32. calon mantu ibu

11.5K 1.7K 391
                                    

Ternyata dek den tahun 2015 pernah liburan ke Bali, duhh knp ga ngabarin tante sih? Pdhl saat itu tante stay di bali 3 bulan jualan gorengan bakwan di pantai kuta 😅😆

Febi POV

Aku hanya bisa terduduk diam di sebelah Dennis yang juga terdiam.

Mau menyusul ibu membujuk dan meredakan emosinya rasanya tidak mungkin karena ibu tipe orang yang apabila sedang marah lebih baik di biarkan sendirian dulu.

Tetapi aku merasa tidak enak kepada Dennis, situasi ini terjadi karena kami berdua, bukan kesalahan aku atau kesalahan Dennis sepihak.

"Saya gak akan pulang walaupun ibu nyuruh saya pulang"

Aku menoleh ke samping, Dennis menatapku dengan raut wajah terlihat kusut.

Kasihan dia, baru kali ini kena di omelin ibu.

"Iya terserah elu aja mau pulang atau nggak, ibu biasanya kalo kita diemin, marahnya juga cepat ilang kok" Kataku sambil tersenyum.

Pandangan mataku turun ke kausnya yang kotor terkena lauk makanan dan sisa-sisa butiran nasi masih banyak menempel.

Udah kejengkang di atas ranjang, kena tumpahan makanan, di omelin ibu. Wajar saja melihat wajahnya tampak kusut.

Tanganku bergerak meraih tisu dan memutar tubuh ke samping lalu mengambil butiran-butiran nasi yang menempel di kausnya.

Dennis mengamatiku.

"Maaf" Katanya pelan.

Aku mematung. Kenapa dia jadi minta maaf?

"Maaf untuk apa?" Tanyaku lalu mendongak menatapnya.

"Kalo tadi saya gak gegabah, hal..."

"Gak perlu di sesali, kejadian ini gak bakalan terjadi kalo gue gak ikut berpartisipasi" Potongku cepat aku kembali mengambil butiran nasi yang masih tersisa.

Beberapa saat kami terdiam, aku memutuskan untuk membuka suara lalu menegakkan punggung.

"Dari tadi tuh sampe sekarang gue masih berdebar-debar dan baru gue tahu kalo rasa berdebar itu ternyata banyak macamnya" Lanjutku lalu kembali tersenyum agar mencairkan suasana yang masih terasa tegang.

Kulihat alisnya bertaut.

"Pertama berdebar karena elu nyium gue, kedua berdebar karena Apri masuk ke kamar dan ketiga berdebar karena di omelin ibu"

"Rasa debarannya itu berbeda-beda" Lanjutku takjub.

"Sebenarnya saya mau tanya sesuatu soal debaran itu, tapi kayaknya kalau membahasnya sekarang, timingnya gak pas" Kata Dennis.

Lagi-lagi aku tersenyum menanggapinya lalu mengambil butiran nasi yang menempel di samping kausnya.

Aku faham apa yang dikatakannya, Dennis pasti ingin menanyakan soal debaran ketika kami berciuman, apakah aku akhirnya merasakan debaran atau tidak.
Jawabannya ya, aku bisa membedakan debaran apa yang aku rasakan saat berdekatan dan berciuman dengannya.

Tetapi lebih baik memang tidak membahasnya sekarang.

Kami kembali terdiam.

Masih terasa canggung apabila berduaan dengannya, padahal belum lama kami saling mengecap, melumat dan menempel tidak kenal tempat.

Aku dan Dennis sebelumnya kan tidak terlalu akrab, Dennis adalah sahabat Apri yang dulu pernah aku sangka sebagai pelaku tindak asusila.
Walaupun aku sudah mengetahui kebenarannya dan Dennis juga yang menyelamatkan aku dari tindakan pak Teddy bukan berarti setelah kejadian itu kami menjadi akrab.

My Assistant Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang