Hari ini ada adalah hari keberangkatan Nabilla ke Kota Padang. Yang diantar oleh seluruh anggota keluarganya, dengan raut kesedihan Nabilla berpamitan kepada papinya.
''Pii! Seriusan Papi gak mau nyabut hukuman Billa?'' tanya Nabilla dengan wajah memelasnya.
''Enggak Bill! Ini semua demi kebaikan kamu,'' ucap Indra sambil mengelus-ngelus kepala Nabilla.
''Demi kebaikan Billa yang mana sih Pi? Orang Nabilla menderita kek begini! Emang Papi gak bakal rindu yah sama Billa?'' tanya Nabilla dengan rengekannya.
Belum sempat papi menjawab pertanyaan Nabilla, dengan berat hati Nabilla harus meninggalkan keluarganya menuju pesawat. Karena waktu keberangkatan sudah tiba.
'' Ya udah Pi, Mami, Bang Rion, Billa pergi dulu yah'' ucap Nabilla sambil berjalan manarik kopernya.
***
Sesampainya dirumah, Marion langsung saja menemui Papinya untuk membicarakan keputusan Papi.
''Pi! Kenapa harus Padang sih Pi? Papi tau kan, disana Nabilla diperlakukan secara tidak pantas?'' tutur Marion yang agak emosi kepada papinya.
''Ya. Papi tau, itu semua demi kebaikan Nabilla,'' jawab papi, kemudian meninggalkan Marion sendirian.
***
Nabilla menatap nanar pintu rumah neneknya yang tidak terlalu besar tersebut.
''Dan, disinilah gue berada sekarang. Di tempat yang paling gue benci, tempat yang paling gue hindari. Disinilah gue ngerasain hal yang yang paling buruk gue alamin,'' gumam Nabilla.
''Assalamu'alaikum,'' ucap Nabilla kemudian mengetuk pintu rumah neneknya.
''Wa'alaikumussalam. Eh Nabilla! Bilo tibo nak? Kok ndak agiah kaba Nenek? Bia nenek suruah Taro yang jampuik,'' ucap Nenek panjang lebar dengan bahasa Padang.
''Ndak baa do nek, Nabilla kan alah sampai disiko,'' jawab Nabilla kemudian berjalan masuk kedalam kamar lamanya. Nabilla yang baru 2 tahun di jakarta, masih sangat mengingat bahasa kota kelahirannya itu.
Sesampainya didalam kamarnya, Nabilla kemudian melihat-lihat seisi kamarnya yang masih terlihar rapi dan terawat.
''Tidak berubah,'' gumam Nabilla.
Nabilla mengeluarkan ponsel dari dalam kantong celana levisnya. Kemudian ia mencari kontak Maminya.
Tut tut tut....
''Halo Mi! Nabilla udah nyampe ni di Padang!'' Nabilla mengabarkan Maminya.
''Syukur deh kalo gitu, kamu baik-baik yah disana. Jangan nakal, soalnya gak ada Mami disana. Oh iyaa, salam yah buat nenek disana'' Maminya terkekeh dari seberang sana.
''Udah dulu yah Mi! Nabilla pengen istirahat, capek soalnya,'' Nabilla kemudian mematikan sambungan telfon tersebut.
''Dari pada gue bosan disini, mending gue kabarin Cindy sama Rima, kalo gue udah nyampe Padang,'' ucap Nabilla yang langsung mencari kontak Cindy melalui Watsapp nya.
Nostalgia😂🌸❤
Wei gue udah
nyampe Padang
nie! 08:00CindyDwi_
Seriusan lu bil?
Gak bohong kan? 08:02Rimaeyenie
Wacana forever weii 08:03Seriusan gue
gak Boong! 08:05CindyDwi_
Trans mart kuy? 08:07Rimaeyenie
2 08:08Sherly
3 08:09Yurie
4 08:095 08:12
Read***
Rumah nenek Nabilla bersebelahan dengan rumah Akbar. Yah dia seseorang yang selalu Nabilla perhatikan selama masa SMP nya.
Seseorang yang selalu ia ceritakan kepada teman-temannyan dan orang yang selalu membuat dirinya bersemangat pergi sekolah.
Nabilla sudah sangat lama menyimpan rasa kepada Akbar, walau akhirnya Nabilla harus merelakan Akbar bersama Lhatifa.Nabilla hanya menatap nanar rumah Akbar dari balkon rumah neneknya. Nabilla sangat berharap akan bertemu kembali dengan akbar, dan sesaat kemudian terdengarlah suara pintu terbuka dari seberang jalan.
Brakk
Seseorang keluar dari rumah yang sedari tadi ditatap oleh Nabilla. Yah siapa lagi kalau bukan pemilik rumah alias my firs love Nabilla.
Akbar sangat terkejut saat melihat seseorang buruk rupa yang pernah memberikan surat cinta di masa SMP kepadanya, yang kini berubah menjadi cantik seperti model majala remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen of the Cruel
Romance''Pokoknya gue mau lo jadi pacar gue!'' ucap Nabilla dengan bangganya. ''Ogah gue sama Mak Lampir kayak lo,'' ucap Rangga dengan tatapan intensnya. *) The Queen Bulliying. Yah itu julukan gue. Nama gue Nabilla Putri...