It's obvious you're meant for me
Every piece of you, it just fits perfectly
Every second, every thought, I'm in so deep
But I'll never show it on my faceSehun menggunakan topinya, memasang masker putih, memakai hoodienya. Tangannya sibuk mengetik sambil berjalan. Ia memasuki sebuah kedai kecil yang cukup eksklusif. Tangan kirinya menarik pintu sedang tangan kanannya memegang tas kertas. Lelaki jangkung itu berhenti sebentar. Matanya menemukan sesuatu yang dia cari.
Wanita berambut hitam pekat itu menyesap jusnya perlahan. Dari jauh ia tersenyum. Ini dia, lelakinya sudah sampai. Soojung melambaikan tangan.
"Sehun! " Sehun berjalan menuju ke asal suara. Lelaki itu disambut dengan senyuman sang pemanggil.
"Sudah lama disini? " Tanya Sehun sambil membuka maskernya.
Soojung menggeleng.
"Ini hadiah perayaan kita! " Seru Sehun sambil tersenyum menyodorkan tas kertas yang dari tadi ia genggam. Matanya menyipit.
"Ah tuan Oh ku memang sangat baik" Soojung menyolek dagu Sehun dengan candaan.
"Lepas topimu, Sehun. Tidak ada yang bisa menemukan kita disini." Soojung melepas topi Sehun kemudian merapihkan tatanan rambutnya.
"Yak, Rambutmu makin panjang saja?. Kau mau menyaingi rambutku ya? "
Sehun hanya tertawa sambil mengangguk. Matanya tetap menyipit karena yang ia lakukan hanya tersenyum.
"Mana hadiahku, Soojung?! " Bibir Sehun membentuj setengah lingkaran ke bawah. Mencoba menunjukkan ekspresi sedih yang dipaksakan.
Dibalik meja mereka tiba tiba muncul satu set rantang.
"Paparaparaa! Satu set makanan bumbu rahasia Keluarga Jung! " Soojung menyodorkan rantang itu ke depan muka Sehun. Sehun kemudian terdiam dan mengambilnya malu-malu.
"Aku merindukan masakanmu tiap hari, tau! Kenapa kau baru memberiku sekarang, Soojung? " Sehun lagi-lagi merajuk, membuat wanitanya gemas.
Soojung kemudia memajukan bibirnya.
"Yasudah kembalikan saja! "
Soojung menarik rantangnya dengan paksa dari tang Sehun.
Sehun menahannya dengan muka serius.
"Ah ah, tidak! Aku hanya bercanda, Soojung! " Tiba-tiba Sehun merengek.
Soojung tersenyum menang dengan giginya terlihat.
"Soojung"
"Ya? "
"Terimakasih sudah kuat dan bertahan di hubungan paling sulit sedunia. "
Soojung mengendurkan senyumnya. Matanya mencari pupil kecil Sehun. Mencari kejujuran di dalamnya.
Sebenarnya ada hal yang mengganggu Soojung. Banyak yang ingin Soojung tanyakan kepada Sehun. Namun, Sehun terlihat yakin bahwa Soojung adalag miliknya.
'Jadi untuk apalagi diragukan? '
"Sehun, sebenarnya hanya kau yang mempersulit ini semua. "
Sehun tercekat. Melihat banyak narasi di iris Soojung. Banyak interpretasi dari kalimat Soojung barusan.
"Sampai kapan?" Tanya Soojung menunduk.
"Maksudmu? "
"Sampai kapan mau mengendap-endap? "
"Sampai kau aman, Soojung. "
Soojung menaikkan matanya. Menatap Sehun sedih. Lagi-lagi Sehun belum mampu membawa tangan mereka berkaitan untuk melawan sejuta manusia.
Sehun memandang Soojung, mengeratkan tangannya ke tangan wanita berambut hitam tersebut.
"Yakinlah bahwa kau yang paling mampu menyamai kekuranganku. Paling mampu tabah menghadapi aku yang kurang ajar. Tetaplah kuat dan bertahan. Karena kita sama-sama berjuang. Aku harap kau bersedia memaafkan aku yang mencoba biasa-biasa saja saat disekitarmu. Karena mungkin bukan itu yang diharapkan."
"Tapi, Soojung. Aku mencintaimu 3000 kali lebih dari siapapun. "
Soojung terdiam. Menatap dalam-dalam lelaki beralis tebal di depannya. Mencoba mengambil kesimpulan bahwa Soojung bukan hanya persinggahan sementara. Kemudian dia tersenyum sekilas mrlepaskan genggaman tangan Sehun.
"Kau belajar darimana sih?! Pintar sekali merayunya? "
Soojung mencubit perut Sehun kuat. Sehun meringis sambil mencubit lengan Soojung. Mereka tertawa.
Setidaknya Soojung tahu, bahwa Sehun tidak perlu diragukan. --dan tentu, Soojung akan bertahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moment
Fanfiction"Mungkin akan tiba waktu dimana kamu membenci perjalanan yang kamu arungi, pilihan yang kamu pilih. Tiba waktu ketika kamu lebih dekat dari kata menyerah daripada apapun, dan memutuskan untuk berhenti. " Kisah ini mungkin adalah kisah paling klasik...