Pengalaman di The John Rylands Library berakhir dengan kekonyolan Rapunzel Kim. Jisoo dan Jennie melanjutkan perjalanan mereka untuk menjelajah dan menciptakan cerita.Satu kejutan dari Jisoo untuk Jennie karena tiba-tiba sekali mereka sudah berpindah negara. Kali ini mereka berada di Amsterdam. Kota hangat nan romantis.
Setelah makan siang di restoran cepat saji di tepian danau, Jisoo dan Jennie menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di sekitar danau. Mata Jisoo yang menangkap sebuah toko buku dengan cepat menggerakkan tangannya untuk menyeret Jennie ke dalam sana.
"Disini banyak sekali tempat yang berurusan dengan buku ya, Eropa memang luar biasa..", Jennie meracau sendiri sambil melihat-lihat buku di sekitarnya.
"Ada yang lebih luar biasa dari Eropa, Jennie ah..", Jisoo yang berdiri tak jauh dari Jennie rupanya mendengar racauan Jennie tadi.
"Hmm?"
"Kau. Kau lebih luar biasa." Jisoo menaikkan alisnya setelah mengatakan itu.
Jennie memutar malas bola matanya, mungkin sudah khatam dengan manisnya ungkapan kata dari mulut Jisoo
Sementara Jennie sibuk melihat-lihat, Jisoo rupanya sudah kehilangan selera pada buku-buku di dekatnya. Pemandangan Jennie yang sedang begitu serius memperhatikan sebuah buku, berdiri lima langkah dari posisi Jisoo membuyarkan fokus dan minat si beruang kutu buku.
Jisoo mengeluarkan ponselnya lalu mengambil foto Jennie dengan cepat. Setelah itu ia kembali menatap Jennie dengan takjub. Lalu disadarinya ada getar yang menggelitik hanya karena melihat Jennie yang sedang sibuk memperhatikan buku-buku.
"Sayang, hei! Kenapa melihatku begitu?" rupanya Jennie menyadari tatapan Jisoo pada dirinya yang tanpa kedipan mata.
"Aku bingung baby, jujur saja."
"Bingung? Ah, karena judul bukunya berbahasa Inggris? Sini aku bantu terjemahkan judul bukunya kalau itu menarik perhatianmu."
Jisoo tidak tersinggung dengan ucapan Jennie, tidak sama sekali karena ia mengerti Jennie memang lebih baik dalam urusan bahasa Inggris. Tapi sesungguhnya bukan itu alasan Jisoo menatap Jennie lekat-lekat.
"Bukan bukunya, aku sedang bingung karena sepertinya aku tidak suka buku lagi."
"Eoh? Kau pasti bercanda."
"Baik, sepertinya hanya ada satu buku yang masih dan akan selalu menjadi yang terbaik menurutku." Jisoo mendekat pada Jennie, menghapus jarak lima langkah tadi.
Jennie tampak bingung karena tiba-tiba saja Jisoo sebegitu dekat dengannya. Sepasang mata mereka bertemu.
"Itu buku tentang jurnal hidupku, dimana segala kata dan kalimatnya, seluruh ceritanya adalah tentang dirimu Kim Jennie." Jisoo memegang dagu Jennie, membuat si pemilik pipi gempal itu malu tidak karuan.
Jennie melarikan diri dari Jisoo, melewati Jisoo yang sedang senang menikmati malu-malunya belahan jiwanya itu.
"Ahhh Jisoo ya.. Ayo makan es krim, pipiku panas sekali.." Jennie mengibas-ngibaskan udara ke pipinya yang memerah karena ucapan Jisoo tadi.
Jisoo yang melihat situasi seperti itu selalu tidak tahan untuk menggoda Jennie.
"Pipimu akan dingin jika kucium Jennie ah, sini aku cium.."
"Jaga mulutmu beruang Kim!!"