[SUDAH TERBIT] Midnight Tea

Tea 4. Rindu Lukisan

-

Mengapa mendusta seribu ka-ta

Mengapa membisu seribu ba'sa

Mungkinkah bulan merindukan kumbang

Mungkinkah kumbang mencapai rembulan

- Rindu Lukisan (Cipt.Ismail Marzuki) -

-

-

Monalisa :

Lele lo di mana?

Vey :

Le buruan ke kantor!

Lea masih berjongkok di depan kandang Ellisabeth ketika ponselnya terus berbunyi. Dia menggumam sambil membaca pesan di sana.

Lea :

Lagi kasih makan Ratu Ellisabeth. Lima menit lagi otw.

Monalisa :

Kapan lo ke Inggris? Lo kenal sama Ratu Ellizabeth Le?

Vey :

Haduh... anak baru...

Bu RT :

Lo masih di rumah?! Astaga Lea! Lo lupa hari ini ada meeting?!

"Ya ampun!" Lea segera mengeluarkan tangan kanannya dari kandang Ellisabeth. Hamster putih bertubuh bulat itu tengkurap, bergerak menghampiri, dan meratap dari balik jeruji kandang ketika Lea menghilang dalam hitungan detik.

"Elli! Aku berangkat ya! Bye-bye."

Kaki Lea berhenti melangkah. Tatapannya tertumbuk pada kotak bekal yang digantung pada pegangan pintu. Kertas putih menyembul dari dalam.

Thanks buat obrolan minggu kemarin. Maaf baru bisa kasih hadiah perkenalannya hari ini. - Tetangga Sebelah -

Cengiran lebar tidak lagi dapat Lea tutupi. Apalagi harum french toast menggoda hidung dan lambungnya yang memang baru diisi kopi pagi ini.

Dengan langkah ringan, Lea berjalan menghampiri ojek online yang sudah menunggunya di depan gang. Setelah berjibaku dengan debu dan sinar matahari Jakarta, Lea tiba di depan gedung kantornya lima belas menit kemudian.

Suara-suara notifikasi dari grup chat masih terus terdengar. Alih-alih dibuka, Lea malah melesakan ponsel ke dalam tas, sebab sudah pasti isinya hanya omelan karena dia datang terlambat.

Sejenak fokus Lea berpindah ke depan lobi. Motor Vespa VBB milik Kuntjoro terparkir manis di sana. Bekas dempulan cat masih terlihat di beberapa sisi.