Melody 3

41 16 5
                                    


Kini andra telah memasuki kamarnya. Merebahkan ke kasur miliknya sambil merenggangkan ototnya yang rasanya pegal, sejenak andra memandang langit kamarnya. Dia teringat kejadian tadi siang dimana dan pertama kalinya andra dibuat bungkam oleh sosok gadis yang ia tak kenal.

"kurang ajar lo" bentak andra memegang pipi kirinya yang mungkin sudah merah akibat tamparan.

"kamu yang kurang ajar!" melody yang sudah naik pitam tak kalah keras dari bentakkan andra.

Bukan ia makin takut justru melody menjadi  berani menghadapi cowo the most wanted di sekolah barunya.

"kamu boleh hina aku karna bukan orang sini tapi kamu jangan hina mamah aku yang sudah disisi tuhan!" teriak melody histeris.

Andra terdiam dan tak bisa berkata apa-apa saat ini, karna malu sekaligus bersalah telah menghina orang yang telah tiada ikut terlibat akan perkataannya. Melody sudah tidak kuat berdiam diri dan berhadapan dengan cowo ini, lalu berlari meninggalkan andra seorang diri dan menaiki taksi online yang sempat pesen di ponsel sica.

"arrrgghhh sial" andra mengacak rambutnya frustasi dan berdiri dari kasur, menonjok dinding hingga tangannya biru memar. "lo gak boleh seperti tadi yang lemah didepan cewe dra" serak andra penuh penekanan.

Andra mengambil ponselnya didalam jaketnya dan menekan salah satu nomor telpon. Dipikirannya kini dia butuh sebotol minum dan hiburan untuk menjernihkan pikirannnya.

"beri tahu yang lain kumpul malam ini di tempat seperti biasa!"

***

Tin Tong

"haiiii"

"melodyyyyyyyyy"

Sambut sica dan arum dibalik pintu apartemen dengan gembira yang membawakan dua kotak makanan untuk ngemil dan sekantong plastik berisi minuman yang berada dimasing-masing tangan mereka.

Melody terkejut, dia mengira mereka akan mengunjunginya seminggu kemudian ternyata baru kenal dua hari? Tak bisa dibayangkan olehnya.

"mel lo gak mau nyuruh kita masuk?" tanya arum menyadarkan melamun dari pikirannya.

Yang mengejutkan bagi arum adalah teman konyolnya kini lebih dulu masuk tanpa permisi dari sang punya.

"ayo arum masuk" perintah melody dan arum geram terhadap sica yang kini hanya nyengir.

"ishhh lo" arum menoyorkan jidat sica dan sica meringis mengusap jidatnya.

"kalian bawa apa? Harum banget" tanya melody agar tidak ada keributan di apartemennya dari mereka yang akan mulai debat.

Arum menghampiri melody dan membuka sekotak makanan yang berisi martabak dengan harum yang tajam meminta untuk segera disantap.

"dan cola" seru sica mengangkat sebotol besar cola ke atas.

"tapi sica aku tidak suka minuman soda, sorry" pelan melody dengan tersenyum tipis merasa bersalah.

"yahhh gua yang sorry gak tahu kalo lo gak suka soda"

"yaudah sih ca kan kita berdua yang minum lo tuh yang jago minum soda sampai habis"

"benar juga ya, arum gue pinter" polos sica yang kini dengan siap arum akan menjitaknya.

Dengan cepat melody mengalihkan perhatian dan menghindari ribut mereka.

"sebaiknya kita sajikan martabak ini, karna wanginya tidak kuat ingin dimakan" nyengir melody dan mereka tertawa.

Melody Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang