Bagian #9

0 0 0
                                        

"Katanya ada yang cemas banget gue di sini" Ucap Rendra lembut dengan sedikit senyuman.
"Hee apaan sih.. gak usah ke Pd an deh" sahut Viana sambil mengusap air matanya. Rendra mengambil tangan Viana "Vii gw seneng lu khawatir sama gw, udah gw gakpp kok. Kata dokter kaki gw cuman sedikit retak aja" Ucap Rendra sedikit menenangkan Viana.

"Ketauan ya?" Viana menghembuskan nafasnya "emang ya.. kesedihan itu gak bisa di sembunyiin" ucap Viana

"Lu itu temenan sama gue udah berapa tahun?, masa gue masih gak ngerti elu sih" ucap Rendra, Viana tertawa kecil
"Astaga gw lupa beliin lo buah ren" ucap Viana sambil menepuk jidadnya

"Hahah apaan sih... gak perlu Vi, lu ada di sini aja gw udah seneng banget. Maunya sih... lu udah dari tadi di sini" sahut Rendra.

"Sempet sempet nya ya lu gombalin gw" sahut Viana sambil tersenyum, tak lama kemudian Viana baru menyadari tangan nya masih di genggam tangan Rendra. Viana langsung menarik tangannya dari genggaman Rendra. "So sorry, gw ga sengaja" ucap Rendra dengan gerogi.
"Iyaa gpp santay aja ren" sahut Viana "ehh gw pulang dulu ya.. soalnya gw harus ngerjain PR dulu" ntar sore gue kesini lagi" ucap Viana sambil berkemas
"Owhh oke" sahut Rendra sambil mengangguk

Di perjalanan menuju pulang, Via merasa tidak enak hati meninggalkan Rendra sendirian di kamarnya. Rasanya seperti tidak tega untuk meninggalkan Rendra, padahal rasa cemas yang ada pada dirinya tanpa dia sadari itu adalah sebagian kecil bukti bahwa Viana mulai menyukai Rendra sahabatnya itu. Namun logika nya menolak keras bahwa dia tidak memiliki perasaan kepada Rendra.

Sesampai nya di rumah, Viana bergegas mandi dan segera mengerjakan PR nya. Belum juga selesai Viana langsung menutup PR nya dan bergegas kerumah sakit.
"BUNDA VIA KERUMAH SAKIT DULU YA!!" teriak Viana sambil berlari turun kebawah

"SIAPA YANG SAKIT!" Sahut teriak bunda, Viana langsung memutar kunci mobil dan menginjak pedegas seakan tidak tega membiarkan Rendra terlalu lama di tinggalkan sendirian  di rumah sakit.

Sebelum menujur kerumah sakit, Viana mampir ke mini market untuk membeli buah roti, dan susu.

Sesampainya di rumah sakit, ternyata sudah ada Didi dan Sindy yang sudah duluan berada di kamar Rendra. "Ehh eloo Sin" ucap Viana
"Nihh buah, bagus buat tulang, nihh juga susu bagus buat tulang lo, nihh rotii gandum bagus juga buat tulang lo" bawel Viana  sambil menyajikan buah dan susu untuk Rendra. "Nihh buruan di minum"

"Yang lembut dong Via, Nanti sahabat gw jomblo dari lahir ini nggak mau makan ututuuu  Hahahah" canda Didi sambil tertawa. Sindy pun ikut tertawa "hahaha"

"Judes banget si, bener tuh kata Didi. Jadi cewek yang lembut, jangan kayak preman"  sahut Rendra sambil mengambil susu yang ada di tangan Viana

Viana  memutar bola matanya ke atas "yaudah yaudah.." Viana mengulang kembali perkataannya "ini sayang, di minum yaa susunya" sahut Viana sambil tersenyum. Sayang  seperti yang di ucapkan Viana ke Rendra sudah sangat biasa jadi bahan bercandaan dengan Rendra.

Sindy menyahut "CIYEEEE"

"Nahh kan enak di dengar" sahut Didi kembali dan Rendra pun tersenyum. "Enak bener di panggil sayang gue di" sahut Rendra sambil mengalihkan bola matanya ke Didi

"Gausah ke GR an lo, gw cuman kasian sama lo pas Didi bilang jomblo dari lahir" sahut Viana yang masih berdiri di samping kasur Rendra.

"Ya gapapa, nanti juga sayang beneran kok" Sahut Didi kembali.

"Udahh ah dii" sahut Rendra
"Makasih ya Vii" ucap Rendra

"Iya sama sama" ucap Viana

"Btw... gimana men kaki lo?" Sahut Didi duduk santai di sofa

"Aman kok, besok juga gw udah bisa sekolah lagi" shut Rendra

Cekrek, terlihat Sindy memoto Rendra dan Viana yang masih berdiri di samping Rendra.

"Sinn ngapain lo" ucap Viana
"Palingan insta story" sahut Didi
"Update dulu... tenang Vi, Delon gw hide kok" sahut Sindy. Viana mengahampiri Sindy dan   langsung menarik tangan Sindy mengajaknya keluar "ikut gw"

"Eeehhhh tunggu dulu, ini belum selesai Viaaa"

Setelah Sindy dan Viana keluar, Didi langsung menghampiri Rendra. "Ehh malam kemarin knp lu gak datang ke party nya Rio"

"Tadinya mau kesana, ehh tiba-tiba bokap nyokap Viana ngajak gw makan malam"

"Lahh terus?? Lu mau" sahut Didi

"Ya iyalah, lu kayak ga tau gw aja, apalagi kalo udah bokap nyokap nya yang minta. Gw ga bisa nolak" sahut Rendra

"Yah sayang banget pdhl party malam td seru loh bray"

"Ya gpp, kebetulan malam td juga ada kejadian yang tak terduka" sahut Rendra dengan tatapan yang kosong kearah tembok.

"Maksuda lo?"

"Ya.. malam td Viana liat Delon secara langsung selingkuh"

"LO SERIUS REN!!!" Didi meninggikan suaranya, dan Rendra langsung menutup mulut Didi.

"Sttttt!!!" "Jangan keras-keras dii via di luar..." bisik Rendra.

Sementara itu Viana dan Sindy yang duduk di luar tepatnya di depan kamar Rendra.

"Sin.. gw minta lu gausah kasih kabar apapun lagi soal Delon ke gw" Viana sambil menatap Sindy.

Sindy Shock "kenapa lo putus lagi?" Tanya Sindy dan Viana mengangguk iya. "Iya"

"Pasti selingkuh lagi" rupanya Sindy sudah sangat hafal dengan hubungan Viana dan Delon. "Tapi gw yakin ga lama dia bakal ngemis ngemis lagi tuh minta maaf ke lo, terus lo mau maafin dia dan lagi lagi dan lagi balikan, gitu aja terus Vi sampe doraemon berubah jadi warna pink" ucap Sindy yang sudah sangat hafal dengan sahabatnya itu

Viana bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke depan taman sambil beridir di sana melipat kedua tangannya di atas perut nya" ngga.. gw ga mau lagi" sahut Viana sambil menatap ke arah taman.

"Vi... lo knp beru cerita sekarang sih ke gw?" Sahut Sindy

"Mana sempat sin, gw baru putus malam td, Sedangkan Rendra? Kecelakaan di sekolah. Mana sempat gw cerita di situasi sepanik itu" tegas Viana ke Sindy

"Owhh jadi ini alasan lo misalkan Delon ngajak balikan terus lo ga mau?" Ucap Sindy sambil menghampiri Viana


BERSAMBUNG.....

Aku Terpukau Senyumnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang