Agra berjalan menuju ruang dokter yang memanggilnya
"Permisi" ucap agra dan masuk ke ruangan itu
"Iya silahkan masuk" kata dokter yang ada di dalam
"Ada perlu apa dokter memanggil saya?" Tanya agra
"Begini pak, sebelumnya saya mohon maaf jika perkataan saya ini akan menyakiti perasaan bapak dan keluarga" kata dokter itu
"Iya tidak apa-apa, lanjutkan saja"
"Begini pak,apa sebelumnya putri bapak pernah mengalami penyakit yang serius seperti leukemia?" Tanya dokter itu
Dahi angra mengerut mengingat-ingat. Lalu menjawab
"Pernah dok,tapi sudah hampir sepuluh tahun yang lalu,dan Professor yang menangani putri saya sudah menyatakan bahwa putri saya sudah sembuh walaupun belum 100%" jelas agra
"Tetapi berdasarkan hasil pengecekan tim para medis kami bahwa putri bapak dinyatakan mengidap penyakit itu walaupun masih stadium awal,dan masih banyak peluang untuk sembuh jika benar-benar diobatin pak," jelas dokter itu mendengar penuturan itu Agra merasa bagai disambar petir di siang bolong yang tak ada hujan ini
"Apakah dirumah sakit ini bisa melakukan pengobatan itu, saya takut putri saya tidak akan mau dibawa ke Kanada lagi dok" ucap agra menitikkan air mata. Dokter mengangguk paham
"Kami akan mengusahakannya sebisa kmi pak" dokter
"Baiklah terima kasih dok,saya permisi" pamit Agra
Agra berjalan menuju taman rumah sakit, dia masih tidak bisa menerima kenyataan itu
"Kenapa harus putri ku?, Putri ku satu-satunya" ucap agra lirih
Agra masuk keruangan Ale dirawat
Didalam tidak ada ale, hanya ada Oma,opa,hana,ava dan Ramon
"Gimana gra, apakah dokter sudah mengetahui hasil cek up Ale"tanya opa
"Penyakit itu kembali lagi" lirih Agra
"Bagaimana bisa, sedangkan dulu sudah di nyatakan sembuh" ucap Hana
Pernyataan itu terlalu mengejutkan bagi mereka semua
"Iya bisa, karena dulu kata Professor ada kemungkinan kecil penyakit itu akan kembali, maka ale harus sering kontrol. Tapi semenjak pindah ke indonesia ale tidak pernah di cek up lagi" jelas Agra
"Harusnya kamu perhatian kepada ale gra,kalo kamu sedikit saja perhatian kepada ale mungki ini enggak akan terjadi" sahut oma
"Sudah ma,tidak ada gunanya kita salahkan mas agra. Sekarang yang terpenting kesehatan ale dan Apa Ale udah tau tentang ini mas?" Tanya Hana
"Ale belum tau apapaun tetang ini semua"
"Kenapa harus cobaan seberat ini yang harus diterima Ale" lirih Hana
Hana pergi ke luar ruangan
Hana duduk di salah satu bangku taman, dia menangis
"Kenapa harus Ale, kenapa tidak aku saja"lirihnya, Hana terlalu menyayangi Ale,dia sudah menaggap Ale seperti darah dagingnya sendiri
Saat Hana menangis seorang dokter duduk disamping Hana
"Apakah gadis yang saya tangani tadi itu putri anda?" Tanya dokter itu
"Iya dia putri saya" jawab Hana lirih
"Kelihatannya kalian sangat menyayangi dia" kata dokter itu sambil tersenyum
"Iya kmi semua menyayangi dia, karena bagi kami dia adalah sumber penerang di keluarga Haston" jelas Hana
"Oke kenalkan saya Aulia"
"Hana "
"Saya duluan, ada banyak pasien yang harus saya tangani" pamit Lia®®®®®®®®®®®
Ale duduk di sofa yang disediakan ditempat ia dirawat
Seorang dokter masuk untuk mengecek rutin pasien
"Le balik ayo ke ranjang" suruh Rey
"Males kak, disini aja Ale gak betah di sana",tolak Ale
"Ale itu dokternya mau ngecek Ale,ayo balik" bujuk Ramon
"Ihh kakak mah" gerugut Ale
"Saya cek dulu ya" kata dokter itu
"ehhhh Bentar dulu" kata Ale" kok suara dokter kayak gak familiar ya,coba deh Bu dokter buka maskernya" pinta Ale
"Al tidak sopan seperti itu." tegur Agra
"Ihhh papa, suara sma badan Bu dokternya mengingatkan Ale sama bunda kak Rafan papa" jelas Ale
Agra yang mendengar itu pun terkejut
"Apa kmu yakin?" Tanya agra memastikan
"Itu makanya Bu dokter buka dulu dong maskernya,emang penyakit Ale menular ya makanya Bu dokter pake-pake masker segala" cerocos Ale
Dokter itu pun membuka maskernya
"Lohhh bunda" ucap Ale terkejut, begitu juga dengan semua orang didalam juga terkejut
Agra terkejut bukan karena wanita itu,tapi panggilan yang diberi Ale,apa Ale udh tau itu semuanya
"Bunda?" Beo Agra
"Iya pa,ini bunda kak Rafan pa,yang kemaren Ale ceritain itu" jelas Ale dengan semangat
Oma Ale datang langsung menjauhkan wanita itu dari Ale
"Hee kmu jauh-jauh kmu dari cucu saya, jangan pernah muncul dihadapan cucu-cucu saya lagi" ucap Omanya dengan nada marah
"Loh kenapa Oma marah, ini bundanya kak Rafan Oma, bunda Aulia ini baik" bela Ale
Sedangkan Aulia sudah menangis
"Rujuk Ale ke rumah sakit lain secepatnya,kalo bisa jangan dijakarta bawa Ale ke Kanada" perintah Oma
"Lohhh Ale gak mau kembali ke Kanada Oma,Ale mau disini aja" tolak Ale dengan spontan
"Kalo kalo egk mau ke Kanada,Ale harus ikuti apa kata Oma" hardiknya
"Iya Oma"
"Dan kmu wanita tidak tau diri, pergi kmu dari sini, jangan pernah muncul dihadapan kmi lagi" ucap Omanya dan mengusir Aulia
Aulia berjalan keluar ruangan di susul ramon
dan duduk di bangku taman
"Hikksss hikss, kenapa harus seperti ini hikksss hikss" lirihnya
"Maafkan sikap Oma bun" ucap Ramon yang baru datang
"Ramon hikss hikss maafin bunda, karena bunda udah meninggalkan kalian hikss hikss" tangis Lia pecah
"Iya bunda,Ramon gpp kok, maafin sikap Oma dan papa Bun"
"Egk... bunda yang seharusnya minta maaf hikss hikss"
"Bunda jangan nangis,Ramon tau bunda pasti sedih Tpi dengan bersedia tidak akan menyelesaikan masalah" nasehat ramon
"Iya kmu benar Ramon,maafin bunda Ramon maafin bunda"
"Iya,kalo boleh tau apa Ale sering ke rumah bunda?" Tanya Ramon.
.
.
.
.
.
.
.
"Cie cie ale udah ketemu bunda nih,tapi sayang banget ya ale gak kenal sama bundanya guyssss huhhhhh"Budayakan menghargai karya orang, dengan memberi ⭐😂, jangan lupa tinggalkan jejak yaa dan jangan lupa follow akun aku yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & My'Life
Teen FictionFollow dulu baru baca Langsong baca aja Oke 👌 Ganti judul Judul awal travel love karena ada konflik ganti judul menjadi me & my'life " Plagiat dilarang keras mendekat 🖐🖐