.
.
.
.
.***
Shea memasuki kelas dan terkejut hingga mundur satu langkah. Dia cengo menatap teman kelasnya yang heboh teriak2.
"GUE JUGA BELOM!!"
"FIRDA LO UDAH?!!"
"GUE JUGA LUPA ANJAY!!"
"GIMANA DONG?!!"
"MATI KITA GUYS!!"
Shea masih membatu ditempatnya, ragu untuk melangkah masuk karena melihat wajah cemas sebagian teman kelasnya, sementara sebagian lagi bodo amat.
Shea melangkah pelan menuju bangkunya, mencoba untuk tidak mengganggu suasana. Sayangnya, posisi bangku shea sama sekali tidak mendukung
"Shea." Panggil Nancy rendah.
"Ya." Sahut Shea cepat, gugup akan kalimat selanjutnya yang akan dilontarkan oleh Nancy.
"Lo pinter matika gak?"
"..............ha?"
"Lo pinter matika gak?" Ulang Siren.
"Nggak terlalu sih." Jawab Shea tersenyum kikuk. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Yang bab ini lo ngerti gak?" Tanya Lyra yang kebetulan paling dekat dengan Shea.
Shea membaca soal dengan cermat sebelum mengerutkan kening dan memandang Siren heran. "Loh? Kalian belum yang bab ini?" Tanyanya menunjuk buku Siren.
"Maksud lo?" Tanya X menyeruak dan berjongkok disebelah meja Shea dengan tatapan penuh harap.
"Kan ini materi kelas 10." Ucapnya dengan tatapan polos.
"Kelas 11! Lo mabok ya." Ketus Firda sinis, dari awal agak tidak menyukai murid baru dikelasnya itu.
Shea mengulum bibirnya kedalam, agak heran dengan tanggapan yang berlebihan menurutnya. "Kalau diUS ini materi kelas 10." Ucapnya pelan.
"Kalau gitu lo ngertikan?!!" Tanya Nancy berharap. Yang lain juga ikut menatap Shea memelas.
"Iya." Angguk Shea.
"YOS!!!!"
"KITA SELAMAT GUYS!!!"
"SEKARANG GUE TAU KALAU LO EMANG BIDADARI YANG DIKIRIM SURGA BUAT GUE SHEA!!"
"SHEA JADI PACAR GUE KUY!!"
"NGERDUS MULU LO SEMUA!!"
"SHEAYANG!!
"EAAA SHEAYANG!"
"JANGAN GANGGU SAHABAT GUE!!"
"WOI!! MANUSIA2 KERDUS MUSNAHLAH LO SEMUA!!"
Shea menipiskan bibirnya, tidak terbiasa dengan kehebohan dikelasnya. Yaa, walaupun dirumahnya ada trio maknae yang juga tak kalah hebohsih ditambah Aska, tapikan kalau trio maknae Shea ngerti bahasan mereka, sedangkan teman2 kelasnya, Shea yang anak baru mana paham.
"Lo semua diem, dia takut." Suara normal namun membawa aura dingin membuat teriakan anak2 science 3 berhenti seketika.
Shea menoleh keasal suara, pemuda tampan baby face dengan gaya khas badboy tapi cute, merunduk menatap ponselnya dengan gerakan jari yang cepat. Dia lagi main game, batin Shea.
"Gak papa kok ribut aja." Ucap Shea gelagapan saat semua tatapan mengarah padanya.
"Tuhkan!! Yaampun sheayang, lo itu emang sengaja dititip tuhan khusus buat gue." Ucap X dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior High School
Teen Fiction*** Senior High School? Apa yang ada dipikaran kalian saat mendengar tiga kata itu? Masa paling indah? Masa yang penuh dengan kisah cinta? Masa dimana berbagai macam kenangan dibuat? Masa penentu masa depan? Yahh, mungkin saja salah satunya atau mun...