12.

44 4 11
                                    

.
.
.
.
.
***

Al, Aska, Thea, Rioz, Luca, Shea, Shawn, Shuell dan Railo berjalan dikoridor ruang guru, mereka memikirkan ucapan kepala sekolah tadi.

"Aku malas ikut tanding lagi." Keluh Aska membuka keheningan diantara mereka.

"Tidak bisakah kita fokus pada pencarian Rexanne." Tanya Shawn datar.

"Rexanne sudah ketemu." Sahut Railo menghela nafas.

"Menurutku kita harus secepatnya narik dia, masalah dia diculik kemarin pasti tidak sesederhana yang terlihat." Tambah Luca serius.

"Yang nyulik dia memang preman, tapi aku pikir itu aneh, mereka punya pistol." Sambung Shuell merenung.

"Apa yang kalian bicarakan sebenarnya?" Tanya Aska tidak paham.

"Kita bahas nanti dirumah, intinya saat ini kalian pikirkan saja permintaan kepala sekolah." Lerai Alastair.

"Aku tidak masalah." Ucap Luca, Shuell dan Railo kompak.

"Aku juga." Sahut Rioz dan Shawn.

"Girls?" Tanya Al pada dua adik perempuannya.

"Jujur saja aku malas, gadis2 disini memuakkan." Gerutu Thea malas.

"Hmm, ikut cheers hanya akan menambah alasan mereka mengganggu kami." Gumam Shea.

"Aku akan ikut basket." Ucap Al memblokir alasan mereka. Thea dan shea kompak merapatkan bibir, tidak lagi bicara.

"Kalau begitu aku tidak punya asalan untuk menolak." Sahut Aska menguap.

Mereka berpisah dikoridor antar gedung, Shawn Aska Shuell Luca belok kanan dan Al Rai Thea Shea Rioz belok kiri. Koridor sudah sepi karena bell berbunyi 10 menit yang lalu.























"Lo ngapain tadi diruang kepala sekolah?" Tanya Nancy kepo, kebetulan guru yang mengajar tengah absen karena sakit.

"Hm?" Shea menoleh, berpikir sebentar. "Nan, kamu ikut ekskul apa?" Tanyanya.

"Gue?" Tanya Nancy menunjuk dirinya. "Cheers."

Senyum lega merekah dibibir Shea.

"Anak2 cheers baik gak?"

"Ya gitu, ada yang baik ada yang judes ada yang nyinyir ada yang ramah ada yang ketus."

"Kaptennya siapa?"

"Elsa social 3, dia sahabatnya Lyra, kenapa? Lo mau ikut cheers?" Tanya Nancy kepo.

Shea tersenyum kalem. "Iya, aku dan Thea."

Nancy menatap Shea dengan pandangan yang sulit diartikan. "She, kalau lo ikut cheers hati2 sama yang namanya Vanessa dan Erina ya, mereka berdua suka sama V Loic."

"Mereka bakal lakuin apa aja kecewek yang mereka anggap hambatan buat mereka."

Shea menghela nafas, V Loic lagi V Loic lagi. Kenapasih cewek2 mis itu nganggep dia sama Thea pacarnya V Loic, mereka itu cuman rekan, sekali lagi cuma rekan.

Udah dibold italic underline, biar jelas.

"Iya makasih peringatannya." Ucap Shea tersenyum.

"Shea." Shea menoleh keasal suara.

"Bicara sebentar." Ucapnya berbalik mimpin jalan.

"Gue ikut." Sergah Nancy sebelum Shea bangun dari tempat duduknya membuat V berhenti.

Senior High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang