05| Prajurit Pengawal

10 1 0
                                    

Menyeberangi lautan menuju barat daya, melihat kerajaan aneh disana. Mata sang putri pun terbelalak dan berdecak kagum.

"...banyak hewan aneh disana"

Dari dalam kabin kapal, dengan cepat ia pun membuka kertas kosong dan robek miliknya, dan masih belum menemukan apa apa didalamnya.
Keluarlah ia mengikuti sang pengawal ke depan dek kapal untuk melihat lebih jelas dan detail kerajaan di pulau itu.

Betapa terkejutnya ia ketika hendak menunjukkan kertas kosong robek miliknya itu bersinar perlahan memperlihatkan bagian bagian gambar di kertas itu. Pulau pulau pun mulai tampak dari itu.

Hari semakin malam, sang purnama semakin terang menyinari perjalanan mereka. Lelaplah untuk jiwa yang lelah.

Dari dalam kamarnya, sang putri pun masih bingung. Sebab kertas itu tak sebersinar tadi saat ia di depan dek kapal. Perlahan memudarlah gambar gambar itu.

"Aneh, glow in the dark? Siapa yang membuat ini? Ada ada aja saja" sambil terus di pandanginya secarik kertas itu.

Pagi hari yang sunyi, terdengar kicauan burung dan deburan ombak. Udara sejuk mulai menusuk hidung. Embun pagi nan dingin yang lembut menyentuh kulit. Ya, mereka sampai di dermaga kerajaan Quiella.

Semua menyambut dengan suka cita. Diajaknya mereka untuk masuk ke istana, hanya sekedar mampir dan tidak ingin berlama lama. Putri Loyd pun sempat berkuda dengan anak anak dari kerajaan Quiella itu. Suka cita tergambar dari raut wajah mereka.

Kemudian berjalanlah ia ke kerajaan Amargond dan Trudgofa.

Sang putri pun tertarik untuk tinggal di kerajaan Trudgofa. Dengan alasan ingin mempelajari ilmu hitam penyihir. Ia pun menyuruh pengawalnya untuk pulang. Namun pengawal tidak mau karena merasa tugasnya belum selesai.

"Pulang saja, aku bisa menjaga diriku. Lagi pula, disini aku hanya ingin belajar ilmu. Beri aku waktu 4 bulan dan aku akan kembali atau kau bisa menjemputku disini"
"Tidak nona, tugasku belum selesai. Aku harus mengantar nona kembali ke istana. Bagaimana jika raja memhetahuinya? Saya akan khawatir"
"Aku hanya ingin mencari jati diriku, mempelajari hal yang ingin ku pelajari"

Berat sang prajurit pengawal itu untuk meninggalkan sang putri sendirian di kerajaan orang untuk belajar ilmu. Hatinya tidak tega. Ingin rasanya ia terus mendatangi putri untuk sekedar melihat keadaannya. Namun tidak bisa, karena letak yang berpulau pulau. Sehingga memerlukan banyak bahan bakar. Dan hanya dapat di tempuh dengan kapal. Bisa berhari hari untuk sampai.

Namun, meskipun demikian mereka telah membuat persetujuan; yaitu selalu berkirim surat sesempat yang bisa dilakukan. Mereka pun menyetujuinya.

Tetap saja rasa ragu, takut, khawatir menyelimuti dirinya. Rasa tidak bertanggung jawab dan rasa bersalah pun kian menghantuinya selama perjalanan pulang ke istana Magmailoid.

"Penyesalan memang selalu datang terakhir. Seandainya aku tidak memenuhi permintaan raja untuk memenuhi permintaan putri semata wayangnya, ini semua tidak akan terjadi"

***

dsthnp
June, 30 2019

AlaenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang