2

52 6 0
                                    

Senin adalah hari yang paling dibenci oleh anak-anak SMA pertiwi . Karena harus mengikuti upacara bendera, yang terbilang cukup lama. Ditambah lagi dengan pidato kepala sekolah yang sangat ter obsesi berbicara di depan umum.

''Weiihh, bay the way, ini upacara kapan kelarnya sih? Udah lumutan nih, kaki gue, berdiri hampir satu setengah jam,'' ucap Nabilla sambil menghalangi cahaya matahari yang menyinari wajahnya.

''Ya elah, Bil, mana gue tau. Kan bokap lo yang punya sekolah. Bilangin noh ke bokap lo, suruh pecat tu Kepsek!'' tutur Tasya dengan betenya.

''Kepala gue, udah, gak kuat, Bil,'' ucap Velicia sambil memegangi kepalanya.

''Aduh Vell, jangan pingsan dong! Terus yang bawa lo ke Uks siapa?'' tanya Vanda kepada Vellicia.

Brukk

Belum sempat, Vellicia menjawab pertanyaan Vanda, tubuh Vellicia sudah ambruk ke ke bawah.

Nabilla, Tasya dan Vanda yang melihat Vellicia pingsan sangatlah terkejut dan sekaligus panik. Yah seumur-umur mereka baru kali ini melihat Vellicia pingsan. Mereka bertinga, menggotong tubuh Vellicia, yang terbilang kecil ke UKS.

''Haduuh, ni bocah, kecil-kecil berat amat, njirr,'' tutur Nabilla sambil meletakkan, tubuh Vellicia di ranjang UKS.

***

Saat menuju kelas, kebetulan mereka bertiga melihat Maura yang berjalan sendirian. Tanpa basa-basi, Nabilla langsung saja menarik tangan Maura dengan kasar ke dalam gudang.

Tentu saja para antek-antek Nabilla tidak tinggal diam, mereka memegangi tangan Maura dengan kuat, sehingga Maura tidak dapat memberontak lagi.

Nabilla yang sudah sangat emosi, akibat ulah Maura, yang membuat wajah cantiknya menjadi bonyok. Langsung saja membalaskan dendamnya.

Prakkk

Tamparan keras mendarat di pipi Maura yang membuat Maura meringis kesakitan.

''Oh, sakit, yah? Itu yang gue rasain, saat lo ngeroyok gue kemaren,'' ucap Nabilla dengan emosi yang membara.


Praakkk

Satu tamparan lagi mendarat di pipi mulus Maura, sehingga ujung bibirnya mengeluarkan darah.

Tidak puas dengan itu, Nabilla langsung saja menjambak rambut Maura dengan kasar dan membuat banyak rambut Maura rontok.

''Eh, lo! Gue gak bakal tinggal diam ya, lo tunggu aja pembalasan dari gue!'' ucap Maura dengan emosi yang sudah tidak terkendali. Tapi apalah daya Maura, untuk berdiri pun susah.

Nabilla menyiram Maura dengan air bekas pel yang ia dapatkan diujung gudang, entah kapan terakhir dipakai juga kurang jelas.

Byurrr

''Rasain lo, mati aja sana!'' suruh Tasya yang tak kalah emosinya.
''Mampusss lo, mau gue tambahin lagi gak?'' tanya Nabilla dengan senyum puasnya.
''Jangan berani cuma keroyokan,'' timpal Vanda yang tertawa terbahak-bahak.
''Enak kan, bisa tidur-tidur di gudang,'' ucap Nabilla dengan santainya.

''Ayooo, Guysss, kita cabutt!'' timpal Nabilla yang sudah berjalan keluar gudang.

***

Sesampainya di rumah, Nabilla berjalan mengendap-ngendap ke dalam kamar Marion, entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu.

Saat berada didepan kamar Marion, Nabilla pun langsung membuka pintu kamar Marion dengan hatih-hati, karena Nabilla takut akan ketahuan oleh Marion.

Nabilla yang ingin mencuri buku Pr Matematika Rion, berjalan perlahan-lahan. Tanpa disadari oleh Nabilla, ternyata Marion sudah melihat keberadaan Nabilla yang kebetulan habis dari dapur.

Marion yang mencoba mengagetlan Nabilla dari belakang pun, ikut berjalan mengendap-ngendap di belakang Nabilla.

Setelah Nabilla berhasil mengambil buku Pr matematika Rion, Nabilla pun hendak balik kekamarnya, dan saat Nabilla ingin berputar kebelakang, Nabilla dikagetkan dengan keberadaan Marion yang berada belakang nya.

Nabilla yang tidak sengaja menginjak sampah cemilan pun, hampir terpeleset, jika tidak dipegangi oleh Marion.

''Bang, gue gak ngapa-ngapain ya dikamar lo, cuma mau ngeliat lo doang, udah tidur apa belom!'' Ucap Nabilla dengan wajah pucatnya.

Brukkk

Marion langsung membawa Nabilla jatuh ketempat tidurnya.

''Yakin, lo, cuma mau ngeliat gue doang? Gak ada yang lain? Itu yang lo pegang apaan?'' ujar Rion yang sedang menggoda Nabilla.

''Mana? Enggak ada kok Bang'' jawab Nabilla dengan gugupnya.

''Lo mau jujur, apa mau gue gelitikin?'' tanya Marion yang sudah senyum-senyum sendiri.

Satu...
Dua...
Tiga.....

''Amphuun Bang ahh, gue cum cumaa mau nyaaalin Pr maaa temaaa tikaaa lo doang aahhh, geli Bang,'' jujur Nabilla dengan tawanya yang hilang-hilang timbul.

Rion yang tidak mendengarkan Nabilla, masih asik menggelitiki Badan Nabilla. Tanpa Rion sadari, wajahnya sudah berjarak 5 cm dengan wajah Nabilla.

Satu detik...

Dua detikk....

Tiga detikk...

Nabilla, yang menyadari itu pun, langsung saja beranjak pergi dari kamar Marion, tanpa memperdulikan buku Pr Marion yang ia curi.

Jantung Nabilla yang berdebar-debar karena Marion pun, membuat Nabilla bingung. Kenapa jantungnya berdebar karena ulah Abang nya sendiri, apakah ia mempunyai perasaan kepada Abangnya yang tidak wajar? Hal itu terus saja terngiang-ngiang ditelinga Nabilla, tapi dia tidak terlalu ambil pusing.

Setelah Nabilla pergi dari kamar Marion, Nabilla pun ingat akan Pr matematika yang bekum ia kerjakan, sehingga dia mendatangi kamar Abangnya lagi.

''Bang, pinjamin gue Pr matematika lo dong'' ucap Nabilla sambil memperlihatkan wajah sok imutnya.

Marion yang masih melamun pun, tidak menyadari kedatangan Nabilla, yang langsung saja mengambil buku Pr nya.

''Bang, gue pinjam dulu yah,'' Teriak Nabilla ketelinga Marion, yang membuat Marion pun terkejut akan teriakan tersebut.

''Dasar, najis lo dek'' Teriak Marion dari balik pintunya.

***

''Bang. Tebengin gue kesekolah dong Bang,'' ucap Nabilla kepada Rion yang sedang menikmati sarapan paginya.

''Bang. Lo dengarin gue apa enggak sih Bang?'' tanya Nabilla sambil memperlihatkan wajah kesalnya.

''Iyah, iyaah, bawel bangat sih lo jadi adek. Untung sayang kalo enggak udah gue buang lo dari kecil,'' ucap Rion dengan wajah datarnya.

***

Saat sampai disekolah, Rion tidak sengaja menabrak Vanda febyola, sahabat Nabilla, sampai tejatuh kelantai. Rion, yang melihat hal itu cuma tertawa terbahak-bahak.

''Hahahhahhaa, Inceees Vandaa, teman adek gue, ngapain lo duduk dilantai? Gak ada kursi lo dirumah?'' tanya Marion sambil tertawa terbahak-bahak.

''Apaan sih lo yon, bantuin gue kek. Masa incesss jatoh gak lo tolongin,'' Ucap Vanda dengan tampang sok imutnya, padahal gak ada imut-imutnya.

''Maaf yah gue sibuk,'' Ucap rion yng langsung melongos pergi tanpa memperdulikan Vanda yang terjatuh karena ulahnya.

The Queen of the CruelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang