9.

42 6 8
                                    

.
.
.
.
.

***

Luca dan Shuell keliling sekolah dengan teh botol dingin dan burger double meet dikedua tangan mereka.

"Railo kemana ya?" Tanya Luca mengunyah burgernya, mengabaikan para siswi yang curi pandang sekalian caper kearah mereka.

Kalau biasanya, Luca dan Shuell akan menanggapi mereka minimal dengan senyum maut menghanyutkan, tapi sekarang mereka tengah dalam misi mencari adik sepupu mereka.

"Kafeteria?" Tebak Shuell acuh.

"Kitakan udah kesana."

"Kantin?"

"Jauh dari sini."

"Kopsis?"

"Males naik kelantai tiga."

"Tong sampah?"

"Males bongkar semua."

"Genteng?"

"Ketinggian."

"Kolong meja?"

"Ogah dia."

"Mungkin dalem laci." Acuh Shuell cuek.

"Ya mungkin aja." Sahut Luca tak kalah acuh.

"Telpon aja dulu." Usul Shuell duduk dibangku depan lab bahasa yang kebetulan tertangkap oleh mata abu2nya.

Luca duduk samping Shuell, meletakkan teh botolnya dikursi lalu menyalakam ponsel. Pemuda itu mengunyah sambil mendial nomor telpon Railo.

Tuuuuttt

Suara telpon yang tersambumg terdengar, keduanya menatap layar ponsel luca yang menampilkan photo mereka bertiga, trio maknae, Luca Shuell Railo.

Disebut maknae karena mereka adalah yang termuda dikeluarga mereka, kalau diurut dari yang tertua Al-Aska-Thea-Rioz-Luca-Shea-Shawn-Shuell-Railo.

"Gak diangkat." Ucap Luca menelpon Railo lagi.

"Railo kita ditraktir kak Al loh, kalau kamu gak ngangkat telpon uangnya kita abisin buat beli milkshake vanilla aja, coklat agak usah." Celetuk Shuell mengunyah burgernya.

"Beli permen ya setelah ini." Shuell mengangguk.

"Permen karet ya."

"Permen kopi aja, kan enak gak ngantuk seharian."

"Permen karet dong, bisa dikunyah sama buat gelembung."

"Permen kopi."

"Permen karet."

"Permen kopi."

"Permen karet."

"Per-" "Halo." Luca dan Shuell kompak menatap ponsel, telpon mereka akhirnya tersambung.

"Halo Rai, lagi dimana? Dicariin sama yang lain." Ucap Luca.

"Kak Luc, Rai butuh bantuan." Ekspresi kedua pemuda itu mendadak serius karena suara Rai yang rendah dan dia yang bicara perlahan.

"Kamu dimana? Kak Luc sama Shuell langsung kesana."

"Aku tidak tau persisnya, tapi aku melihat gudang yang tidak terpakai, dekatnya ada pohon kamboja besar."

"Dari lab bahasa belok mana?" Tanya Shuell.

"Rai gak tau, tapi kalau dari mading dekat tangga lantai satu belok kiri, lurus trus sampai keluar gedung belok kanan."

Senior High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang