalu menggerutu, bagaimana tidak dia tidak terlalu menguasai beladiri ini
"Akhh...tubuhku sakit semua" keluhnya, dan Taehyung yang mendengarnya langsung memijat lengan sampai tangan Hoseok
"Kenapa kita harus menguasai beladiri ini ? Bukankah kita mempunyai kekuatan ?" Tanya Taehyung
"Dasar kau ini, pertama kali kau masuk, Head Master kan sudah menjelaskannya, dank au tak sadar bersekolah dimana eoh ?" kata Seokjin sambil menjitak kepala Taehyung
"Tck, Eonni seperti tak kenal Taetae. Dia kan hanya terfokus pada Hoseok, mana mau dia memperhatikan sekolah ini atau mendengarkan penjelasan Head Master." Sahut Jimin yang di balas tatapan takjub dari yang lain
"Wahhh Daebak, Ini adalah kalimat terpanjang yang di ucapkan Jimin" sahut Namjoon yang di balas anggukan oleh yang lain kecuali Jimin yang hanya memutar bola matanya malas.
Jimin merasakan pipinya dingin, setelah menoleh ternyata Jungkook yang baru datang menempelkan minuman pada pipi Jimin
"Untukku? Gomawo ~" ujar Jimin, Jungkook hanya mengangguk
"Noona, Hyung, kita harus pergi ke Istana, Raja memberitahuku untuk segera kesana" kata Jungkook, meraka mengangguk dan melangkah memasuki hutan menuju kekerajaan, setelah keluar dari sekolah, tentunya.
"Ya Chim, bukankah kau bisa berteleportasi" bisik Taehyung
"Em, Wae ?" –Jimin
"Kenapa kita tidak berteport saja, aku lelah untuk berjalan, dan kau tak lihat Hosiki Oppa, kasian dia badanya sudah sakit semua haruskah dia berjalan ke Istana yang letaknya sungguh jauh eng~ dia bahkan tak bisa melakukan shift karena lelah Chim, Jebal~" Taehyung memohon dengan Aegyonya
"Geure, Kajja" Sahut Jimin setelah melihat Aegyo Taehyung dan kasihan melihat Hoseok.
"Jinja, Gomawo Chimchim~" Sorak Taehyung yang membuat semuanya berhenti berjalan.
"Ada apa Tae" –Seokjin
"Kita berhenti berjalan" –Taehyung
"Mwo, apa yang kau katakana, kita harus bergegas sebelum__" –Namjoon
"Ssttt, dengarkan dulu pabbo aku belum selesai berbicara" –Taehyung
"Yak !! Kau berani se__"—Namjoon -.-(Lagi lagi perkataanku di potong)
"Keumanhe, berpeganganlah" instrupsi Jimin
"Jangan main-main Chim, kita tidak punya banyak waktu"—Jungkook
"Kau pikir aku sedang bermain, tck palliwa!!" Jimin menggenggam tangan Jungkook
Posisi (Jimin-Jungkook-Hoseok-Taehyung-Seokjin-Namjoon)
Jimin memejamkan Matanya dan menjentikkan jarinya
Pluk
Hup~
Mereka sampai di halaman Istana
"Uwaa kau bisa menghilang Chim, kenapa tidak bilang" kagum Hoseok
"Tanpa aku bilang kau juga akan tau" sahut Jimin langsung berjalan mengikut Jungkook, dan tanpa sadar Jungkook masih menggenggam tangan Jimin.
.
Mereka telah sampai didalam Istana yang ternyata telah di tunggu oleh Tiga Raja Tampan
"Kalian sudah tiba ternyata, tak ku sangka akan secepat ini" sambut Raja Siwon dan betapa terkejutnya Jimin saat melihat seseorang yang begitu Jimin rindukan
"Kau tak akan melepaskannya, Jungkook-ah" kata Raja Yesung sambil menunjuk tangan Jungkook yang bertautan dengan tangan Jimin menggutakan dagunya, Jungkook mengikuti arah pandangnya dan mengarah pada tautan tangannya dengan Jimin, seolah baru tersadar Ia langsung melepas tautan tangannya dengan Jimin dengan wajah sedikit bersemu, setelah itu semua orang tersenyum melihat Jimin yang berlari dan memeluk Seseorang yang hanya terdiam sambil tersenyum kearah Jimin.
"Kau Merindukanku sayang ?"
"Tentu saja aku merindukanmu, Nomu-nomu Bogosipheo~" kata Jimin
Jungkook terkejut melihat skinsip yang dilakukanJimin dan orang tak dikenal itu, 'Mwoya ige, ijen Nuguya ?' batinJungkook dan tanpa sadar Jungkook menatapnya tidak suka.
TBC
YOU ARE READING
PEACOCK & WOLF (KookMin) ~Re-upload~
FanfictionHanya kisah Jungkook dan Jimin lain bangsa, namun terikat akan takdir Special For : @Jeon_MinJung FOLOWER WATTPAD and all readers in this world Btw.... Aku akan me-reupload FF milik alm. Adikku @Jeon_MinJung sebagai penghormatan atas karya tulis ya...