1. semangat feb!

54.3K 2.1K 271
                                    

Uhuk2, another cogan anak didik tante yg bakalan bikin kalian ngeces yesss 🤭🤤😆

Setelah terjadi peperangan bathin memilih antara Rizky Nazar sama lakik mulmed di atas akhirnya tante memutuskan lakik inilah yg jadi castnya buat fantasi nakal kita semua, ehhh 😄😅

Febi POV

"Jangan sampe lu mecahin rekornya mbak Yanti, Feb"

Suara perempuan yang duduk di kursi pas di sampingku terdengar pelan nyaris berbisik.

Tak lama kemudian kurasakan gerakan tangannya memutar kursiku menghadap ke arahnya.

Shanti terlihat serius menatapku.

"Apaan sih, Shan?" Tanyaku malas, padahal sebenarnya aku tahu apa yang hendak dia utarakan.

Dalam waktu enam bulan terakhir, aku sudah dua kali berganti asisten. Dan ucapan Shanti mengenai mbak Yanti yang dia sebut, tidaklah heran apabila Shanti mengatakan jangan sampai aku memecahkan rekor mbak Yanti yang berganti asisten tiga kali dalam kurun waktu setahun.

"Elu pasti tau deh apa yang pengen gue omongin" Shanti menarik nafas sebelum melanjutkan perkataannya.

"Manusia itu beda-beda, Feb. Elu gak bisa minta mereka harus sama kaya yang elu inginin" Lanjutnya dengan wajah masih terlihat serius.

"Ya terus salah gue kalo mereka ternyata bukannya bantuin kerjaan tapi yang ada malah nambahin beban kerjaan gue?" Aku masih saja menatapnya malas.

Kami adalah marketing yang bekerja di sebuah perusahaan bergerak di bidang jasa penyediaan perlengkapan hotel. Perusahaan ini sudah bergerak dari tahun tujuh puluhan dan di percayai menjadi penyuplai perlengkapan hotel oleh hotel-hotel yang tersebar di seluruh Indonesia dan sudah menjalin kerja sama puluhan tahun lamanya.

Shanti menghela nafas panjang lalu menoleh ke arah meja asistennya dan kembali menghadap diriku, kursinya semakin bergeser mendekat.

"Lu kalo punya asisten kaya Arin ya Feb, mungkin elu bakalan punya niat bunuh dia tiap hari" Katanya dengan suara kembali terdengar berbisik.

Aku mendengus mendengar perkataannya barusan.

"Ya salah elu pertahanin dia jadi asisten sekian tahun" Sahutku tidak acuh.

"Kalo gue sih gak mau perusahaan ini ngebuang uang buat ngegaji orang-orang yang gak berkompeten" Lanjutku lagi setelah melirik ke arah Arin yang sedang berada di kubikelnya tidak jauh dari tempat kami berada.

"Lu pikir dia lagi ngerjain surat penawaran buat hotel tuh, Shan?" Tanyaku kemudian, daguku mengarah ke arah Arin yang terlihat tidak berkedip menatap layar komputer di hadapannya.

Shanti menoleh ke belakang ke arah kubikel asistennya lalu menghela nafas lewat mulut.

"Iya, gue tau, jam segini dia pasti lagi nonton streaming drakor" Jawabnya lemah.

"Nahh" Aku menjentikkan jariku ke depan wajahnya.

"Asisten-asisten gue terdahulu yang satu demen banget bikin video tik-tok gak kenal tempat, gak kenal waktu, yang satu lagi sibuk ngeluh soal pacarnya"

"Ya kalo pacarnya lelaki, nah ini mereka sama-sama perempuan" Lanjutku lagi mengungkit masalah para asistenku terdahulu.

"Gue sih gak ada masalah ya kalo mereka udah kelar ngerjain tugas-tugas mereka, terserah deh mereka mau jungkir balik sama pacarnya, mau guling-gulingan bikin video tik-tok, asal kerjaan ber..."

"Iya, Feb, iya, gue ngerti kok masalah elu, andaikan si Arin itu bukan sodaranya pak Chandra, gue bakalan minta asisten baru" Shanti memotong perkataanku dengan muka melas, pundaknya merosot ke bawah setelah menyebutkan pak Chandra, atasan kami alias direktur utama perusahaan tempat kami bernaung.

My Assistant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang