Sampailah hari dimana Lula mengikuti olimpade. Gadis itu ikut mewakilkan sekolahnya untuk mengikuti O2SN yang di selenggarakan di bandung.
Setelah berkemas dan membawa apa yang sekiranya di butuhkan nanti, Lula pun turun ke bawah.
Sepi. Hanya ada bi Yumi yang sedang menyiram tanaman di luar. Lula celingukan mencari Fara dan Axel, tapi sepertinya mereka sedang tidak ada di rumah.
"Kadang Lula juga iri sama keluarga yang lain,"gumam Lula sedih.
Lula pun mengunjungi bi Yumi yang tampak sedang asik menyiram tanaman, sampai tak sadar bahwa Lula sudah berdiri di sampingnya,
"Bi Yumi,"panggil Lula membuat Yumi memandangnya terkejut.
"Loh?non sejak kapan disitu?kok bibik nggak liat ya,"ujar bi Yumi membuat Lula tersenyum.
"Baru kok bi. Oh iya, hari ini Lula mau ikut olimpiade, jadi berangkat nya rada cepat."ujar Lula disertai senyumnya.
"Oh iya iya, semangat ya non ya, bibik doain agar non dapet yang terbaik, oke?"ujar bi Yumi memberi semangat.
"Iyaa makasih banyak ya bi, kalau gitu Lula berangkat dulu. Assalamualaikum,"ujar Lula sambil menyalam tangan Yumi.
"Waalaikumsalam,"
Gadis itu berangkat menggunakan mobil pribadi nya. Papa Lula lah yang memberikan mobil ini, katanya agar Lula tak susah lagi berangkat sekolah jika papa nya sedang di kantor.
Gadis itu pun menancapkan gas nya. Tak sampai 15 menit, Lula sampai dan langsung memarkirkan mobilnya. Lula langsung bergegas ke arah Alodie yang sedang mendata anak-anak yang akan ikut perlombaan O2SN, Alodie memang anak osis.
"Alodie, nggak ikutan ke bandung?"tanya Lula membuat Alodie mengalihkan pandangannya ke Lula.
"Hm kayaknya enggak, soalnya kata pak Karto, anak osis cuma nge data doang. Bus nya udah mau berangkat, apapun hasilnya nanti, jangan kecewa. Lo udah berusaha yang terbaik,"ujar Alodie panjang lebar.
"Iya makasih Alodie,"balas Lula sambil tersenyum. Lula pun mencari-cari keberadaan Arzam, tapi nihil. Padahal gadis itu sudah mengatakan bahwa dia akan ikut olimpiade hari ini.
"Yaudah, masuk gih itu bus nya udah mau jalan,"ujar Alodie yang di balas anggukan oleh Lula. Lula pun melambaikan tangan pada Alodie.
"Mungkin Arzam sedang sibuk,"batin Lula.
Lula duduk di dalam bus, tak banyak yang ia kenal di sini, paling hanya beberapa orang. Lula duduk seorang diri, gadis itu mengeluarkan earphone nya dan larut dalam alunan musik.
Ketenangan Lula terganggu saat ada yang menarik sebelah earphone nya, gadis itu pun menoleh.
"Gue boleh duduk sebelah lo?"tanya seorang laki-laki dengan nada dingin.
"Boleh kok,"ujar Lula seadanya.
Hening. Tak ada percakapan sama sekali di sepanjang perjalanan, Lula yang paling tak tahan dengan situasi ini pun memulai percakapan.
"Nama kamu siapa?"tanya Lula membuat cowok itu menatapnya.
"Genta."balas nya singkat lalu kembali memfokuskan pandanganya ke depan.
"Oh kalau gitu, kenalin, aku Lula."ujar Lula ramah.
"Udah tau."
Lula pun memilih bungkam karna tak ingin mengganggu ketenangan cowok itu.
Karna perjalanannya cukup jauh, tak sadar Lula tertidur dan mengabaikan telponan yang sedari tadi berdering.Arzam is calling
Karna merasa terusik, Genta pun membangunkan Lula, tapi Lula hanya membalas dengan gumaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lula's diary
Novela JuvenilGadis itu menceritakan seluruh nya pada buku kecil berwarna pink, orang-orang pada umumnya menyebut buku itu buku diary. Menuangkan beberapa karya tulis yang baru saja dia lalui, murni tanpa tambahan sama sekali. Tersenyum ringan, seolah adalah manu...