Melody 7

24 5 0
                                    

Sorry ya baru up lagi hehe...

Dikarenakan sibuk 2 minggu sebelum lebaran itu persiapan menyambut lal mau up malah mager hehe... eh mau up setelah lebaran di undur lagi karena aku UAS, sedih banget bukannya liburan malah liburan UAS:( sedih yang melebihi diri ini jomblo gaess...

Happy reading:)

***

Siang menuju sore kini Melody kembali bertemu dengan teman-temannya anak jalanan. Ditemani dengan Andra yang terlihat angkuh dan jutek kepada anak jalanan ini membuat melihatnya tidak suka. Dengan perbincangan lamaadabeberapa yang diam dan ada beberapa protes dengan akan permintaan tolong Melody.

"Mel, lu serius? Kita tolongin dia?" ucap anak drummer bernama syifa ini yang nada terbiasa tapi penekanan membuat Andra yang melihat sekeliling basecamp abal-abal ini dijadikan tempat band seperti tidak layak. Dan Andra pun menoleh.

"Mel serius lu bocah kencrut seperti mereka jadi band gua?" tanya Andra yang tak kalah tinggi suaranya membuat sang gitaris menghampiri Andra dan menarik kerah bajunya.

"Apa lu bilang? Bocah kencrut? Kita juga gak sudi lu jadi vokalis kita!" tekan farel mendorong Andra hingga hampir tersungkur.

"Betul"

"Betul tuh betul" sorak yang lain dengan mantap setujunya.

Melody melihat antar teman-temannya dengan Andra, memang akan lama akur seperti ada aliran listrik diantara mereka. Melody menghela nafas dan sekali lagi dia akan membujuk mereka.

"Kalian aku mohon ya, walaupun kalian band jalanan tapi aku udah lihat tampilan kalian udah seharusnya pantas untuk panggung ke panggung" sejenak Melody berhenti dan masih menatap mereka masih berpusa acuh "kenapa aku saranin vokalisnya adalah dia" kata Melody menunjukkan Andra. "karena kalian bisa saling melegkapi, basic kalian, tempo kalian bermain dan ini bisa saling menguntungkan untuk kalian dengan tujuan kalian yang sama" akhir bujuk Melody membuat semua berpikir sejenak dan mencerna apa yang dikatakan oleh Melody termasuk juga dengan Andra memikirkan perkataan gadis ini mengingat tujuannya.

"Baiklah kalo apa yang dikatakan oleh lu bener Mel" kata syifa dengan pasrah setuju.

"Iya, udah waktunya kita revolusi" ucap rifaldy sang gitaris junior.

"Dan asal bocah kencrut ini gak bikin rese" sindir farel membuat Andra menatap tajam.

"Kita setuju demi permohonan Melody" serempak mereka bertiga dan membuat Melody sumringah senang.

"Makasih kalian"

Latihan pertama setelah pembicaraan yang panjang dengan suasana diluar yang hangat menyelimuti langit senja. Sudah dua jam berlatih Andra dan anak band laiinya telah mengulangi latihannya meski diantara mereka ada yang saling argumen, bertengkar, dan masih kurang komunikasinya. Melody yang melihatnya hanya menggelengkan kepala, dirinya harus ekstra sabar menyaksikan dan menginstruksi mereka agar berpenampilan baik.

"Jika kalian seperti ini terus kita tidak akan maju ke panggung atau menunjukkan ke publik" kesal Melody yang menggema diruangan ini membuat yang lain berhenti aktivitasnya dan terdiam.

Melody menghela nafas kasar dan menatap teman-temannya satu persatu. Ada yang mulai tampak lesu, lelah, ada yang saling argumen. Dengan selintas berpikir dia menyuruh mereka untuk menyudahi latihan hari ini dengan alasan sudah sore. Andra yang sedari tadi melatih vokalnya berkali-kali diulang karna tidak masuk atau tidak tepat dengan tempo dari gitar yang dimainkan oleh farel dan rifaldy.

Andra menghampiri Melody dia ingin mengajak gadis ini untuk membeli minum ke minimarket terdekat sekaligus ada yang ingin dia omongin. Dengan keringat yang bercucuran yang ditampilkan wajah Andra. Menoleh ketika Andra menepuk pundaknya sembari mengangkat alisnya bertanya apa.

Melody Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang