Part 3

16 3 0
                                    

Song recommendation
inferiority complex-Park Kyung ft. Eunha


"Bagas" Teriak Cindy melihat Bagas berjalan di depan nya dengan muka yang kekurangan mood sepertinya.

"Oh Cindy kenapa?" Tanya Bagas berhenti lalu duduk disamping Cindy tanpa di perintah.

"Hmmm jadi lu beneran pacaran ama Dinda?" Tanya Cindy tanpa basa basi.

"Hm iya" jawab Bagas singkat

"Tapi katanya mau nunggu Karin" goda Cindy kepada Bagas yang tau bahwa Bagas menyukai Karin sejak lama dan Cindy tidak memberitahu Karin karena bagas melarang nya melakukan hal itu.

"Hm gimana Karin udah ga mau buka hati buat gue, dia juga cuma nganggep gue sebagai temen" Ucap Bagas dengan senyum pahit dibibirnya.

"Lu jadiin Dinda sebagai pelampiasan?"

"Ya gitulah"

"Siapa yang bilang gitu" tolak Cindy "Karin jelas jelas udah suka sama lo dari dulu Bagas"

"Hah? Suka? Kalau dia suka gue kenapa dia sendiri sekarang lagi berduaan sama Naufan di rooftop" ya Bagas tak sengaja melihat adegan ambigu Naufan dan Karin barusan.

--------------------------

"Kenapa nutup mata?" Bisik Naufan yang melihat pipi Karin berubah merah. Jarak pandang mereka hanya sekitar kurang dari 10cm.

"Ayoloh mikir apaan, yakali gua bakalan macem macem sama cewe kek lu" ucap Naufan menarik wajah dari hadapan Karin.

"Ihh apasih" ucap Karin lalu menendang tulang kering Naufan terus berlalu pergi meniggalkan Naufan yang tampak kesakitan sambil memegang kaki nya tersebut.

"Dasar cewe psikopat" ulas Naufan sambil tersenyum.

*******************

"Karinnnn,lu ngapain sama Naufan" teriak Cindy

"Cindy!!! Lu ngapain teriak teriak" balas Karin tak mau kalah mendengar teriakan Cindy yang emang gemar teriak walaupun orang yang iya maksud sudah berada didepannya.

"Lu ngapain ama Naufan, kok pipi lu merah ayoloh"

"Dih bacot" ucap Karin meninggalkan Cindy lalu pergi kekelas

-----------------------------

"agh" gumam Karin ketika ia tak sengaja tersingkai oleh batu karena ia terburu untuk pergi keruang osis mengantarkan laporan yang ia ketik semalaman agar tidak dilempari kata kata pedas oleh sang Ketua osis.

"eh lu ga apa apa" tanya seseorang memberikan uluran tangan kepada Karin yang sedang membersihkan lutut nya yang tergores lantai semen sekolahan.

"eh Bagas" ucap nya menjawab uluran tangan bagas dan menatap ekspresi wanita yang telah diutus menjadi pacar Bagas sejak... Ntahlah Karin tak tau pasti kapan mereka memulai hubungan itu,yang Karin tau Bagas dan Dinda akan selalu tampak berdua kemana pun dan kapanpun.

"oh tadi gua mau anter laporan" canggung Karin setelah sadar tatapan tak biasa yang dilontarkan Dinda kepadanya.
"oh yaudah sini biar gue aja yang  bawa" tawar Bagas hendak mengambil tumpukan lembaran itu namun cepat dicegat Dinda.

"yahh gas tapi kan kita mau ngantin bareng, kak Karin BISA kok bawa nya " tekannya

Karin yang melihat adek kelas nya seperti itu tak tahan lalu pergi meninggalkan dua sejoli itu.

******************

Sepulang sekolah Karin melihat 3 cewe berpakaian minim keluar dari kamar Fikri, tak sengaja mata Karin berpapasan dengan mata Fikri yang berada didepan pintu.
Karin berfikiran bahwa tatapan itu tak seperti tatapan dia yang biasanya.

Kenapa?

Karin tidak mempedulikan hal itu,karena ia emang sifatnya bodo amat pada suasana lingkungannya.

Pukul 22.48

Karin pergi keluar untuk sekedar membeli beberapa camilan eskrim dan snack.
Memakai topi hoodie yang terpasang dikepala nya serta jaket jeans dan traning joger menyusuri perkotaan, melihat sepasang anak muda yang berlalu lalang.
memasuki minimarket lalu disapa hangat oleh pegawai disana. Memilih beberapa camilan lalu membayar ia tak memilih untuk langsung pulang tetapi menghabiskan camilan nya sambil menikmati kerasnya dunia,  para manusia yang berkerja untuk dunia, sepertinya.

Sorot mata Karin berhenti melihat sepasang anak muda bertengkar sepertinya ditepi trotoar,perempuan itu mengusap mata nya sambil menarik narik sang lelaki yang tampak tak peduli bagai mana keadaan belasan mata yang berlalu dan memperhatikan mereka.
Bagas dan Dinda.
"sepertinya seru" ucap Karin tersenyum miring sambil mengunyah ice cream pisang ditangannya.

"lu kok kek gini sih gas" Ucap wanita yang tidak lain adalah Dinda.

"seharusnya gue yang nanya lu kenapa din" elak Bagas membungkam kan Dinda.

"lu berlebihan" tambahnya

"tapi wajar gue cemburu, lu lebih  perhatian ke Karin dibanding gue"

Mendengar samar nama nya disebut karin hampir tersedak.
"whoa ada gue nya, ayo terus ribut gue ga suka kalian akur" gelak Karin dalam minimarket.

"tapi Karin sahabat gue, gue kenal karin duluan dari lu" sambung Bagas.

"tapi gue pacar lu gas" ledek Karin menebak dari jauh apa yang selanjutnya akan dikatakan dinda

"TAPI GUE PACAR LU GAS" teriak dinda yang sesuai dengan tebakan Karin.

"oh gitu? Berarti sekarang ga lagi" ucap Bagas lalu pergi meniggal kan Dinda.

"lah udah end aja" ucap Karin lalu pergi menuju kulkas hendak mengambil beberapa minuman botol.

Karin kembali duduk menatap Dinda yang masih berjongkok,lumayan lama hinggal pukul 23.58 ketika Karin Mengcek ponselnya dan Dinda pergi dengan mata yang merah meninggalkan jejak perpisahan hubungannya dengan Bagas.

Hampir jam 2 lewat Karin diminimarket tersebut,memang minimarket ini buka 24jam jadi Karin memanfaatkan itu ketika ia sedang gabut dirumah, seperti ini.

Tak lama ia pulang melewati gang lorong yang sepi, namun ia sadar seperti ada yang mengikutinya namun ia tenang hingga pada seseorang menggunakan baju serba hitam menodongkan pisau kelehernya.

"serah kan semua yang kau punya" suruh seseorang itu.

"oke oke tenang" kata Karin menyodorkan satu permen tangkai.

"aku sedang tidak ingin bercanda, cepat atau kau akan aku jadikan pel*cur" ucapnya

"wah kasar ya"

Karin maju mendekati pria itu lalu bertanya " jika kau melihat seorang membawa pisau berlumuran darah, jangan takut itu adalah aku. " ucap nya dengan tatap datar.

"wah ini pisau lu beneran? " tanya karin meragukan pisau tersebut.

Dengan spontan pria tersebut mengayunkan pisau itu mengenai bahu karin.

"hmm tajam juga, ga seruh ah,, ni pisau gua bisa bikin lebih sakit" mengeluarkan pisau lipat yang tumpul dari kantung jaket nya.

Karin menendang tangan pria tersebut sehingga pisaunya terpental jauh lalu dengan bruntal menusuk perut pria itu lalu mencabik bekas tusukan itu dengan tangan nya sendiri.

Karin mengambil tangan pria itu mematahkannya bak mematahkan seranting kayu, ya cukup mudah baginya.

Lalu menginjak perlahan bekas robekan yang ia buat sehingga beberapa organ pria itu keluar dari tubuh nya.

Melihat nya bersimbah darah dengan nafas yang mulai hilang
Dan air mata serta mata yang membelalak adalah pemandangan yang memiliki nikmat tersendiri oleh seorang Karin.

Ia membuka topeng pria itu. Penasaran siapa manusia yang akan mati ditangan nya malam ini.

"Fikri? "



Mianhae guys, udah lama gak upload, sebagai gantinya ku double ya up nya😚 di ending, kalian ntar mau Karin sama Bagas atau Naufan nih? hayooo
instagram: hudanurrafa21
email: hudanurrafa@gmail.com

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Psikopat Gurl [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang