Today I remembered
The color of your eyes
The things that we did
How you made me laugh
All before
I remembered
The details of your death
-----------------------------------------------------------------
Senin, 15 Januari 2005"Ayah mengapa lemari ayah kosong, dan mengapa ayah membawa pakaian ayah ke dalam tas?" tanya seorang gadis berumur 5 tahun itu dengan bingung
" Nak, ayah tak bisa lama lama tinggal dirumah ini lagi dan kau harus menjadi anak yang berbakti pada ibumu." pria itu mengusap puncak kepala putrinya sembari tersenyum. Sementara putrinya menatap ayahnya dengan pandangan bertanya tanya.
Dorrrrr
Belum sempat sang anak mendapatkan penjelasan dari ayahnya, sebuah peluru melesat memasuk jantung pria itu. Kini gadis kecil itu harus melihat pemandangan mengerikan di depannya.
Sang ayah terbaring tanpa daya dengan darah mengucur di balik pakaian yang menutupi tubuhnya.
"AYAH BANGUN AYAH, AYAH TIDAK BOLEH PERGI DULU YAH!" teriakan serta tangisan anak itu pun sontak menghadirkan warga, manik sendu mereka menatap anak perempuan yang tersedu ditinggal ayahnya tercinta
✨✨✨Ditemukan seorang mayat pria dengan seorang anak perempuan di sampingnya di jalan sriwijaya pada Senin malam, 15 Januari 2005. Korban ditemukan dengan luka tembak di dada. Diketahui korban bernama Adhitama Fairuz dan anak perempuan disebelahnya bernama Aileen Fairuz yang merupakan putri kandungnya. Sampai saat ini, polisi belum memastikan siapa dalang dibalik kasus pembunuhan ini dan apa motifnya. Namun, diduga tersangka adalah rival korban dalam dunia bisnis bernama Abimanyu Basupati
Ailani --ibu dari Aileen itu langsung mematikan televisi yang menyiarkan berita tentang suaminya karena melihat anakknya yang sedang mencarinya.
"Anakku apakah kau terluka nak?" mendengar pertanyaan dari sang ibu, Aileen yang masih terkejut dengan kematian ayahnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Ibu, apakah ayah akan selamanya pergi? Apakah ayah tak akan kembali lagi?" Ailani yang tak ingin menjawab pertanyaan dari anaknya sontak mengalihkan pembicaraan.
"Aileen ayo bersiap tidur sekarang" Aileen yang terlalu lelah hanya menuruti perkataan ibunya.
✨✨✨Senin, 23 September 2016
"Aileen bangun, kau harus bersiap untuk sekolah!" Aileen yang terbangun oleh ucapan ibunya dengan segera menghampiri kamar mandi.
Setelah 15 menit berada di kamar mandi, gadis itu tak lupa mempersiapkan bukunya dan juga membawa pisau lipat kecil yang di taruh di saku rok nya itu.
Membawa pisau lipat kecil merupakan kebiasaan Aileen untuk mengantisipasi perlakuan buruk yang terjadi padanya.
"Duduk sini nak, ibu akan membuatkan roti selai serta segelas susu hangat untukkmu." Aileen hanya menganggukan kepala dan enggan untuk membuka suaranya di pagi ini.
Aileen yang sudah bersiap untuk berangkat segera pamit kepada ibunya.
"Aileen berangkat dulu bu," tanpa menunggu jawaban dari sang ibu, Aileen dengan cepat membawa motornya keluar dan segera mengendarai ke sekolahnya.
Ailani yang sudah terbiasa dengan sikap dingin Aileen hanya menghembuskan nafas sembari berdoa pada tuhan agar sadarkan sikap anaknya tersebut.
✨✨✨SMA Bintaro
Aileen yang sudah sampai menuju sekolahnya, langsung memarkirkan motornya di parkiran siswa.
Belum saja melepaskan helmnya dengan sempurna, Raana Cintya--teman Aileen berteriak dengan suara khasnya yang sangat cempreng --menurutnya.
"Alienkuuu, eh Aileenkuu sayanggg" Aileen yang tak menghiraukan ejekan temannya hanya memasang wajah datar dan melepaskan helmnya.
Raana yang mengetahui bahwa Aileen sedang dalam keadaan tidak baik pun sadar dan hanya mengikuti dari belakang dan menuju ke kelas.
Selama berjalan di koridor, banyak yang membicarakan keduanya, Raana yang mulai emosi hanya menajamkan matanya seolah olah tersirat pesan; aku akan bunuh kalian semua.
Tak hanya di koridor, di kelas pun mereka di bicarakan dan di hindari oleh teman sekelasnya.
"Sebenernya kalian kenapa, sih? Kenapa liatin gue sama Aileen kayak gitu? Nyari ribut lo semua?" Raana yang sudah kepalang jengkel pun angkat bicara, sementara Aileen hanya bergeming di sebelahnya.
Mereka yang ditanyai hanya bungkam. Mengingat julukan bad girl melekat pada Raana, tak ada yang berani menjawab. Manik hijau itu menatap tajam, sampai suara bass seseorang menginterupsi.
"Jadi gini, Na," Alvan --sang ketua kelas bersuara, sukses mengalihkan atensi Raana kepadanya. Ia menjeda sejenak, lalu melanjutkan,
" Kami semua sepakat buat jaga jarak sama lo berdua, karena kami berpikir lo dan Aileen itu aneh." Ragu-ragu, Alvan berhasil mengungkapkan yang sebenernya kepada Raana.
Bukannya redam, amarah Raana semakin membuncah mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut Alvan. Tangannya mengepal erat, tinjunya sudah bersiap mendarat di wajah Alvan. "Lo-"
Belum saja melanjutkan tinjunya, sebuah tangan kekar menahan tangan Raana untuk membatalkan niatnya tersebut.
"Lepasin tangan gue Dev," Raana yang meronta tangannya untuk dilepaskan, tetapi sang pemilik tangan kekar itu semakin erat menahan tangan Raana.
"Inget, ini disekolah Raana, disekolah lo bisa kena hukuman." perkataan Devanka atau yang sering di panggil dev --sepupu Raana mampu membuat gadis itu tak berkutik dan terdiam.
"Pergi duduk Raana!" perintah Aileen yang sudah geram dengan drama pagi ini.
Beruntungnya hari Senin ini tidak dilangsungkan upacara karena guru akan memulai rapat pagi.
"Lo semua kembali ke tempat duduk kalian dan jangan bersikap seperti itu kepada Raana dan Aileen!" ucapan Devan hanya ditanggapi malas oleh teman sekelasnya. Karena tak mungkin mereka akan menuruti ucapan Devan tersebut.
Setelah semua kembali ke tempat duduk masing masing, Raana membisikkan sesuatu kepada Aileen.
"Leen apakah kau marah?" tanya Raana.
Raana yang lagi lagi hanya mendapatkan gelengan kepala mendengus kesal.
Aileen sedang sibuk dengan pikirannya. Gadis itu merindukan ayahnya yang sudah pergi 11 tahun untuk selamanya.
"ayah, Aileen rindu yah" batin Aileen.
✨✨✨Haloo semuanyaa...
Emhh ini cerita pertama author, jadi author harap kalian memaklumi tulisan yang typo dan berantakan.
Kaliam harus komen dan jangan lupa tekan tanda bintang setelah membaca part part ini dan yang akan datang yahh..
Author harap kalian menyukai cerita ini, SHARE KE TEMEN KALIAN YAHSAMPAI JUMPA😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Januari
Teen FictionKutitipkan semua pesan ini dalam kata Semoga kau membaca... Aku disini terus mencintaimu Kendati nyatanya tak kau indahkan aku Letih, lelah, dan pasrah menghantuiku Aku ingin menyerah Karena aku tak bisa menampik realita Bahwa ... aku telah k...