MELODY 8

15 5 0
                                    

Tepat di akhir pekan ini yaitu sabtu. Dimana sekolah SMA Nusa Cendekia melakukan kegiatan bebas dalam waktu setengah hari, di kegiatan tersebut para siswa yang ikut ekstrakurikuler.

Berbeda dengan ketiga murid cantik ini yang tak lain adalah Sica, Arum dan Melody kini mereka sedang nongkrong dikantin sekolah dengan 3 gelas jus dan 2 mangkuk bakso untuk Sica sendiri habiskan.

Melody awalnya sempat mengeluh resah dia harusnya mengikuti klub musik termasuk Arum baru saja keluar dari rumah sakit sudah diajak kesekolah dijemput oleh Sica dengan alasan dia gabut dan minta kedua temannya ini untuk menemani dirinya saja yang tak ikut ekstrakurikuler tapi datang kesekolah?

“Kamu ya kalau makan kuat banget bakso sebesar itu dalam satu mangkok ada 3 ini udah mau habis dua mangkok nambah lagi?” tanya heran Melody menggelengkan kepala.

Sementara Arum meletakkan ponselnya dan mengaduk jus alpukat dengan sedikit menyedot akhirnya menghela nafas.

“Gitulah sica mel badan aja kecil kuat nampung asupan, tapi tuh pipi gak kuat jadi makin melebar” sinis Arum membuat aktivitas Sica terhenti menatap tajam ke Arum dan melempar potongan bakso tepat d jidat Arum.

Arum meringis dan mengelap jidatnya yang kuah saus bakso dengan tisu. “Gila lu ya! Makanan woi mubazir njirr”.

“Lu bisa gak sih gak usah sindir kelebihan akan wajah cantik gua ini” Percaya diri Sica yang enteng dan Melody menyaksikan saja tanpa bicara karna dia tahu Sica sedang kesal kepada Evan yang belum mengembalikan barang milik Sica.

Sica kembali mengunyah bakso dengan suapan terakhir dari mangkuk kedua kemudian mengambil mangkuk ketiganya dengan lahap seperti kesetanan.

“Biasa mel dia lagi PDKT sama Evan” sindir Arum membuat Sica sedang mengunyah bakso tersendat dan terbatuk-batuk.

Melody dan Arum terperangah dan menghampiri disamping Sica, Melody membantu Sica untuk minum sedangkan Arum terus memukul punggung Sica.

“Lu gak apapa ca?” khawatir Arum setelah Sica selesai minum.

“Sialan emang lu Arum kalo ngomong tuh jangan orang mau mati”.

Arum mendorong Sica dia serba salah akan temannya ini “yeee lu kalo makan jangan kesetanan juga kali, lagian lu ngapain berduaan dari kemarin, ngebucin bae”.

“Eh si mata empat noh bikin ulah terus sama gua”

“Siapa yang bikin ulah?” Tanya seorang laki-laki tepat dibelakang Sica, seketika Melody dan Arum menengok kebelakang kecuali Sica diam patung sejenak kemudian makan bakso kembali.

Evan menghampiri 3 cewek ini dan tetap menatap punggung Sica yang sibuk makan bakso.

Entah kenapa Evan terheran dengan Sica kemudian dia menatap Melody teman barunya itu harusnya mengikuti klub musik.

“Mel, lain kali kalo lu ada jadwal jangan ikutan bolos sama orang yang kerjanya ga faedah” ucap Evan dengan datar dan dngin ciri khasnya menyindir Sica gadis ini menggerutu sebal.

Evan kemudian pergi segera meninggalkan kantin, sebelum itu dia memberi aba-aba kepada Melody untuk ikut dan masuk ke klub musik.

“Maaf ya teman-teman, aku harus masuk” ucap Melody dengan rasa berat hati meninggalkan kedua temannya ini. Arum mengganguk mengerti memberi semangat sedangkan Sica hanya tersenyum, tapi tersenyum pasrah.

Setelah Melody pergi dan menhilang dari kantin Sica kemudian menggebrak meja sehingga kuah bakso dalam mangkuknya tumpah sedikit, dengan nafas menggebu-gebu dan berteriak membut penghuni kantin menatap aneh kepada Sica yang di anggap seperti orang gila.

Melody Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang