6. Like

540 62 32
                                    

Aku menyukai Hyunwoo. Sangat menyukai Hyunwoo. Ia sebenarnya bukan mahasiswa populer. Mungkin bagi sebagian orang akan terasa asing. Namun, mataku tak dapat lepas darinya sejak masa orientasiku dulu.

Sosok yang pendiam. Tidak terlalu berbaur juga. Temannya bisa dihitung. Tipe mahasiswa yang kuliah tepat waktu dan pulang cepat.

Seleraku biasa seperti itu?

Haha tidak mungkin. Aku percaya diri dalam menilai orang. Hyunwoo adalah orang yang tepat bagiku. Dibalik kediamannya, ia masuk tiga besar IPK tertinggi dan orang yang sering diajak para dosen mengerjakan riset penelitian.

Memiliki banyak penghargaan dan artikel, sehingga dipastikan ia lulus lebih cepat dari kami semua. Tak hanya itu, ia berhasil magang di kementrian keuangan.

Hebat bukan?

Itulah Hyunwoo ku. Ia sosok yang visioner. Merencanakan dengan baik masa depannya dan aku menginginkan ia untuk masa depanku.

Begitu sulit mendekatinya sampai kejadian di bar malam itu tiba. Menambah lagi kekagumanku padanya. Ia sosok dominan yang tak hanya cerdas dalam otak, tapi juga pintar di ranjang.

Ia begitu jantan meski aku ingin menangis rasanya kala itu. Aku tahu aku hanya di manfaatkannya. Tapi, ada disatu titik ia memperlakukanku begitu baik.

Aku merasa, ia jatuh hati seiring berjalannya waktu.

Terbukti dari ia memasukanku sebagai staf analisis keuangan perusahaan milik temannya, yang membuat aku harus menetap di Jepang. Meski begitu, Ia menelpon ku setiap malam. Setiap tiga bulan sekali, Hyunwoo akan datang melihatku.

Hingga kabar pertunangan Son Hyunwoo dan Yoo Kihyun sampai di telingaku. Aku marah, baru menyadari mengapa ia mengirimku ke Jepang. Alasannya karena anak kecil itu.

Aku langsung mengundurkan diri dan kembali ke Korea. Keberuntungan memihak ku kala Kihyun harus ke luar negeri, membuat Hyunwoo menginap dirumahku.

Tentu saja aku penasaran.

Bagaimana bisa Hyunwoo memilih orang lain dibanding aku? Saat ia tengah mandi, aku memeriksa mulai dari dompet, tas hingga saku jas.

Dan ku dapati sebuah kartu. Kartu itu bergambar apartemen elit di daerah Hannam-dong. Ku coba mencari informasi mengenai letak persis apartemen itu dari teman kuliahku dulu.

Nomor 203

Semudah itu hahaha. Tanpa sepengetahuan Hyunwoo, aku menuju apartemen itu dan merombak segala yang ada didalamnya menjadi rumah impianku dan menjadi mimpi buruk bagi Kihyun.

***

Jam istirahatku tiba. Aku bersama Hyunwoo berjalan menuju cafe dekat sini untuk makan bersama.

Well, aku mendaftarkan diri sebagai pegawai negeri sepertinya saat perekrutan besar-besaran terjadi di kantornya. Itu sebabnya kami satu kantor. Takdir seolah mengatakan kami akan selalu bersama bagaimanapun terpisahnya.

Aku yang tengah menyantap makananku melihat ia sibuk dengan ponselnya.

"Makan dulu, waktu istirahat kita tak banyak..." Ujarku padanya.

"Aku harus membalas pesan Kihyun..."

Kihyun, Kihyun , Kihyun. Auh, tiada hari tanpa menyebut namanya. Berdengus sebal, aku merampas handphone miliknya dan meletakkannya di bangku sebelahku.

"Ia bisa mengurus dirinya Hyunwoo. Tak usah berlebihan..."

Hyunwoo memijit pelipisnya dan beralih memakan hidangan di hadapannya. Aku merasakan hawa hitam darinya. Aku tak tahan.

Leto {showki}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang