04| Sang Remaja

10 1 0
                                    

Waktu terus berputar, hari demi hari berganti. Minggu, bulan, tahun terus berjalan tanpa henti. Sang bayi itu pun mulai tumbuh besar. Menjadi pribadi yang memiliki rasa ingin tahu yang menggebu. Pribadi yang tangguh. Memiliki jiwa pemimpin yang kuat. Tekadnya tak tergoyahkan. Pandai bergaul dan selalu menciptakan suasana hangat di sekitarnya.

"Loyd!!" Teriak sang ratu sambil bergegas mendekatinya ketika mendapati anaknya hampir terjatuh dari balkon atas.
"Sudah ibu katakan, jangan terlalu dekat dengan pagar itu. Hampir saja kau terjatuh"
"Maaf bu, tetapi apa yang berkilau disana?" Sambil menunjuk sesuatu yang berkilau di tengah laut, di pagi hari itu dari pinggiran pagar balkon yang menghadap ke laut.
"Ahh itu bukan apa-apa, hanya sinar mentari yang menyinari lautan yang biru itu. Ayo cepat masuk. Hari sudah mulai panas"

Ya, dialah Maghenta Orellyanis Loyd. Anak sang raja Magmailoid. Yang biasa di sapa dengan nama Loyd atau putri Loyd. Saat itu usianya baru 8 tahun. Dia memiliki banyak teman di sekitar kerajaannya. Loyd muda tidak di perbolehkan untuk keluar istana sebelum usianya mencapai 17 tahun.

Dia habiskan untuk belajar di istana; membaca, berhitung, sejarah, strategi, memecahkan masalah, kode-kode, menjahit, menenun dan bermain bersama teman di taman istana. Banyak guru guru istana yang didatangkan.

Loyd, gadis yang cepat tanggap. Dengan mudah semua ilmu yang diberikan dapat ia pahami. Bahkan terlalu cepat untuknya belajar bela diri. Itulah sebabnya pada tingkat selanjutnya dia tidak belajar dengan teman-teman seusianya lagi.

"Ayah, aku ingin belajar ilmu bela diri"
"Tapi kau masih 11 tahun. Masih sangat belia"
"Aku ingin tahu, seberapa besarnya kepulauan Mancesstranoela dan seberapa indahnya ini dengan mata kepalaku sendiri. Selama ini aku hanya belajar melalui buku-buku"
"Ayah akan panggilkan guru bela diri itu ke istana sehingga kau tak perlu pergi keluar"
"Tapi yah.. aku ingin melihat dunia. Ingin ku buktikan buku yang pernah ku baca itu"
"Iya, saat kau 17 tahun"

Belajarlah ia ilmu bela diri di istananya sendiri dengan di gurui oleh prajurit kepercayaan ayahnya yang pandai bertarung.

"Tuan, putri Loyd sangat cepat dan tanggap menerima semua ilmu bela diri yang diajarkan. Bahkan dia bisa sangat lihai dan cekatan dalam mempraktekkannya. Saya rasa tuan, tidak ada salahnya jika ia ingin berkelana keluar. Karena saya yakin dia bisa menjaga dirinya. Ini hanya saran saya, karena tidak ada materi pembelajaran lagi yang harus diajarkan" kata prajurit kepercayaannya.

Saat itu putri Loyd berusia 14 tahun, sedang melamun di balkon atas sembari memegang kotak kecil yang tak pernah ia buka.

"Ayah, seandainya kau tahu betapa penasarannya aku terhadap kepulauan ini. Maafkan jika aku membuka kotak kecil ini sebelum usiaku 17 tahun"

"Nona? Sedang apa disana? Dan mengapa kotak itu nona pegang? Bukankah itu seharusnya berada di dalam peti di kamar nona?" Kata pelayan yang setia menemaninya sejak dia bayi hingga sekarang.

Belum sempat ia membuka kotak itu, berbaliklah ia.
"Bibi, aku hanya penasaran. Aku terngiang kata-kata itu yang menyuruhku untuk membuka ini saat aku 17 tahun. Kenapa tidak sekarang? Dan kenapa menunggu nanti? Apakah bibi tidak takut jika usiaku tidak mencapai 17 tahun, maka aku akan mati penasaran"

Dibukalah kotak itu di depan sang pelayan. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat isi kotak itu hanya selembar kertas yang robek. Dan tidak bertuliskan apapun. Hanya lembaran kosong. Namun, tidak diam begitu saja. Putri Loyd berkata jujur kepada sang raja dan ratu di temani pelayan sebagai saksinya.

Tidak ada hukuman yang di jatuhkan. Justru sang raja mempersilahkan ia untuk berkelana mencari apa yang ingin dia cari. Dengan syarat harus selalu di kawal oleh prajuritnya. Putri Loyd menyetujuinya.

Dan berkelanalah ia.

***

dsthnp
June, 28 2019

AlaenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang