Part 5

68 14 6
                                    

But we know this
We got a love that is homeless

Dispatch : Oh Sehun dan Krystal Jung diduga kencan buta, berikut tangkapan fotonya!

Sehun buru-buru memasuki gedung bernuansa merah muda tersebut. Pagi buta Sehun di telepon hampir 10 kali oleh managernya. Sialnya, Direktur pemasaran agensinya memanggil dalam panggilan darurat. Sehun tahu dan paham bahwa ini semu pasti tentang dia dan gadisnya, Soojung.

Di ruangan minimalis itu, sudah duduk di kursi putar ,khas kepunyaan para bos, Tuan Park -Direktur utama Pemasaran-. Di sofa tunggu sudah ada managernya yang sedang duduk menangkupkan tangannya dan menyatukan kakinya. Manager Go menatap Sehun yang baru saja masuk. Sehun segera duduk di samping Manager Go.

Tuan Park masih duduk dan diam. Sesekali tangannya mengetuk meja kaca didepannya. Matanya mengerut. Alisnya bertaut.

"Jadi? " Pertanyaan Tuan Park akhirnya memecah suasana kebingungan dengan suatu pelarian penjelasan.

"Sehun, kau ini sedang naik daun. Kalau kau konser, satu stadion akan penuh dengan tiket habis terjual satu malam. Juli ini kau Comeback. Kau mau peluhmu tiba-tiba kering karena di musuhi seantero bumi? "

Sehun menggigit bibir bawahnya. Kakinya naik turun tak beraturan. Kepalanya berpikir jawaban terbaik apa yang harus dia berikan.

"Apakah ini tentang berita terbaru Dispatch? "

Manager Go membuang napas panjang kemudian menyikutnya.

"Yak Oh Sehun.. "

"Grupmu sedang bekerja keras. Kau mau membuat mereka kerepotan? "

Sehun menatap Tuan Park sesekali. Sehun bingung dan ketakutan. Hubungannya memang serahasia itu. Cukup sang empu -Sehun dan Soojung- hubungan yang tau semuanya.

Lelaki jangkung berhoodie itu hampir loncat ketika pintu ruangan tiba-tiba berdecit. Wanita berambut hitam pekat itu masuk dengan terengah-engah. Soojung mengikat rambutnya cepat, merapihkan jaket boombernya, kemudian segera menundukkan kepalanya.

"Maaf Tuan Park, Jalanan sungguh penuh. Mobilku hampir tidak bisa berjalan. " Soojung menundukkan kepala sebentar lalu menatap Tuan Park.

Tuan Park beralih dari Soojung, kembali menatap Sehun.

"Media sudah hampir pecah karena berita Dispatch."

"Sehun, Comeback grupmu tinggal 7 hari lagi. Jangan main-main dalam bertindak. Agensimu akan selalu melindungimu."

Tuan Park mengambil napas.

"Jadi Sehun, Soojung. Apakah kalian berkencan? "

Sehun menekan jari-jari tangannya . Soojung menatap Sehun penuh harap. Bagi Soojung, akhirnya ada juga wadah untuk mereka membuka rahasia.

Namun, Sehun nampak panik dan ketakutan. Ia melirik kearah Managernya. Mata Manager Go melirih. Melirik Tuan Park. Matanya lurus tajam. Sedang Soojung, satu-satunya mata bahagia disana. Pupilnya membesar saking senangnya.

Sehun menunduk. Menutup matanya Sebentar. Menghirup udara dalam-dalam. Ia harus memutuskan apa yang selayaknya diberitakan.

"Y... " Wanita itu baru saja membuka mulutnya yang kemudian disela oleh Sehun yang ada disebelahnya.

"Tidak! Soojung dan Aku sama sekali tidak berkencan. Dispatch sungguh salah besar, kemarin kebetulan sekali bertemu Soojung . Diluar itu kami tidak ada hubungan apapun"

Dengan yakin Sehun menjawab, matanya mentap Tuan Park dengan keseriusan. Di ekor matanya ada sepasang mata yang tiba-tiba menyipit.

Tuan Park menghela napas. Mengeluarkan kelegaan didadanya. Jika begini, semua jadi mudah. Sehun dan Soojung hanya butuh pernyataan sikap. Bahwa Dispatch hanya berbohong.

Sehun menunduk. Ia memutuskan menatap Soojung disampingnya.

Namun sayang, bagi Sehun lampu seakan redup tiba-tiba. Suara menjadi redam. Udara menjadi sedikit. Dan waktu jadi melamban. Yang lelaki itu lihat hanya wanita dengan sepasang mata tanpa terbaca. Dan sosok yang tidak bisa lari olehnya, Soojung dan rasa bersalah.

"Mengerti, Sehun? "

Manager Go menyikut Sehun yang diam menatap Soojung.

"Ba.. Bagaimana? "

"Besok pernyataan sikap di akun resmi SM, Oke? Kau juga Soojung"

Soojung diam, matanya yang dari tadi bertemu dengan kekasihnya kini mulai teralihkan ke Tuan Park.

Banyak tanya di pikiran Soojung. Semua terjadi cepat sekali. Butuh waktu untuk disimpulkan. Dan mengambil keputusan. Satu pertanyaan besar Soojung, lagi

'Ada apa dengan Sehun? '

Laki-laki berhoodie itu menelan ludahnya, tangannya ia saling gosokkan. Ruangan tiba-tiba jadi dingin. Paru-parunya seakan tiba-tiba mengecil.

"Hanya melalui akun, Pak Park? "

Manager Go angkat bicara. Ia juga perlu paham kelanjutan kasus artisnya.

"Ya. Melalui artikel , tentu saja. Aku harus setidaknya membayar beberapa media untuk merilis paksa pernyataan ini dan mungkin membayar lebih untuk membuatnya Headnews di media."

"Lain kali, berhati-hatilah. Banyak yang durepotkan jika terjadi lagi."

Tuan Park diam. Membenahi duduknya di kursi putar.

"Sekarang pulanglah dengan tenang."

Manager Go menepuk pundak Sehun pelan. Mengisyaratkan untuk berdiri dan keluar. Sehun tercekat, ia sadar dari lamunannya atau mungkin dari kegilaannya.

Sehun berdiri. Ia menatap gadisnya yang masih termangu luar biasa. Ada banyak rutukan di kepalanya. Kalau ia mampu, ia sudah pukuli dirinya sendiri karena bersikap sebodoh ini.

"Soojung, ayo keluar. "

Wanita itu segera sadar. Seperti ada yang menariknya dari lubang kebingungan yang baru saja terjadi. Soojung berdiri menatap Sehun dengan tatapan yang tak pernah siapapun tahu.

'Kenapa? '

Soojung mendahului Sehun dan Manager Go untuk keluar ruangan. Dengan langkah pelan ia berjalan menyusul lift.

Dari belakang Manager Go menepuk pundak Soojung pelan, sambil tersenyum ia berkata "Tidak apa-apa, Soojung. Ini bukan rumor pertamamu, benar?. Tak perlu khawatir, kau akan baik-baik saja. Lagi pula toh kalian memang hanya berteman. Masa berteman tidak boleh, aneh sekali bukan? "

'Memang hanya berteman? '

Soojung tersenyum kepada Manager Go sambil mengangguk.

Sehun masih menunduk di belakang mereka. Memijit pelipisnya. Ia dongakkan kepalanya. Berjalan melewati Soojung dan Manager Go.

"Aku duluan. "

Soojung melihat punggung lapang itu menjauh. Setiap langkah kepergian Sehun ada pening dikepalanya, ada udara yang tidak bisa dihirup.

'Kau memang terlalu jauh untuk digapai. Terlalu tinggi untuk dijadikan singgahsana. Kau benar, tidak ada tempat untuk mencintai di muka bumi. Tanpa terkecuali kau, Sehun'

Kemudian Sehun benar benar menghilang dari penglihatannya.

MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang