Special Chapter : Reina

805 59 64
                                    

Tidak seperti Hera yang lebih dikenal kisahnya, Leto cenderung asing terdengar. Sama-sama seorang Dewi, hanya saja karakter Hera memang lebih mendominasi. Tentu saja, sifat pencemburu luar biasa itu.

Pada dasarnya, pasangan Zeus tidak hanya Hera. Ia memiliki Leto disisinya. Jauh sebelum Hera bertemu Zeus bahkan menikahinya. Leto dan Zeus adalah teman kecil. Tumbuh bersama hingga dewasa.

Kemudian saling menyukai dan jatuh cinta. Sayangnya, Zeus adalah dewa dengan rasa seksual yang besar. Ia pun terlena dengan kecantikan ratu surga.

Menyamar memasuki kamar Hera dan menidurinya. Sebagai ratu dari segala ratu, kehormatan adalah harga diri. Terpaksa Zeus menikahinya dimana pada dasarnya ia telah bersama Leto lebih dulu.

Namun, apakah cinta mereka putus sampai disana?

Tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan dalam cinta. Semakin lama, cinta semakin bertumbuh. Semakin terpisah cinta semakin bersemi.

Cinta itu tak memudar. Obsesi memiliki itulah yang menghilang.

Dengan Leto, Zeus memiliki anak kembar yang keduanya adalah olympian. Bahkan di akhir hayat, Leto di angkat Zeus ke langit dan menjadi bintang paling bersinar bernama Orion. Sedangkan Hera? Ia justru dibuang ke neraka.

Jadi, cinta mana yang harusnya diagungkan?

*****

Saat itu malam natal. Aku belum ada saat itu. Namun akan ada. Bersama para malaikat, aku  sibuk berkunjung ke rumah dan gereja. Masih bermain dengan cahaya lilin dan menari akan lantunan doa yang mereka nyanyikan.

Ayah dan ibuku beradu mulut. Aku tak habis fikir, dimalam baik seperti ini mereka berkelahi.

Namun semua tak berlangsung lama saat ayahku memeluk ibuku. Api itu memadam. Aku sangat senang saat mereka berdamai.

Pancaran warna merah jambu memenuhi keduanya. Dengan lampu yang dibuat temaram, sebuah kasur mahal dan rembulan yang bersinar terang, orang tuaku saling bercumbu.

Manis sekali.

Disaat itu juga aku jatuh cinta pada ayahku. Ayahku terlihat sangat gagah dan tampan bak pangeran. Memperlakukan ibuku dengan lembut. Menyentuhnya pelan dan memberikan kenyamanan.

Menggenggam tangan ibu, ku sempat melihat ibu menangis. Ia kesakitan atas perlakuan ayah.

Namun semua tak berlangsung lama. Ayah mengusap peluh ibu dengan hangat dan saling menatap. Berbagi kasih dan kehangatan. Kemudian bergerak dan menautkan bibir mereka kembali.

Begitu lirih, aku bisa mendengar ucapan ayah pada ibu, "Aku berjanji akan membahagiakanmu..."

Tuhan mengatakan padaku bahwa aku akan pergi kesana. Hadiah terindah untuk mereka. Sebagai ikatan kasih bagi mereka yang saling mencintai.

Aku ditiupkan tak lama setelah itu. Ini tak sama dengan bagaimana aku dulu. Tempat ini tak luas, aku merasa terkurung. Namun, ini adalah tempat terhangat yang ku pernah temui.

Selama aku disini, aku menikmati bagaimana degup jantung teratur ibuku. Aku semakin suka kala ibu berbincang dengan ayah. Ada euforia lain yang menciptakan sensasi menyenangkan.

Di suatu waktu, ibuku mengetahui keberadaan ku. Hal pertama yang dilakukannya adalah mengusapku dengan lembut. Tak ada yang mampu mendeskripsikan hal itu.

Leto {showki}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang