4. Me

545 64 8
                                    

Warning! Rate 19+

Seharusnya aku pulang di hari Senin. Namun, acara berjalan begitu lancar sehingga selesai lebih cepat. Awalnya aku ragu kala harus pulang.

Emosi dalam benakku masih tersisa jika aku menginjakan kakiku disana. Tapi bagaimana dengan Hyunwoo? Apakah ia baik-baik saja?

Berkendara selama tiga jam tanpa hambatan suatu apapun. Sedikit kecewa saat aku memarkirkan mobil, aku melihat mobil Hyunwoo yang lain. Masih ditempat yang sama tanpa ku rasa ada perubahan.

Ia tak keluar, apakah pasangannya yang kemari?

Masuknya aku ke dalam apartemen, aku disuguhi lelaki yang terbaring di sofa sembari memeluk bantal. Di meja penuh akan kaleng soda dan makanan cepat saji yang begitu berantakan.

Aku mengulum senyum, Hyunwoo masih tetap menggemaskan. Mementingkan makan seberapa besarpun masalahnya. Ya, meski apa yang di konsumsinya tidaklah sehat.

"Hyunwoo Hyung, ayo pindah ke kamar. Kau bisa sakit..." Panggilku pelan sambil mengusap lengan atasnya. Matanya mengerjap perlahan. Merenggangkan tubuhnya dan kemudian duduk.

"Kau sudah pulang..." Aku mengangguk meski aku tahu ia tak melihatnya. Matanya terpejam, ia yang masih mengantuk. Menaruh kedua tanganku di sisi tubuhnya untuk menuntunnya berjalan menuju kamar miliknya.

"Tidurlah disampingku Kihyun-ah. Aku tak bisa tidur tanpamu..."

"Kau tak bisa tidur Hyung?" tanyaku heran. Hahaha, inilah salah satu alasan mengapa aku terus bersamanya. Ia mampu membuatku tersenyum dengan sifat polosnya.

"Di sini saja..." Ia menggenggam tanganku dan menariknya untuk berbaring disebelahnya. Aku pun menurutinya. Menarik selimut dan mengelus kepalanya untuk membuatnya kembali terlelap.

Tangannya yang berada di pinggangku membuat kami begitu dekat. Aku merasakan deru nafas miliknya. Ku perhatikan wajahnya yang begitu teduh.

Mulai dari mata, hidung dan bibir yang selalu bisa melemahkanku. Sudah lama sekali rasanya, entah kapan terakhir kami menghabiskan waktu berdua. Ku dekatkan wajahku untuk mengecup keningnya.

"Kau tahu bukan jika aku begitu mencintaimu..." ujarku pelan dan membawaku menuju mimpi sepertinya.

Belum ada hitungan jam, mimpi buruk itu muncul lagi, membuatku terbangun dan berlari ke kamar mandi. Memuntahkan isi perutku dengan kuat.

Perutku terasa kram dan aku jatuh terduduk. Mengusap bibirku dengan punggung tanganku sembari menarik nafas panjang. Menyandarkan tubuhku pada dinding.

Aku tertawa. Kejadian masa lalu mengubah cintaku menjadi ketakutan berlebihku. Setelah ku rasa mampu, aku berdiri membersihkan segalanya.

Berjalan keluar dan melirik Hyunwoo sekilas. Tak berminat lagi untuk tidur bersamanya. Aku beranjak menuju kamarku. Mengunci rapat pintu yang kemudian menekan semacam kode untuk menampilkan ruang lain.

Sebuah kamar mandi. Sudah dua tahun terakhir, tempat ini menjadi ruang yang nyaman untukku tidur.

Bath up didalamnya telah ku lengkapi dengan alas yang hangat, selimut serta bantal. Ku baringkan tubuhku dengan nyaman dan memejamkan mataku.

"Sepertinya aku tak bisa tidur dengan Hyunwoo sampai kapanpun...."
.
.
.
*Flashback on 2017
.
.
.

Sebagai orang yang bekerja di bidang sosial, jika berkesempatan menjadi volunteer dibawah naungan PBB adalah hal yang luar biasa.

Aku adalah salah satu orang yang beruntung itu setelah melewati tes seleksi yang begitu panjang. Karena itu pula, aku harus mengikuti rangkaian acaranya selama tiga bulan di luar negeri.

Leto {showki}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang