#2

16 6 2
                                    

Setelah aku dan Zahwa selesai bercerita tentang apa yang kita rasakan berdua akhirnya kita pun pulang. Namun pembicaraan kita tak habis sampai disini, sepanjang perjalanan pulang pun kita tetap bercerita.

"Han apa kamu yakin dengan perasaan kamu ini?" Tanya Zahwa kepada ku

"In syaa Allah zah aku yakin,karena rasa ini Allah yang menghadirkan nya." jawab ku dengan rilih

"Yasudah semoga dia baik untuk mu nantinya ya han, walaupun kamu belum begitu mengenal dia tapi aku yakin suatu saat kamu akan lebih dekat lagi kok. Allah telah merencanakan apa yang seharusnya ia kasih untuk kamu dan dia." ujar Zahwa pada ku.

"Iya zah aamiin ya Allah, semoga saja Allah mengirimkan dia memang untuk menjadi milikku. Tetapi walaupun suatu saat dia tidak menjadi milikku tak apa, aku tahu Allah telah memberikan yang terbaik untuk ku dan untuk-Nya." jawab ku dengan penuh ucapan.

Pada saat kita sedang bercerita di perjalanan, tiba-tiba seorang laki-laki yang waktu itu membantu lewat dan menegur ku.

"Hey kamu" teriak laki-lakitu sambil mendekati motor ku dan Zahwa.

"Zah itu laki-laki yang menolong ku tadi pagi zah." ujar ku sambil menepuk pundak Zahwa dan dengan raut wajah yang tegang.

"Ohh... Jadi itu laki-laki yang kamu ceritakan tadi Han?" Tanya Zahwa pada ku

"Iya zah aduh gimana nih ngebut zah ngebut aku takut nih kalau sampai dia berhentiin kita." disitu aku mulai panik, aku tak tahu harus gimana aku hanya menunduk dan berdoa agar laki-laki itu tak memberhentikan motor ku dan zahwa..

Aku dan Zahwa berusaha untuk menghindari laki-laki itu tetapi tak bisa karena laki-laki tersebut telah memberhentikan motor ku dan zahwa. Akupun mulai panik, wajahku mulai memerah dan tiba-tiba sekujur tubuh ku dingin seperti habis berendam di kolam es.

Perjuangan kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang