vi. saat butuh

1.3K 217 36
                                    

ㅡ⅌ㅡ

"Ma!"

Mama Jeon yang lagi nyapu halaman belakang rumah noleh waktu dengar sang Anak manggil.

"Kenapa?"

Jungkook nyodorin buku kusam yang dia dapat di kamar tadi ke Mama, sukses buat wanita yang lebih tua nyernyit, "ini apa?"

Jungkook rotasiin maniknya, mutusin buat buka halaman buku tersebut secara acak.

Halaman ketujuh, ada foto polaroid Jungkook sama Taehyung selfie sambil makan eskrim disana.

"Mama kenal dia?"

Mama Jeon agak kaget waktu Jungkook ngeliatin foto-foto itu. Keringat dingin mulai basahin dahi Mama Jeon.

"Nggak? Mungkin temen k-kamu?" Jungkook geleng-geleng, "tapi aku gak inget, Ma."

Mama Jeon senyum kecil terus usap halus surai anaknya, "istirahat dulu, ya?"

"Tapiㅡ"

Mama Jeon naruh jari telunjuknya di depan bibir Jungkook, "sana istirahat, Mama banyak kerjaan."

Jungkook cuma bisa ngangguk iyain.

ㅡ⅌ㅡ

Pagi ini Jungkook lagi ngelukis di atas kanvas yang baru aja Papanya beliin. Senang sekali rasanya, karena melukis itu hobi si Manis, dan udah lama sekali rasanya nggak ngelukis.

Sesaat kemudian, Jungkook dengar suara tetesan air di jendelanya. Gerimis. Reflek dia senyum manis. Sosok Taehyung dan janjinya muncul gitu aja di pikirannya. Cepat-cepat dia beresin alat ngeluskisnya dan duduk di pinggir jendela.

Sebenarnya Jungkook bingung, dia bahkan nggak tau apa-apa soal Taehyung, cuma sebatas nama dan fisiknya, kenal pun belum lama. Tapi alam bawah sadar Jungkook terus narik pola pikirnya dengan anggapan kalau Taehyung itu sosok yang begitu penting.

Lumayan lama Jungkook nunggu, tapi Taehyung nggak kunjung muncul.

Brak!

Jungkook dengar suara pintu dibanting dari luar kamar. Awalnya pengen nyusul untuk ngeliat ada apa, tapi nggak jadi karena Jungkook dengar suara bentakan Papanya.

"Kamu gila?! Kamu mikir nggak sih dampaknya buat dia?!" suara Papanya terdengar nyaring, Jungkook cuma bisa nelungkupin wajahnya dengan tujuan nahan tangis.

"Ya terus solusi dari kamu apa?! Kamu mau dia kayak dulu terus?!" kali ini suara Mama Jeon yang terdengar.

"Ini! Ini kenapa aku nggak tahan sama kamu! Egois dan seenaknya!"

"Kamu yang egois dan sok paling tau! Aku juga nggak tahan sama kamu, cowok brengsek!"

"Kamu yang..."

Tuk tuk

Jungkook negakin wajahnya saat dengar bunyi tuk tuk (dari batu kerikil) yang berasal dari jendelanya. Ia usap air mataㅡyang nggak tau sejak kapan ada ituㅡdan ngeliat ke luar jendela, dengan harapan sosok yang dia tunggu-tunggu muncul.

Dan benar aja, Taehyung di sana.

Buru-buru buka jendela, Jungkook senyum lebar ke arah Taehyung yang ngelambai di bawah.

"Taehyung, hujan! Masuk sini." Taehyung geleng kecil dengar ucapan Jungkook, aku cuma sebentar, Kook!

Dengar ucapan Taehyung, senyum Jungkook luntur. Ingin bertanya 'kenapa', tapi Jungkook lebih milih untuk diam aja.

"Aku nepatin janji aku, kan? Matahari lagi nggak ada, jadi nggak bisa titip salam. Makanya orang ganteng langsung datang, hehe."

Jungkook kembali senyum lebar, berusaha nggak dengar suara berantem orang tuanya yang makin nyaring. Bahkan suara isak tangis Mamanya bisa Jungkook dengar, tapi Ia berusaha mengabaikan.

"Makasih, ya!"

Taehyung menyernyit bingung, "kenapa?"

"Makasih udah datang pas aku butuh. Jungkook melipat tangannya di pinggiran jendela."

Taehyung tersenyum hangat.

"Aku selalu datang pas kamu butuh, Kook. Dan cuma bisa datang pas kamu butuh."

ㅡ⅌ㅡ

Yaampun udah berapa lama aku nggak update? Maaf banget banget. Aku tiba-tiba baca ulang Putih tadi, bacain komen kalian, dan langsung gercep ngetik *nangis*.

Yang masih baca, yang masih nunggu, terima kasih banyak :)

Putih | taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang